Traveling

Berpetualang Menyusuri 7 Gua Sambil Belajar di Museum Kars Wonogiri

Di antaranya, replika dinding Gua endokars Leang Lea di Sulawesi Selatan yang dihiasi gambar telapak tangan manusia serta lukisan binatang sebagai

Editor: Martinus Wikan
Tribun Jateng/Rika Irawati
Museum Kart di Wonosari 

TRIBUNKALTIM.CO - Liburan namun tetap memeroleh ilmu baru selalu didapat saat berkunjung ke museum. Tak terkecuali, saat datang ke Museum Kars Indonesia.

Museum ini terletak di Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri.

Keberadaannya memang belum terlalu populer.

Apalagi, lokasinya yang cukup jauh dari pusat kota Wonogiri, sekitar 40 Km atau satu jam perjalanan menggunakan kendaraan umum.

Bangunan museum terlihat unik dengan bentuk limas.

Letaknya di lembah. Meski dikelilingi pepohonan, suasana panas tetap terasa.

Pasalnya, museum ini berada di kawasan pegunungan kapur.

Namun, suasan tersebut segera berganti sejuk ketika memasuki bangunan utama museum.

Setelah mengisi buku tamu, perjalanan menjelajah museum pun dimulai.

Menurut papan petunjuk yang ada, destinasi pertama diberi label Kars untuk Ilmu Pengetahuan.

Ruangan di lantai satu ini menampilkan

museum
Pengunjung menikmati keindahan dalam Gua Tembus. (Tribun Jateng/Rika Irawati)

panel poster tentang terjadinya batu gamping dan kars, peta penyebaran batuan karbonat dan tipe-tipe kars di Indonesia.

Simak juga berita lainnya:

VIDEO –Inilah Binatang Yang Berteriak Seperti Manusia

VIDEO – Supir Mobil Double Cabin Tertindih Kontainer di Jalan Tanjakan

VIDEO – Perampok Dirobohkan Korbannya di Mesin ATM

Ada juga peragaan koleksi museum, di antaranya pembentukan koral batu karang, staklatit (batangan kapur di langit-langit gua dengan ujung meruncing ke bawah) dan staklamit (batangan kapur yang muncul dari dasar gua dan berbentuk sedikit runcing).

Ada pula fosil koral yang telah dihaluskan dan dibentuk menyerupai batu akik.

Di lantai utama ini juga terdapat bebatuan atau replika kars yang didatangkan dari seluruh Indonesia.

Di antaranya, replika dinding

museum
Souvenir batu akik yang bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh. (Tribun Jateng/Rika Irawati)

Gua endokars Leang Lea di Sulawesi Selatan yang dihiasi gambar telapak tangan manusia serta lukisan binatang sebagai bukti gua tersebut pernah menjadi tempat tinggal manusia pra-sejarah.

Replika Gua endokars merupakan ujung akhir dari ruang Kars untuk Pengetahuan.

Selanjutnya, pengunjung di arahkan turun ke lantai dasar, ke ruangan Kars untuk Kehidupan.

Di ruangan ini, terdapat miniatur kawasan kars di Taman Nasional Bantimurung, miniatur penambangan batu kapur, dan koleksi flora serta fauna di kawasan kars.

"Beberapa fauna yang hidup di kawasan kars di antaranya kelelawar, kupu-kupu dan capung. Warnanya tidak seperti yang ada di daratan pada umumnya, warna kupu lebih banyak yang cokelat pucat atau putih. Sementara capung berwarna merah," ungkap Dian Puspita, guide di Museum Kars Indonesia

Dian mengatakan, selain melihat koleksi bebatuan kars, diorama serta replika, pengunjung juga bisa melihat film dokumenter tentang kars serta geologi.

"Ada 11 judul film yang bisa dipilih yang menceritakan tentang kars. Semua tersedia di aula di lantai dua," imbuh dia.

Dian menambahkan, museum yang berada di atas lahan seluas 24,6 hektar tersebut berada di kawasan kars Pegunungan Sewu.

"Kars Pegunungan Sewu itu membentang dari kawasan Parangtritis, Yogyakarta, sampai Pacitan, Jawa Timur. Khusus di Wonogiri, kars melewati wilayah Pracimantoro, Eromoko, Parang Gupito, Giri Tontro dan Giri Woyo," ujarnya.

museum
Pengunjung melihat koleksi dan informasi tentang kars di Indonesia. (Tribun Jateng/Rika Irawati)

Sebelum pintu keluar, terdapat stan souvenir.

Di sini, pengelola meseum menjual cinderamata berupa batu akik dan kaus.

Harganya bervariasi, mulai Rp 10.000 hingga ratusan ribu.

Museum Kars Indonesia buka Senin-Kamis pukul 08.30-15.30 WIB dan Sabtu-Minggu pukul 08.30-15.30 WIB.

"Hari libur, kami tetap buka. Tutup hanya hari Jumat," kata Dian.

Menikmati koleksi dan menyerap informasi di Museum Kars Indonesia memang gratis.

Hanya saja, untuk masuk kawasan museum, pengunjung harus membayar tiket Rp 3.000 per orang untuk hari Senin-Sabtu dan Rp 4.000 per orang untuk hari Minggu.

Sementara, biaya masuk kendaraan besar seperti bus dipatok Rp 10 ribu, mini bus Rp 5.000, mobil Rp 3.000 dan motor Rp 1.000.

"Memang, masuk museum gratis. Kalau masuk kawasan wisata ini membayar retribusi karena pengelolaannya beda. Museum ini dibangun dan dikelola Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sementara retribusi dan kawasan wisata di luar museum dikelola Pemkab Wonogiri," ujar Dian.

Selain museum, di kawasan Museum Kars ada tujuh gua yang bisa dijelajahi.

Yang paling terkenal, Gua Tembus. Gua ini berada tepat di samping loket masuk Kawasan Museum Kars.

Gua ini tak begitu panjang, hanya sekitar 100 meter. Seperti namanya, Gua Tembus memiliki dua ujung yang saling terhubung alias tembus.

Tak butuh peralatan lengkap untuk masuk gua ini. Selain memiliki ruangan yang cukup lebar, Gua Tembus termasuk gua mati. Staklatit yang ada tak lagi tumbuh karena tidak mengalirkan air.

Pemkab Wonogiri yang merupakan pengelola gua-gua yang ada juga telah menempatkan lampu di beberapa titik gua.

Menikmati keindahan Gua Tembus pun bisa dilakukan sambil selfie atau groufie.

"Cukup indah. Saya yang takut susur gua, ternyata bisa menikmati keindahan di dalam Gua Tembus ini," ungkap Hanifah, pengunjung Kawasan Museum Kars asal Boyolali.

Selain Gua Tembus, ada Gua Gilap, Gua Potro-Bunder, Gua Mrica dan gua Sonya Ruri.

"Dua gua lagi bisa digunakan sebagai wisata petualangan, yakni Gua Sodong dan Gua Luweng Sapen. Staklatit di gua-gua ini masih aktif dan berkembang. Namun, peralatan harus membawa sendiri dan sebaiknya ada anggota tim yang benar-benar profesional karena khusus gua ini belum dikelola resmi," ujar seorang petugas dari Dinas Pariwisata Pemkab Wonogiri.

Di kawasan Museum Kars juga terdapat Pura sebagai tempat ibadah.

Ke depan, kawasan ini dikembangkan sebagai kawasan wisata terpadu yang juga menyediakan tempat-tempat ibadah bagi berbagai pemeluk agama.

Anda yang ingin berkunjung ke kawasan Museum Kars Indonesia bisa mengarahkan kendaraan pribadi dari pusat Kota Wonogiri ke Pracimantoro.

Sesampai di terminal Pracimantoro, Anda cukup berbelok ke kanan mengikuti jalan utama hingga sampai kawasan wisata kars.

Sementara, jika ingin menjelajah menggunakan kendaraan umum, Anda bisa memulai perjalanan dari Solo ke Wonogiri naik Kereta Batara Kresna dengan tarif Rp 4.000 per orang.

Sesampai di Stasiun Wonogiri, Anda bisa berjalan kaki ke tempat pemberhentian bus jurusan Solo-Pracimantoro dengan tarif Rp 10 ribu.

Atau, naik bus Solo-Pracimantoro dengan tarif Rp 20 ribu per orang. Perjalanan dilanjutkan menggunakan ojek Rp 15 ribu per orang (tarif November 2015).

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rika Irawati

***

UPDATE berita eksklusif, terkini, unik dan menarik dari Kalimantan. Like fb TribunKaltim.co  Follow  @tribunkaltim Tonton Video Youtube TribunKaltim

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved