Traveling

Teluk Kiluan Tempat Atraksi Lumba-lumba di Habitat Aslinya

Namun bagi anda yang hendak menuju ke Kiluan, lokasi ini perlu dicermati secara khusus. Sebab akses jalan hot mix yang dibangun oleh pemerintah

Editor: Martinus Wikan
Linda Patimasang
Aksi lumba-lumba hidung botol di Teluk Kiluan di Kabupaten Tanggamus, Lampung. 

Keramahan warga setempat yang biasa menjumpai wisatawan segera menyambut setibanya anda di Teluk Kiluan. Kala itu, Tribun yang menumpang rombongan cara turing PI-One tanpa banyak basa-basi langsung segera merapat ke perahu jukung yang disiapkan panbitia untuk berburu lumba-lumba.

Tur lumba-lumba memang menjadi satu daya tarik Ekowisata Teluk Kiluan hingga saat ini diluar snorkeling.

Uniknya, perahu jukung, adalah satu-satunya transportasi yang dapat anda gunakan dengan biaya sewa Rp 300.000 sekali jalan.

Perahu kecil dengan sayap di kanan kiri berpenggerak motor berkecepatan 20 kilomoter yang akan membelah lautan lepas dan antarkan anda menyaksikan lumba- lumba di habitat aslinya.

Parahnya, saat Tribun dtaang ke Kiluan cuaca sedang tidak bersahabat.

Meski jam ditangan sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi, matahari tak berdaya untuk muncul ke singgasana miliknya.

Awan mendung begitu tebal menyelimuti sekitar. Satu dua kali petir menyambar menambah kengerian. Tapi menurut pemilik jukung, waktu-waktu seperti ini adalh saat yang pas melihat lumba-lumba.

Rayuan itu cukup menenangkan hati atas gelapnya situasi kala itu.

Sayang, di tengah lautan lepas, tantangan lain segera datang. Hujan mulai turun disertai dengan laut yang mulai bergejolak.

Ombak satu hingga dua meter mengombang-ambing perahu kayu. Sungguh suasana yang menegerikan, mengingat posisi kapal sudah jauh dari bibir pantai.

Syukurnya, ombak yang dinilai tidak ganas bagi pemilik perahu yang kami naiki hanya berlangsung sekitar 20 menit. Sepuluh menit berikutnya perjalanan kembali tenang. Kanan kiri hanya laut biru yang mengelilingi perahu.

Hingga tiba saatnya, sang pemiliki perahu mengatakan kami telah berada di spot terbaik lumba-lumba.

Kala itu ada 15 kapal yang berada di tengah lautan lepas menanti dengan cemas kemunculan lumba- lumba khas Kiluan. 5 menit, 10 menit, 15 menit. Sejuah ini hanya laut biru yang kami temui.

Namun salah satu kapal mendadak heboh dan berteriak. Mereka histeris dengan kemunculan sekawanan lumba-lumba yang berenang dan melesat di sisi perahu. Inilah yang kami dan wisatawan lainnya nantikan. Melihat Lumba-lumba di habitat aslinya.

Perjalanan jauh dan akses jalan yang ekstrim terbayar lunas dengan pengalaman melihat lumba-lumba.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved