Berita Unik
Suami Pukuli Istri Gara-gara tak Bisa Copot Gaun Pengantin
SEORANG wanita, pengantin baru menjadi korban penganiayaan brutal oleh suami pada malam pengantin, gara-gara tidak bisa melepas gaunnya.
SEORANG wanita, pengantin baru menjadi korban penganiayaan brutal oleh suami pada malam pengantin, gara-gara tidak bisa melepas gaunnya. Amy Dawson 'terjepit' gaunnya beberapa jam karena tali simpul pengikat gaunnya tak bisa dilepas.
Gavin Golightly menikahi Dawson dalam sebuah upacara romantis di County Durham pada bulan Agustus 2014 silam. Karena gaun tak bisa dilepas, perempuan berusia 22 tahun itu minta tolong kepada suami barunya untuk membantu keluar dari gaun putih yang dikenakannya.
Golightly, 29, mengatakan ia berada di bawah pengaruh obat-obatan dan tidak bisa mengingat kejadian itu tapi mengaku bersalah atas serangan itu dalam persidangan di pengadilan Peterlee Magistrates Court, seperti ditulis situs dailymail.co.uk, Senin (16/2).
Dawson mengatakan serangan itu begitu parah, malah dia pikir tindakan itu akan membunuhnya, "Ia mengecam saya pada malam pernikahan itu. Saya saya pikir saya akan mati. Aku sangat ketakutan. Dia tampak seperti akan membunuhku."
"Akhirnya, saya melarikan diri dan menemui porter hotel. Dia yang menelepon polisi. Itu adalah hari yang indah, dan aku sangat terpukul karena berakhir dengan cara itu. Ini adalah perayaan besar penuh kekeluargaan, saya pikir itu akan menjadi awal yang segar bagi kehidupan kami kelak."
Penikahan itu dilaksanakan di Gereja St Mary di West Rainton, lalu pasangan itu mengadakan resepsi mereka di dekat Royal Station. Sesaat sebelum 01:00, pasangan masuk ke kamar hotel tempat Dawson untuk berganti pakaian.
"Pada 12:55, keesokan harinya, mereka pergi ke kamar mereka, yang dia dibantu ke kamar oleh poter hotel," kata jaksa Sarah Traynor.
'Terdakwa kemudian mencoba untuk menanggalkan gaun yang dekankan Dawson. namun terdakwa menolak menanggalkan baju istri itu. Terdakwa malah melompat dari kursinya, mendekati Dawson dan mendorongnya keras.
"Dia kemudian duduk di atas tubuhnya dan mulai memukulnya menggunakan kepalan tinjunya. Dia bangkit lalu meninggalkan ruangan. Tampaknya bahwa terdakwa kemudian kembali ke kamar. Terdakwa mengatakan dia tidak ingat peristiwa itu, karena baru saja meinum minuman keras." Dawson menderita luka di atas alis kirinya dan memar-memar di wajah dan daerah dadanya.
Dawson menambahkan bahwa suaminya itu berubah perilaku secara dramatis, sejak dia hamil delapan bulan setelah hubungan mereka mulai. "Ketika saya pertama kali bertemu Gavin, dia itu sangat mesra. Aku tidak bisa menyalahkan dia. Dia peduli dan mencintai, dan ketika saya hamil kami senang."
"Aku hamil delapan bulan, tapi sejak saat itu Gavin menjadi pemberang dan kasar! Saya seperti seperti berjalan di atas kulit telur." kata Dawson yang mengajukan gugatan cerai kepada suaminya.
Golightly dari Sunderland, mengaku bersalah atas serangan yang menyebabkan kerugian fisik bagi istrinya dalam di sidang pengadilan bulan lalu. Ia divonis untuk kerja sosial untuk masyarakat, dan dicegah berhubungan dengan istrinya. Tetapi si istri menyatakan bahwa hukuman itu terlalu ringan.
"Kerja sosial terlalu lembut. Kalau vonis penahanan membuat saya puas. Dia tak berarti apa-apa bagi saya sekarang. "
Ketua Pengandilan Paul Elliott kepada Golightly mengatakan: 'Kau tahu bahwa tuntutan penahanan adalah hukuman yang tepat, karena ini serangan serius. Tapi karena Anda mengaku bersalah dan bertindak sopan, maka dikenai hukuman kerja sosial selama 24 bulan di bawah pengawasan."
Hakim juga memerintahkan denda sebesar £ 200 sebagai kompensasi, ditambah biaya pengobatan £ 85 dan £ 60 biaya tambahan untuk korban. (dailymial.co.ul/ priyo suwarno)