Menunggu Yaman Damai, Belasan Mahasiswa Pulang Kampung ke Bulungan

Siang itu, dua belas mahasiswa asal Bulungan yang bersekolah di negara Yaman mengunjungi rumah dinas Bupati Bulungan di Jalan Jelarai, Kecama

Penulis: Budi Susilo |
TRIBUN KALTIM/BUDI SUSILO
Mahasiswa asal Bulungan yang belajar di Yaman silaturahmi ke Bupati Bulungan. Mereka pulang karena kondisi Yaman yang berbahaya. 

TRIBUNKALIM.CO, TANJUNG SELOR – Siang itu, sebanyak dua belas mahasiswa asal Bulungan yang bersekolah di negara Yaman mengunjungi rumah dinas Bupati Bulungan di Jalan Jelarai, Kecamatan Tanjung Selor, Sabtu (25/4/2015).

Kedatangan mereka semua ke rumah dinas Bupati untuk silaturahmi sambil menunggu situasi dan kondisi di Yaman kembali pulih dari kekacauan dalam negerinya.

Mereka semua adalah penerima beasiswa studi ke Yaman dari Pemerintah Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

“Saya pulang dulu ke Bulungan. Sambil tunggu situasi aman baru kembali lagi tempuh studi di Yaman,” ujar Ahmad Yani (22), yang merupakan satu di antara mahasiswa Yaman asal Bulungan ini.

Baca juga: Menlu RI: KBRI Yaman Bukan Target Serangan

Dia sempat mengungkapkan, kala di negara Yaman sedang berkecampuk, dirinya sengaja menghindari konflik tersebut dengan kabur menuju negara Oman untuk mencari perlindungan.

“Saya langsung pergi lewat jalur darat,” tutur Ahmad, di rumah dinas Bupati Bulungan.

Kala itu, dirinya kabur memakai kendaraan bus menuju ke negara Oman. Sebelum naik bus, dirinya sudah menahan rasa sabar yang besar, sebab bus yang dinantinya tidak kunjung datang, sangat susah mencari kendaraan umum.

“Saya sudah menunggu lama sekali. Saya baru dapat bus sekitar 30 jam kemudian. Maklum konflik di ibukota Yaman memang membuat keadaan jadi tidak menentu,” ujarnya.

Baca juga: Yaman Kritik Pangeran Saudi yang Hadiahkan Mobil Mewah untuk Pilot Pengebom

Dia ingat betul, perjalanan dari Yaman ke Oman membutuhkan waktu hingga 16 jam. “Saat tiba di Oman, saya langsung naik pesawat, pulang ke Indonesia, menuju Kota Jakarta,” ungkapnya.

Akibat konflik yang menyeramkan itu, keadaan Yaman sudah tidak lagi nyaman dan aman untuk ditempati.

Keputusan kampusnya pun meliburkan semua kegiatan perkuliahan. “Dimana-mana ada bom. Tidak hanya di pusat ibukota, di kota-kota lainnya juga ada bom. Kita semua juga perlu mawas diri biar tidak jadi korban,” ujar Ahmad.

Menurutnya, alasan dia bersama teman-temannya yang lain dari Bulungan Indonesia menghindari ‘perang’ Yaman itu karena tidak ada kaitannya dengan konflik tersebut, lebih baik mengambil sikap netral.

"Orangtua kami di Indonesia sangat khawatir. Kami disuruh untuk pulang. Ya, sebagai anak, kami lebih menuruti perintah orangtua,” tutur Ahmad. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved