KPK
Dua Dosen dari Balikpapan Lolos Seleksi Calon Pimpinan KPK
Sembilan Srikandi yang menggawangi Panitia Seleksi (Pansel) Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah mengumumkan 194 dari 611 nama
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Sembilan Srikandi yang menggawangi Panitia Seleksi (Pansel) Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah mengumumkan 194 dari 611 nama yang lolos seleksi administrasi.
Dari 194 nama tersebut, dua wakil Balikpapan, yakni Piatur Pangaribuan dan Ermansyah Djaja dari Universitas Balikpapan lolos seleksi. Peserta yang lolos berhak mengikuti seleksi tahap selanjutnya.
Keputusan menetapkan nama-nama yang lolos seleksi tahap awal itu diambil setelah Pansel KPK menggelar rapat pleno. Pansel melakukan dua hal dalam seleksi tersebut, yakni verifikasi kelengkapan dokumen dan ketepatan kualifikasi, serta kompetensi pendaftar yang dianggap cocok menjadi pimpinan KPK.
BACA JUGA: Mari, Komentari 194 Calon Pimpinan KPK yang Lolos Tahap Awal

Dari 194 orang yang lolos seleksi tahap awal, 23 di antaranya perempuan dan 171 orang lainnya laki-laki. Para pendaftar mewakili hampir semua kota atau provinsi di Indonesia. Adapun dari latar belakang profesi, 46 pendaftar merupakan advokat, 31 orang dari swasta/BUMN, 28 orang dosen, 23 penegak hukum (kepolisian, jaksa, dan hakim), 10 orang auditor, 4 orang dari internal KPK, dan lainnya.
Doktor Piatur Pangaribuan saat dihubungi Tribun Kaltim, tadi malam mengaku sudah mendengar dirinya lolos dari 611 peserta capim KPK. Piatur merasa yakin lolos seleksi tahap pertama.
"Sebelumnya saya sudah yakin lolos tahap awal. Namun untuk langkah berikutnya saya pun harus menyiapkan diri saat akan ke Jakarta dalam tes tahap ke II," ujarnya.

Dia akan berangkat ke Jakarta sehari sebelum presentasi. Menurutnya korupsi di Indonesia sudah mendarah daging bahkan seluruh lembaga di Indonesia terdapat oknum yang melakukan tindak pidana korupsi. Dalam mencegahnya tindak korupsi merajalela, Piatur mengambil langkah komunikasi terhadap lembaga-lembaga yang menjadi titik rawan tindak pidana korupsi.
BACA JUGA: 194 Pendaftar Lolos Seleksi Awal Termasuk Johan budi
Sementara, Dr Ermansjah Djaja SH Msi, Direktur Pascasarjana Universitas Tridarma Balikpapan mengaku tidak kaget mengetahui hasil seleksi administrasi Timsel KPK. "Saya sudah tahu, buat saya perjuangan ini masih panjang, saya hanya melakukan yang terbaik untuk hasil saya serahkan kepada Allah SWT," katanya.

Tak ada persiapan khusus yang dilakukan Ermasjah. Dia hanya mengikuti persyaratan yang sudah ditentukan. Mendaftar pimpinan KPK adalah Kewajiban sebagai anak bangsa yang tidak bisa terus menerus melihat negara dirusak korupsi.
Ermansjah Djaja kali ketiga mengikuti seleksi calon pimpinan KPK. Pertama mengikuti seleksi bersaamaan penjaringan Antasari Azhar, tahun 2007. Dia gagal. Kemudian ikut seleksi bersamaan dengan Busyro Muqoddas, menggantikan Antasari, tahun 2010. Namun dia mengundurkan diri.
Ermansjah juga pernah mengikuti seleksi calon anggota Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) tahun 2011, dan tidak berhasil.
Ermansjah pernah bermasalah dengan KPK. Gara-garanya, buku karangannya berjudul ”Memberantas Korupsi Bersama Komisi Pemberantasan Korupsi” kajian yuridis normatif UU No 31 Tahun 1999 jo UU No 20 Tahun 2001 versi UU No 30 Tahun 2002.
Ermansjah mencantumkan lambang KPK pada bukunya untuk tujuan komersil. KPK pun lalu menyomasi Ermansjah agar tak memakai lambang KPK. KPK keberatan karena menemukan oknum yang menjual buku-buku ini seharga Rp 500 ribu ke BUMN. (*)