Wanita Hebat di Medan Tempur

VIDEO- Deilar, Perempuan Prajurit Tempur Kurdi yang Paling Ditakuti ISIS

ETNIS Kurdi di wilayah Afghanistan dan Irak Utara mempunyai pasukan tempur Peshmerga didukung penuh sayap tempur kaum perempuan yang gagah berani.

Mariam Al-Mansouri/nbcnews.com
Inilah perempuan-perempuan suku Kurdi yang masuk dalam pasukan Peshmerga. Mereka paling ditakuti oleh kelompok ISIS. 

"Tentara wanita Peshmerga berperang di garis depan bersama pasukan pria melawan ISIS di Kirkuk, Daquq, Jalawla dan Khanaqin. Selain bertempur, para wanita juga menyiapkan perangkat dan kebutuhan militer," kata Letkol Lamiah Mohammed Qadir, salah satu pemimpin resimen tentara wanita Kurdi saat bertugas di Jalawla, sekitar 150 kilometer timur Baqubah, ibukota Diyala, Irak, dikutip dari Al-Monitor (11/8).

Qadir melanjutkan, selain Kanj Khamis, sejauh ini tidak ada korban tewas dari pasukan wanita Kurdi walaupun berada di garis depan. Pasalnya menurut dia, pos militer wanita tidak mendapatkan serangan gencar dari ISIS, berbeda dengan pos tentara pria.

getty image/AFP
Di tengah-tengah pertempuan dan berada di garis depan pertempuran perempuan Kurdi yang tergabung dalam Peshmerga, masih sempat selfie.

"Tidak perlu memulai konfrontasi langsung dengan ISIS. Namun, tentara wanita tetap siaga untuk serangan mendadak, karena mereka memiliki latar belakang militer di pertempuran sebelumnya, termasuk perang pembebasan Irak tahun 2003, belum lagi perang melawan kelompok Ansar al-Sunna di Halabja tahun 2002," ujar Qadir.

Menurut Qadir, untuk bergabung pasukannya wanita Kurdi memang tidak perlu punya pendidikan tertentu, namun kebanyakan yang melamar adalah lulusan universitas, institut atau SMP, dan tidak jarang dari akademi militer. "Tidak ada tentara yang buta huruf di kesatuan kami," lanjut Qadir sambil menenteng senapan.

Latihan harian dimulai pada pukul 6 pagi setiap hari selama satu jam, lalu dilanjutkan dengan pendidikan teori, politik, militer dan budaya, lalu sisanya untuk bertugas. Mereka dilatih untuk piawai menggunakan senapan kelas berat, sedang dan ringan.

Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompoknya punya keahlian menguasai satu jenis senjata, seperti senapan sniper, otomatis, RPG dan lainnya. Latihan ini dilakukan di sekolah militer atau lokasi khusus. Sementara latihan musiman dilakukan bersama tentara pria.

"Kami sekarang ada di medan perang, saya telah menikah dan memiliki seorang putri yang saya tinggalkan dengan orangtua untuk berperang melawan ekstremis. Saya senang menjalankan tugas nasional saya mempertahankan Kurdistan," kata Shakhwan.(priyo suwarno)

***

  Follow  @tribunkaltim Tonton Video Youtube TribunKaltim


Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved