Thomas dan Uber Cup

Tim Thomas Lolos ke Final Setelah Singkirkan Korea Selatan, Tantang Denmark atau Malaysia

Tim Indonesia melaju ke final Thomas Cup setelah unggul 3 - 1 atas Korea Selatan. Indonesia menunggu Malaysia atas Denmark di final

(badmintonindonesia.org)
Pasangan pebulutangkis Indonesia Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi (badmintonindonesia.org) 

TRIBUNKALTIM.CO - Tim beregu bulutangkis Indonesia melaju ke babak final Thomas Cup yang berlangsung di Kunshan Sport Center, Tiongkok, Jumat (20/5/2016) sore waktu setempat. Indonesia unggul 3 - 1, dan akan menunggu pemenang antara Malaysia vs Denmark yang akan bertanding, Jumat sore. Waktu Tiongkok sama dengan Waktu Indonesia Tengah (Wita).

Pasangan Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi memastikan kemenangan regu Indonesia.

Dua kenenangan lainnya telah diperoleh ganda Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, dan Anthony Sinisuka Ginting. Sedangkan pebulutangkis tunggal Jonatan Christie yang tampil pada laga pembuka, kalah pada semifinal.

Inilah pertandingan selengkapnya babak semifinal antara tim Thomas Indonesia kontra Korea Selatan

THOMAS INDONESIA: Ganda Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi menjadi penentu kemenangan tim Thomas Indonesia atas ganda Hong Kong, Law Cheuk Him/Yeung Shing Cho, dua set langsung 21-16 dan 21-14. (badmintonindonesia.org)

BACA JUGA: Indonesia Tantang Korea atau Tiongkok di Semifinal Thomas Cup usai Jonatan dkk Tekuk Hong Kong

Jonatan Christie Bertanding di Bawah Penampilan Terbaik

 Pebulutangkis Indonesia Jonatan Christie (badmintonindonesia.org)

Bertanding sebagai partai pembuka, Jonatan Christie gagal menyumbang angka pertama untuk tim Thomas Indonesia.

Skuad Merah-Putih pada awal tertinggal 0-1 atas Korea pada babak semifinal Piala Thomas 2016. Poin pertama Korea disumbangkan Son Wan Ho setelah mengalahkan Jonatan dengan skor 21-10, 21-16.

Jonatan tak tampil pada permainan terbaiknya pada gim pertama. Penampilan Jonatan begitu berbeda dibanding penampilan-penampilan sebelumnya, termasuk pada perempatfinal, biasanya begitu percaya diri melancarkan serangan-serangan tajamnya.

Pada pertandingan yang berlangsung di Kunshan Sport Center, sebagaimana dilaporkan badmintonindonesia.org, Jonatan banyak ragu-ragu, bahkan pukulan yang seharusnya tak sulit dikembalikan, gagal dikembalikan dengan baik.

BACA JUGA: Dipaksa Main Tiga Set, Ihsan Akhirnya Sempurnakan Kemenangan Indonesia atas India 5-0

“Kurang puas dengan penampilan hari ini, saya minta maaf karena saya belum bisa menyumbang poin untuk tim Indonesia. Dari sini saya belajar kalau melawan pemain top 10 dunia memang nggak gampang. Kalau kayak Hu Yun (Hong Kong), masih naik turun, tetapi kalau yang di 10 besar dunia ini sudah stabil, nggak gampang dimatiin dan mereka nggak gampang buat salah sendiri. Mungkin Son lebih percaya diri karena kemarin bisa mengalahkan Chen Long (Tiongkok),” ujar Jonatan setelah laga.

“Saya masih kalah dari segi kematangan dan ketenangan, kapan harus menyerang dan sabar dulu, saya akui masih kalah jauh dari Son. Jadi tunggal pertama sebetulnya ngga bikin tegang, saya sudah merencanakan untuk bermain sabar, tapi di lapangan malah beda hasilnya, malah buru-buru ingin mematikan lawan,” jelas Jonatan.

Kalah di gim pertama, Jonatan mencoba untuk bangkit di gim kedua. Ia bermain lebih sabar dan mengurangi kesalahan-kesalahan sendiri seperti yang banyak dilakukannya di game pertama.

Son yang lebih berpengalaman pun bisa meladeni permainan Jonatan. Begitu ada kesempatan, Son langsung menghujankan smash kerasnya ke arah Jonatan.

“Son memang menunggu serangan saya, beberapa kali ada bola tanggung, saya smash dan dia bisa mengembalikan dengan baik. Habis itu sayanya yang malah nggak bisa balikin lagi. Di game kedua saya coba ngadu bola depan, waktu kedudukan 12-15, Son mengubah strategi, balik lagi saya nggak bisa ngatur lagi,” beber Jonatan.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved