Napi Kabur

Aneh, Kamera Lapas Mendadak Mati Saat Aco Kabur

Dugaan ada pihak lain yang membantu kaburnya kedua terpidana gembong narkoba Amiruddin bin Rahman (38) alias Aco bersama Rustam effendi.

TRIBUN KALTIM / GANJAR
Grafis kaburnya Amirudin Aco dari lapas Balikpapan, Selasa (18/11/2014) 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Dugaan ada pihak lain yang membantu kaburnya kedua terpidana gembong narkoba Amiruddin bin Rahman (38) alias Aco bersama Rustam effendi ini dibenarkan oleh Kepala Lapas Balikpapan, Edy Hardoyo Bc IP. Karena melihat tangga buatan yang masih tertinggal di tembok lapas, ada orang yang sengaja melempar dan mengaitkan tangga tersebut ke dinding lapas.

"Pasti ada orang luar yang bantu dia. Karena tangga tersebut dikaitkan dari luar lapas, bukan dari dalam.  Dugaan keterlibatan petugas lapas, sedang kami selidiki. Saat kami secara internal sedang melakukan pemeriksaan pada delapan petugas yang berjaga semalam," kata Edy, Selasa (19//11/2014). (Baca juga: Inilah Upaya Gembong Narkoba Aco Kabur dari Lapas Balikpapan).

Informasi yang dihimpun mengatakan,  di kamar Rustam tempat plafon dijebol terdapat kursi yang ditumpuk-tumpuk hingga menjadi alat keduanya untuk memanjat ke plafon kamar sel. Selain itu, ada pula gergaji yang diduga untuk menjebol plafon yang terbuat dari kayu papan. "Bukan. Alat yang ditemukan tang," kata Edy.

Kejanggalan lainnya, petugas pos penjagaan yang bertugas di pos menara blok isolasi, tidak mengetahui upaya keduanya untuk kabur. Padahal, posisi pos tepat di atas sel Rustam dan pandangan lurus ke enam kamar sel isolasi.

"Petugas pos menara ada. Tapi saat kejadian, entah lagi apa. Katanya ke bawah. Apa buang air atau lagi apa," ujar Edy.
Anehnya lagi, 16 kamera CCTV yang menyasar beberapa sudut lapas mengalami gangguan menjelang kejadian. Saat diputar ulang, CCTV tidak bisa menayangkan pergerakan kedua napi itu.

 "Tadi kita coba putar ulang, tapi kok pas jam 1 dini hari itu, CCTV yang menyorot ke ruang antara dinding sel dengan dinding terakhir mengalami gangguan. Pagi harinya, baru bisa kembali. Jadi pas kejadian itu saja gangguannya," aku Edy.

Peristiwa kaburnya Aco dan Rustam sudah dilaporkan pula ke Polres Balikpapan. Pihak Lapas Balikpapan langsung berkoordinasi dengan berbagai pihak, untuk melakukan pencarian. Selain itu, juga berkoordinasi dengan kepolisian di Polres Bandara Soekarno Hatta, untuk mendeteksi siapa tahu yang bersangkutan ke luar kota.

"Pokoknya kita berkoordinasi ke semua lingkup. Lapas se Indonesia dan kepolisian untuk melakukan pencarian," ujar Edy.

Edy menjelaskan, saat kejadian ada delapan orang petugas yang menjaga. Sebenarnya ada satu petugas yang cuti, tetapi diganti staf yang lainnya. "Ada delapan orang yang diperiksa oleh tim dari kami. Selanjutnya dikroscek oleh Kanwil baru dilaporkan ke pusat," kata Edy.

Menurutnya, hukuman yang akan diberikan tergantung dari tingkat kesalahan. Namun, tanggungjawab tetap berada di pundak Kalapas. "Kami juga sudah panggil ibunya. Tetapi bilang tidak tahu soal ini," katanya.

Edy mengungkapkan, di selasar tergeletak galah atau tongkat dari besi berwarna biru abu-abu. Tongkat itulah yang menurutnya dipakai untuk melompati dinding setinggi empat meter. Selain tongkat, terdapat pula barang bukti berupa tangga yang dibuat dari potongan kayu dan tali jemuran berwarna orange. Pantauan Tribun, tangga tersebut terdiri dari 11 rangkaian anak tangga dari kayu.

"Tangga tersebut ujungnya ada jangkarnya. Kemungkinan dilempar dari luar. Soal ini, lagi diperiksa oleh pihak kepolisian. Masih dipelajari bukti-buktinya," katanya.

Seorang warga RT 41/14 kelurahan Gn Bahagia mengatakan, melihat tali tangga sejak jam 07.00 pagi. "Saya melihat tali itu tadi pagi, tidak mendengar suara-suara juga," kata wanita yang tinggal persis dibelakang Lapas itu. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved