Tambang Batu Bara Longsor
Dikira Plastik, Basarnas Temukan Satu Korban Longsor Mengambang
"Teman-teman rescue melakukan penyelaman, ternyata dugaan sementara unit itu adalah truk HD, karena salah satu kru sempat memegang ban," imbuhnya.
Penulis: tribunkaltim |
Laporan wartawan Tribun Kaltim Muhammad Fachri Ramadhani dan Gilbertus Rosok
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Setelah dua hari melakukan pencarian terhadap tiga korban yang tertimbun reruntuhan material longsor tambang batu bara di kawasan milik PT Lembuswana Perkasa, tim Basarnas Balikpapan akhirnya menemukan satu jasad korban, Jumat (29/1/2016).
Setelah dilakukan identifikasi diketahui korban bernama Novid, operator truk HD.
"Sekitar 09.40 kami melihat tanda-tanda seperti korban di daerah kolam. Pertama kami kira plastik, orang-orang ada yang bilang bantal. Kami bersama dua anggota Brimob mengecek menggunakan boat, ternyata bukan plastik, melainkan kepala jasad korban," ujar Rescuer Basarnas Balikpapan, Ari Trianto kepada Tribun Kaltim.
Saat ditemukan posisi kaki korban terjepit alat berat. Tim Basarnas berupaya mengangkat korban. Kemudian korban langsung diperiksa tim DVI, lalu dibawa ke Rumah Sakit Aji Batara Agung Dewa Sakti, Samboja, Kukar.
Setelah evakuasi korban, tim Basarnas melanjutkan penyelaman memeriksa unit yang berada tepat di bawah korban. Basarnas menurunkan jangkar ke titik yang sebelumnya telah ditandai.
Baca: Istri Korban Tertimbun Longsor Berharap Suaminya Masih Hidup
"Teman-teman rescue melakukan penyelaman, ternyata dugaan sementara unit itu adalah truk HD, karena salah satu kru sempat memegang ban," imbuhnya.
Setelah ditemukan jasad Novid dan identifikasi unit tersebut. Pihak perusahaan memberikan informasi terkait sinyal GPS dari salah satu unit lainnya terdeteksi di daerah reruntuhan material dalam.
Saat itu proses penyisiran dan evakuasi korban dari Basarnas dihentikan. Dilanjutkan tim perusahaan membuka akses menuju titik yang dicurigai. Mereka menggunakan beberapa ekskavator.
"Dugaan sementara titiknya berada di pinggir timbunan kolam tambang. Hingga saat ini kami masih berjaga. Prinsipnya Basarnas konsentrasi penemuan korban, bukan unit," tandasnya.
Junita, istri Syahnurfiani, korban yang belum ditemukan mengungkapkan kekecewaannya terhadap pihak perusahaan yang lambat dalam proses pencarian korban.
Baca: Pasutri Ini tak Pernah Menyangka Kemarin adalah Pertemuan Terakhir dengan Putra Sulungnya
Bahkan informasi awal yang diterima keluarga bukan dari perusahaan, namun pihak lain.
"Kejadian jam 04.30, saya baru dapat kepastian dari perusahaan sekitar 07.30 Wita. Sekitar pukul 10.30 WIta, pihak kantor datang ke rumah memberikan penjelasan, terus seperti apa penanganannya? Tanya saya. Mereka bilang ibu tunggu saja di rumah," ungkapnya.