Bayi Penderita Bocor Jantung

Keluarga Gadai Motor untuk Biaya Operasi Raihan, Itu Pun tak Cukup

Raihan adalah bayi berusia 21 bulan asal Desa Api-api, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Dirinya saat ini menjalani perawatan di Balikpapan.

TRIBUN KALTIM / ANJAS PRATAMA
Raihan, balita menderita bocor jantung 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Raihan duduk diam di atas tempat tidur ruang Flamboyan 6, Kamar B, RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, Kalimantan Timur pada Sabtu (16/5/2015).

Sesekali disedotnya susu dalam botol yang dibuat oleh ibunya, Ratnasari. Tangan kanannya dibalut perban infus. Ibunya diam saja, ditemani neneknya, Sutiyem.

"Tumben dia diam. Biasanya jika didatangi suster atau dokter, dia ngamuk meraung dan nangis. Dia sepertinya trauma karena terlalu lama dirawat,” ucap Ratnasari pelan.

Raihan adalah bayi berusia 21 bulan asal Desa Api-api, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Dirinya saat ini menjalani perawatan di Balikpapan.

Dokter telah mendiagnosis adanya kebocoran jantung sejak Raihan berumur 1 bulan 6 hari. Keluarga sampai saat ini belum melakukan operasi karena kurangnya dana.

“Kami di sini sudah empat minggu. Menjalani perawatan, tetapi ya jika ingin sembuh harus dirujuk ke Jakarta untuk operasi. Sementara, untuk dana, kami tak bisa berbuat banyak, bapaknya hanya seorang penjual aren di Penajam,” kata Ratnasari.

Kedua pasangan suami istri, Kusnadi dan Ratnasari ini memang kelimpungan. Diminta berangkat ke Jakarta pada Rabu depan, mereka nekat menggadaikan motor satu-satunya yang mereka punya.

BACA juga: Ratnasari 4 Bulan Merawat Bayinya Mengidap Kebocoran Jantung

Itupun tetap tak cukup. Hanya Rp 5 juta uang yang mereka berhasil kumpulkan, sementara biaya berobat jauh berkali-kali lipat dari itu.

"Sementara ini, Raihan hanya kami beri obat dan terapi menggunakan laser. Tetapi itu hanya mengurangi rasa sakit. Jika ingin sembuh, memang harus diopeasi,” ucap neneknya, Sutiyem.

Keluarga bukan tanpa usaha. Berkali-kali sang ayah, Kusnadi harus bolak-balik Penajam-Balikpapan untuk mencari uang dan menengok anaknya tersebut.

“Bapaknya cari uang di sana (Penajam). Kumpulkan gula aren di kebun, lalu dijual. Ke sini kadang lima hari sekali. Bawa uang kadang Rp 200.000, Rp 100.000, saya kumpulkan saja uangnya,” jelas Ratnasari.

Keluarga ini berencana akan pergi ke Jakarta tujuan RS Harapan Kita meskipun dengan dana yang jauh dari kata cukup.

“Nanti dicari-cari, mas. Yang penting saya niatkan dulu ke sana, agar Raihan bisa sembuh. Syukur-syukur jika ada yang mau membantu,” lanjut Ratnasari.

TribunKaltim.co mencoba mencari tahu kisaran biaya operasi tersebut. Staf Humas RS Restu Ibu di Balikpapan, Shinta, mengungkapkan secara detail.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved