Copa Amerika

Lima Fakta Emosional yang Mengotori Karier Gemilang Neymar

“Kami memperlakukan mereka sebagai pria yang harus bisa membuat keputusan. Kami tidak menginginkan bocah di sini, hanya pria,” ujar Carlos Dunga

AFP PHOTO
Neymar dan Carlos Bacca mendapatkan kartu merah seusai laga Brasil vs Kolombia, Rabu (17/6/2015). 

 TRIBUNKALTIM.CO - Tim nasional sepakbola Brasil berhasil lolos ke babak perempatfinal Copa Amerika, setelah menundukkan Venezuela, 2 - 1, Senin (22/6/2015) Wita. Walaupun demikian, tim asuhan Carlos Dunga tersebut belum dapat menyembunyikan kehilangan akan striker subur sekaligus kapten tim, Neymar.

Penyerang klub Barcelona berusia 23 tahun itu mendapat kartu merah dalam laga penyisihan grup Copa America, Kamis (18/6/2015). Wasit memberikan hukuman itu karena dia menandukkan kepala kepada stopper Kolombia Jeison Murillo setelah peluit tanda laga usai berbunyi.

AFP PHOTO/OZAN KOSE
Penyerang Timnas Brasil, Neymar, merayakan gol yang diciptakannya ke gawang Turki pada laga persahabatan, Rabu atau Kamis (13/11/2014) dini hari WIB.

Kemudian, Neymar menunggu wasit Enrique Osses di lorong pemain untuk mengumpatnya dengan kata-kata kasar.

Komisi Disiplin Conmebol (Federasi Sepak Bola Amerika Selatan) melakukan penyelidikan lanjutan dan memutuskan memberikan larangan bermain selama empat partai plus denda senilai 10 ribu dollar Amerika Serikat (133,2 juta rupiah) kepada Neymar.

 
AFP PHOTO
James Rodriguez membisiki Neymar usai pertandingan antara Brasil dan Kolombia, Rabu (17/6/2015).

BACA JUGA: Neymar Kena Denda Rp 110 Juta dan Absen 4 Laga Copa America 2015

Skorsing satu laga merupakan efek dari kartu kuning kedua yang diterima Neymar sepanjang Copa America 2015 di partai melawan Kolombia (17/6/2015).

Sementara tambahan skorsing tiga partai plus denda dipicu oleh insiden penyerang Barcelona itu dengan Jeison Murillo serta Carlos Bacca. Neymar mendapatkan kartu merah usai dirinya menanduk Murillo dan terlibat perseteruan dengan Bacca.

Bacca dikenai larangan tampil selama dua laga. Laporan pertandingan yang ditulis wasit Enrique Osses menjadi jawaban kenapa durasi hukuman buat Neymar lebih panjang.

BACA JUGA: Tak Terima Kalah, Neymar Tabrak Wasit

Osses melaporkan Neymar menantinya di lorong menuju ruang ganti guna meneriakkan umpatan.

“Anda ingin menjadi terkenal dengan mengeluarkan saya, anak pelacur?” tulis Osses dalam laporannya soal insiden dengan Neymar.

Partisipasi Neymar di Copa America 2015 pun berakhir prematur. Ia tak akan bisa merumput sekalipun Brasil melaju sampai final.

“Kami memperlakukan mereka sebagai pria yang harus bisa membuat keputusan. Kami tidak menginginkan bocah di sini, hanya pria,” ujar pelatih Brasil, Carlos Dunga, kala dirinya dijejali pertanyaan terkait apakah Neymar Jr. bakal tetap bergabung bersama tim atau tidak seiring skorsing yang melilit sang penyerang.

BACA JUGA: Brasil Kerap Tragis Tanpa Neymar: Saatnya Pemain Figuran Unjuk Gigi

 Menilik perangai Neymar di laga melawan Kolombia, ia jelas bukanlah figur pria yang dicari Dunga. Neymar masih sosok “bocah” yang arogan dan mudah terprovokasi. Waktu empat tahun tampaknya belum cukup mendewasakan pemain binaan Santos tersebut.

Banyak orang memaklumi kala Neymar terlibat percekcokan dengan pelatih Venezuela, Cesar Farias, di Copa America 2011. Saat itu, Neymar baru berumur 19 tahun dan belum mengenal disiplin ala sepak bola Eropa. Namun, kini pada usia 23 tahun, ia tak banyak berubah.

Neymar tampak belum bisa menerima risiko berperan sebagai protagonis tim. Alhasil, emosi Neymar kerap tak terkontrol kala lawan menggunakan cara kasar buat mematikannya.

Bukan hanya lawan yang menjadi sasaran kemarahan Neymar. Pada musim lalu pelatih Barcelona, Luis Enrique, berulangkali menjadi saksi akan ulah kekanak-kanakan Neymar. Neymar dalam beberapa kesempatan terlihat bersungut-sungut kala ditarik keluar oleh Enrique.

Inilah lima fakta tindakan emosional Neymar di sepanjang kariernya.

1) Fase Grup Copa America 2015

Neymar menyulut kontroversi dengan menyepak bola ke arah Pablo Armero. Ia lantas menanduk Jeison Murillo, berkonfrontasi dengan Carlos Bacca, dan mengumpat kepada wasit Enrique Osses.

Semua dia dijatuhi sanksi satu kali tidak bisa tampil. Belakangan, Komisi disiplin Conmebol (Federasi Sepak Bola Amerika Selatan) mengadakan penyelidikan, dan memutuskan larangan bermain empat partai dan denda 10 ribu dollar Amerika Serikat (133,2 juta rupiah). Neymar takkan bermain lagi di Copa Amerika 2015.

“Jika saya berada di stadion, saya akan mencopot sepatu hak tinggi saya dan melemparkannya pada Neymar,” kata Ibunda Bacca, Eloisa Ahumada.

2) Final Copa del Rey 2014/15

Pusat permasalahan adalah gerakan lambretta (menjepit bola dengan kaki, lalu melayangkannya dengan dengan tumit atau kaki bagian dalam) yang dilakukan Neymar.

Pemain-pemain Bilbao beranggapan bahwa atraksi Neymar itu tak menunjukkan rasa respek.

3) 16 Besar Copa del Rey 2014/15

Neymar hampir saja beradu pukul dengan Fernando Torres saat keduanya memasuki ruang ganti pada jeda babak.

“Sebagai pemain hebat ia seharusnya menjadi contoh,” kata Torres.

4) Final Copa del Rey 2013/14

Amarah Neymar tersulut oleh gerakan ofensif Fabio Coentrao yang seakan-akan hendak mencakar. Striker asal Brasil itu membalas dengan membenturkan kepalanya ke arah Coentrao.

Rekan setim Coentrao Pepe, lantas mencengkeram leher Neymar dari belakang. Ketiganya mendapatkan kartu kuning dari wasit Mateu Lahoz.

5) Fase Grup Copa America 2011

Pelatih Venezuela, Cesar Farias, kala itu marah lantaran Neymar tak membuang bola kala salah satu anak asuhnya terkapar cedera.

Farias dan Neymar terlibat perkelahian di lorong menuju ruang ganti. Konon, Farias mengatakan bahwa Neymar tak pantas dilabeli harga mahal oleh Santos. Kala itu, Neymar memang masih berkiprah di liga Brasil bersama klub berjulukan O Peixe (Si Ikan) tersebut. (Harian Bola/Juara.net/Sem Sinungging)

Update berita menarik, unik dan eksklusif dengan like Facebook TRIBUNKALTIM.CO dan follow @tribunkaltim

Sumber: Bola
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved