Piala Jenderal Sudirman

Duel Pendekar Minang, Mitra Kukar Vs Semen Padang

Tapi lebih dari itu, laga ini sebenarnya adalah duel Pendekar Minang dalam adu strategi bermain.

TRIBUNNEWS/HERUDIN
Jelang final PJS, Mitra Kukar latihan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Sabtu (23/1/2016). 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Laga puncak Indonesian Championship Jenderal Sudirman Cup yang mempertemukan Mitra Kukar dengan Semen Padang tidak sekadar ajang pembuktian tim mana yang lebih kuat.

Tapi lebih dari itu, laga ini sebenarnya adalah duel Pendekar Minang dalam adu strategi bermain.

Pelatih Naga Mekes Jafri Sastra dan pelatih Semen Padang Nil Maizar adalah putra asli Tanah Minang. Keduanya lahir di Payakumbuh, namun beda generasi.

Jafri yang lebih senior tampil di Perserikatan, sedangkan Nil maizar yang 5 tahun lebih muda tampil di Galatama.

Partai final yang akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (24/1/2016), sejatinya adalah adu strategi perang dua pendekar Minang.

Melihat perjalanan Mitra Kukar sejak kompetisi digelar, banyak yang meragukan tim ini bisa melaju ke partai final. Apalagi persiapan mereka tergolong singkat. Jumlah pemain pun berkurang, dari semula 29 pemain yang mengikuti Piala Presiden, berkurang hingga menjadi 23 pemain.

Baca: Mitra Kukar Uji Coba Lapangan GBK

Waktu berlatih sangatlah mepet karena seminggu jelang kompetisi digelar, banyak pemain yang belum mengikuti latihan. Bahkan pemain Brasil, Rodrigo Ost Dos Santos baru bisa bergabung di hari H pertandingan pertama.

Jafri pun menyiasatinya dengan menyisipkan latihan teknik dan strategi tambahan saat masa rehat antar pertandingan.

Ia pun mengakui sejak kompetisi digelar dirinya beberapa kali menerapkan strategi negatif football. Setelah unggul maka akan memilih bertahan.

"Alhamdulillah, ini semua berkat kerja keras seluruh pemain dan dukungan tim," kata Jafri.

Di partai final nanti, Jafri menjamin permainan Naga Mekes akan lebih baik. Ia menjanjikan Zulkifli cs akan tampil agresif, menyerang sejak peluit dibunyikan. Masa rehat setelah semifinal kemarin dimanfaatkan Mitra Kukar untuk memulihkan kondisi dan berlatih strategi di Batu, Jawa Timur.

Sabtu (23/1/2016) pagi, tim Mitra Kukar mendapat kesempatan uji coba lapangan stadion utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Anak asuhan Jafri Sastra tersebut berlatih untuk terakhir kalinya sebelum melakoni partai final.

"Pagi ini kita latihan sekaligus uji coba lapangan. Materinya seperti biasa, untuk menjaga stamina, teknik dan melatih finishing pemain seperti shooting dan heading," kata Jafri.

Para pemain tampak begitu semangat berlatih. Dua pemain yang absen saat final, Abdul Gamal dan Bayu Pradana juga ikut bersama rekannya.

Baca: Jafri Sastra Buka Rahasia Membungkam Arema Cronus dan Lolos ke Final Piala Jenderal Sudirman

Di laga ini, mantan pelatih Semen Padang ini juga yakin banyak orang Padang akan memberikan dukungan. "Meski saya tidak membela Semen Padang tapi kan saya orang asli Padang. Kalau tidak didukung langsung ya minimal dengan doa," ucap bapak dua putri ini.

Pada laga ini Jafri Sastra menginstruksikan pemainnya untuk tampil menyerang sejak menit awal pertandingan. Ia sangat yakin skuat muda yang dimilikinya mampu mengatasi Semen Padang.

Apalagi empat pemain utama Mitra Kukar sedang tumbuh ranum. Shahar Ginanjar di bawah mistar gawang baru memasuki usia matang 25 tahun. Dari 16 tendangan penalti yang dihadapinya, mantan pemain Persib Bandung ini sukses memblok 12 tendangan.

Kemudian ada Rizky Pellu (23 tahun), Patrick Dos Santos Cruz (22 tahun) dan Rudolof Yanto Basna yang belum genap berusia 21 tahun.

Meski muda, mereka telah membuktikan bahwa ketiganya layak diberikan kepercayaan masuk dalam tim inti.

"Sejak menit awal saya minta mereka bermain terbuka dan tampil menyerang. Kita akan menekan mereka sepanjang pertandingan," ujar Jafri, yang pernah melatih Semen Padang ini.

Ia pun telah mempelajari permainan Semen Padang. Apalagi sebelumny kedua tim sudah pernah bertemu dua kali dalam turnamen ini. Pada laga penyisihan di Bali, Naga Mekes mengalahkan Kabau Sirah lewat adu penalti, namun dibalas saat pertemuan babak 8 besar di Solo.

Di laga ini sebenarnya Mitra sangat diunggulkan. Namun meski menguasai jalannya pertandingan, Zulkifli cs justru takluk 1-2.

Tapi laga ini tentu berbeda dengan laga sebelumnya, karena Naga Mekes akan tampil ngotot demi mencetak sejarah. "Kita sudah pelajari kesalahan kemarin dan ini tidak akan terulang lagi. Kita akan tampil habis-habisan," ujar Jafri.

Baca: Tahan Dua Tendangan Penalti, Shahar Ginanjar jadi Pahlawan Mitra Kukar ke Final

Kontrol Emosi
Sementara pelatih Semen Padang Nil Maizar juga percaya diri mampu mengatasi permainan Mitra Kukar. Ditemui seusai latihan kemarin pagi, Nil mengatakan kondisi pemain siap 100 persen.

Kehilangan Hendra Adi Bayau akibat akumulasi kartu tidak menjadi persoalan buat Kabau Sirah karena masih banyak pengganti. Komposisi pemain yang merata membuat Nil yakin memenangkan pertandingan. Ia pun mengaku sudah mengetahui kelemahan Naga Mekes.

"Saya sudah tahu kelemahan mereka, kita juga punya video rekaman pertandingan mereka. Meskipun kita tahu mereka juga punya rekaman pertandingan dan pelajari kelemahan kita. Saya yakin anak-anak bisa mengalahkan mereka," ujar Nil singkat.

Disinggung soal kedekatannya dengan Jafri Sastra, Nil mengaku berkawan baik dengan seniornya itu. "Tapi ini pertandingan, masing-masing dari kita ingin memberikan yang terbaik," ujarnya.

Sejak turnamen digelar, Semen Padang dikenal sebagai tim yang agresif. Memuncaknya tensi laga dipastikan akan mendorong adrenalin pemain "Kabau Sirah" berada di titik tertinggi.

Kalau sudah begini, kontrol emosi menjadi kunci krusial jika tidak ingin performa tim pincang di tengah jalan.

Melihat catatan pelanggaran tim Semen Padang memang lebih dominan. Total, tim asal Bukit Indarung itu telah mengoleksi 34 kartu kuning dan empat kartu merah dari sembilan kali tampil.

Dengan kata lain ada kecenderungan 3,7 kartu kuning yang diterima dalam setiap laga.

Baca: Dramatis, Mitra Kukar Melaju ke Final Usai Taklukkan Arema Lewat Adu Penalti

Oleh karena itu para mengelola mental dan emosi pemain wajib dilakukan agar catatan buruk ini tidak berlanjut di partai puncak akhir pekan ini.

Sejauh ini Vendry Mofu menjadi kolektor kartu terbanyak dengan catatan 5 kartu kuning dan 2 kartu merah. Dalam hal ini, sektor lapangan tengah menanggung beban paling tinggi.

Selain Mofu, gelandang lain yang mengoleksi kartu lebih dari satu adalah gelandang Hendra Adi Bayauw dengan 4 kartu kuning dan 1 kartu merah. Bayau dipastikan absen di final, karena warisan kartu merah yang diterimanya di semifinal leg kedua.

Beruntung masa hukuman Mofu sudah rampung dan siap tampil bersama Nur Iskandar di lapangan tengah.

Meskipun diisi pemain pengganti, bisa dipastikan laga ini bakal berlangsung ketat. Di partai puncak, seluruh pemain akan tampil habis-habisan. "Kita datang ke sini untuk perang. Tidak ada alasan untuk main-main," ujar Nil Maizar.

Nil juga mengingatkan pemainnya untuk tampil disiplin dalam menjaga lawan, terutama barisan belakang. "Mereka punya pemain asing bagus, dan ada pemain timnas Zulkifli Syukur di sana," katanya. (*)

dan Klik Saja Follow @tribunkaltim serta Tonton Video Youtube TribunKaltim

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved