Liputan Khusus
Tolong Jangan Digusur, Budiman Menggantungkan Hidupnya Pada Pasar Malam
Budiman mengaku sudah setahun lamanya berjualan pakaian di pasar malam setelah tak lagi bekerja di sebuah perusahaan kayu di kawasan Barong Tongkok.
Mengenai perekonomian yang sedang turun ternyata juga dirasakan oleh Budiman, biasanya dalam seminggu dapat peroleh omzet hingga Rp 2 juta perminggu, saat ini untuk dapat Rp 1 juta sudah termasuk lumayan.
"Sepi sekali tahun ini, tak jarang tiap jualan tidak ada pembeli satupun," ujarnya.
Bila membandingkan penghasilannya bekerja di perusahaan kayu sebelumnya dengan saat ini menjadi pedagang pakaian, diakui sangat jauh menurun. Tetapi Budiman mensyukuri semua kondisi yang dijalani saat ini.
"Ambil positifnya saja, kalau sekarang walaupun kecil tapi setiap hari bisa kumpul dengan keluarga dirumah," katanya.
Mengenai status pasar malam yang tak memiliki izin oleh pemerintah dan dapat sewaktu-waktu ditertibkan Budiman mengaku tak paham.
Ia berharap Pemerintah tak melarang sebab bagi pedagang dengan modal kecil seperti dirinya keberadaan pasar malam sangat berarti.
"Saya berharap bisa terus ada pasar malam sebab biaya yang dikeluarkan lebih terjangkau kita pedagang dengan modal kecil yang tak bisa sewa kios," katanya.
Ditambah lagi situasi perekonomian yang sedang turun, jangan sampai kebijakan dari pemerintah malah membuat masyarakat semakin sulit mencari nafkah.
"Seperti sekarang, walaupun barang yang kita jual murah, tetapi kalau orang tak punya kerjaan dan penghasilan, tetap saja tak sanggup untuk membeli," pungkasnya. (*)
*** UPDATE berita eksklusif, terkini, unik dan menarik dari Kalimantan.
Like fan page fb TribunKaltim.co
dan follow twitter @tribunkaltim