Ternyata Beberapa Budaya Indonesia Lekat Dengan LGBT
Banyak sekali praktik dan pelaku LGBT yang ada di Indonesia. Beberapa bahkan telah menyatu dengan sebuah budaya
3. Mairil
Membicarakan mairil sama halnya membicarakan sesuatu yang sangat tabu. Pasalnya praktik ini pernah terjadi di lingkungan pondok pesantren yang seharusnya berisi dengan sesuatu yang sangat mendidik.
Praktik mairil bisa dibilang sangat rahasia hingga tak banyak yang mengetahuinya. Biasanya hubungan ini dilakukan karena timbulnya rasa sayang antar dua orang yang sesama jenis.
Pemicunya adalah pemisahan laki-laki dan perempuan di lingkungan pondok.

Santri pondok pesantren
Mairil biasanya dilakukan dengan saling sentuh hingga menjurus ke hubungan yang lebih intim. Hal ini dilakukan senior kepada juniornya yang ada di pesantren.
Praktik mairil pun bisa dilakukan dengan sebuah ikatan dan tanpa ikatan untuk tujuan bersenang-senang. Praktik ini telah ada sejak lama dan menjadi rahasia umum di kalangan para santri.
4. Kisah di Serat Centhini
Serat Centhini atau Suluk Tembanglaras adalah sebuah karya sastra besar yang penulisannya dilakukan semasa Sunan Pakuwana ke-V.
Tujuan dari dibuatnya serat ini adalah untuk menghimpun semua kebudayaan yang ada di Jawa agar tidak punah dimakan usia.
Sunan Pakubuwana V menyuruh tiga pujangga kerajaan untuk menghimpun semua hal mulai dari masakan, nyanyian, tradisi, hingga hal-hal sekecil apa pun.

Serat Centhin
Salah satu bagian dari buku ini membuat kisah seorang Cebolang yang sangat kontroversial.
Dikisahkan Cebolang adalah seorang laki-laki tampan namun disuruh berdandan seperti wanita. Selanjutnya ia melakukan hubungan badan dengan seorang petinggi sebuah wilayah setelah menghiburnya.
Kisah dalam serat Centhini adalah wujud sebuah kebiasaan di masa lalu yang menganggap praktik seperti ini adalah hal biasa.
5. Ritual Inseminasi di Papua
Ada sebuah ritual menjurus ke hubungan sesama jenis yang dilakukan oleh orang di suku Sambia dan Etoro, Papua Nugini.
Ritual ini dilakukan untuk mendewasakan seorang pria. Saat lahir hingga dewasa, seorang pria akan banyak menerima banyak hal dari ibu dalam hal ini seperti ASI dan kasih sayang.
Orang di sana menganggap jika hal itu membuat seorang pria terlalu banyak disusupi aura wanita hingga perlu disucikan.

Suku Etoro
Penyucian dilakukan dengan memberikan sari pati dari pria yang lebih dewasa yang terkandung di dalam cairan mani.