Lingkungan

Dua Jenis Buaya Langka Ditemukan di Danau Suwi

Spesies buaya Supit (Tomistoma scheillius) dan buaya Siamensis (Siamese Crocodile), dua jenis buaya yang terbilang langka.

Tribunnews.com
Ilustrasi - Buaya 

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Spesies buaya Supit (Tomistoma scheillius) dan buaya Siamensis (Siamese Crocodile), dua jenis buaya yang terbilang langka, baru-baru ini ditemukan Yayasan Konservasi Khatulistiwa Indonesia di Kabupaten Kutai Timur. Tepatnya di Danau Suwi, Kecamatan Muara Ancalong dan Long Mesangat.

Penemuan buaya spesies langka tersebut dipaparkan oleh Monica Kusneti dari Yayasan Konservasi Khatulistiwa Indonesia di ruang Damar, Gedung Serba Guna Pemkab Kutim, Kamis (19/11/2015).

"Kedua jenis buaya langka ini, ditemukan di Danau Suwi di Kecamatan Muara Ancalong dan Long Mesangat. Spesiesnya cukup langka. Hanya ada di beberapa tempat di dunia. Bahkan di Thailand, Vietnam, Kamboja dan Malaysia yang masih terdapat habitat berbagai spesies buaya, dianggap telah punah secara lokal," kata Monica Kusneti.

Untuk jumlah populasi hidup di Danau Suwi, kabupaten Kutai Timur, kata Monica, hingga kini masih dalam penelitian.

Baca: Asmiatun Senang Bisa Melihat Buaya dan Gajah di Satu Lokasi ...

Jasad dua ekor buaya raksasa dari Kalimantan Timur sedang dipamerkan di pameran Sei Makaham di Bentara Budaya Jakarta, 7 sampai 16 November 2014. Kedua ekor buaya muara, monster Sangatta itu pernah menggegerkan masyarakat Kaltim pada tahun 1996 karena telah memangsa dua manusia, seorang di antaranya wanita hamil 7 bulan. (DOK. TRIBUNNEWS.COM)

"Kedua spesies buaya ini dikenal tidak agresif seperti buaya muara (Crocodylus porosus) dan makanannya hanya ikan. Namun jika lahan basah dan danau tempat habitat kedua buaya ini terganggu oleh kegiatan manusia, seperti pembukaan lahan dan perkebunan kelapa sawit. Tidak menutup kemungkinan kedua reptil ini juga bisa agresif," ungkap Monica.

Karena, dari hasil penelitian timnya, menurut Monica, lahan basah di kedua kecamatan di Kutim yang menjadi habitat buaya langka itu, sudah ada yang berganti menjadi perkebunan kelapa sawit.

Ia berharap, Pemkab Kutim dapat memberikan kebijakan akan alih fungsi lahan basah yang ada, agar tidak mengganggu habitat buaya langka ini.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kutai Timur Ence Ahmad Rafiddin Rizal, mengatakan kedua spesies buaya langka ini ditemukan di wilayah selatan dan utara Long Mesangat yang berdekatan dengan Muara Ancalong.

Bahkan dari penelitian di tahun 2012 lalu, untuk ukuran hingga 1 meter hidup sekitar 50 ekor buaya.

Baca: Folder Sangatta Bagus untuk Rekreasi, Asal Aman dari Buaya ...

"Dari daftar satwa, kedua spesies buaya ini masuk dalam daftar terancam punah. Bahkan di daerah asalnya yakni Thailand, habitat ini sudah dianggap punah secara lokal. Begitupun di beberapa negara di Asia lainnya. Di Indonesia khususnya Kecamatan Muara Ancalong dan Long Mesangat Kabupaten Kutai Timur, kedua spesies ini ditemukan masih ada," kata Rizal.

Pemerintah Kutim melalui BLH Kutim, kata Rizal, telah berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan UPT Kehutanan Samarinda.

Untuk memasukkan wilayah lahan basah Danau Suwi yang ada Kecamatan Muara Ancalong dan Long Mesangat, menjadi kawasan esensial. Atau kawasan konservasi yang pengelolaannya di luar kawasan hutan atau APL.

Agar habitat kedua satwa langka ini dapat terjamin kealamian, serta juga melindungi satwa lainnya seperti biyuku, bekantan dan ikan belida yang juga terancam punah. (*)

***

  Follow  @tribunkaltim Tonton Video Youtube TribunKaltim

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved