Kilang Minyak Diperluas, Pertamina Bakal Bangun Apartemen 22 Lantai
Nantinya, ribuan karyawan dan keluarganya akan dipindahkan ke apartemen 22 lantai, yang akan dibangun di kompleks Dahor.
Penulis: tribunkaltim |
Laporan wartawan Tribun Kaltim, M Abduh Kuddu dan Domu D Ambarita
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Dua perumahan karyawan PT Pertamina (Persero) di Balikpapan, yakni kompleks Parikesit dan Panorama akan direlokasi.
Nantinya, ribuan karyawan dan keluarganya akan dipindahkan ke apartemen 22 lantai, yang akan dibangun di kompleks Dahor. Progam ini bagian dari megaproyek refining development master plan senilai Rp 60 triliun.
Hal ini disampaikan Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi saat bertemu dengan pimpinan media massa se-Kalimantan Timur di Hotel Gran Senyiur, Balikpapan, Jumat (4/3/2016) petang.
"Mulai 1 April bulan depan, pembangunan apartemen akan dimulai. Apartemen ini akan dibangun 22 lantai terbagi menjadi 4 tower, setiap towernya memiliki 300 unit apartemen," kata Hardadi, mantan General manager (GM) Refinery Units (RU) V Pertamina Balikpapan.
Pembangunannya akan dibangun dalam 4 tahap. Setiap tahap terbangun satu tower. Tidak hanya karyawan Pertamina yang dulunya tinggal di kompleks Panorama dan Parikesit, tapi karyawan Pertamina yang lain juga akan tinggal di sini.
Baca: Lahan Diminta Pertamina, Warga Ingin Ganti Rugi Rumah
Total apartemen yang akan dibangun mencapai 1.200 unit. Pertamina menargetkan pembangunan apartemen tahap pertama ini rampung pada Maret 2017.
Pembangunan apartemen diharapkan kelar akhir Maret 2017, kemudian memulai relokasi karyawannya ke apartemen pada awal April 2017.
Bersamaan dengan itu juga dimulai proses pembersihan dan pembangunan kawasan perluasan kilang.
Pertemuan Pertamina dengan media kemarin diadakan untuk menyosialisasikan rencana perluasan kilang minyak Pertamina. Pria yang akrab disapa Hardi ini menegaskan bahwa dalam proyek senilai 4,6 miliar dollar AS, setara Rp 60 triliun, ini tidak ada penggusuran rumah warga. Karena areal perluasan sekitar 80 hektare itu adalah milik Pertamina sendiri.
"Tidak ada penggusuran. Jadi yang ada itu Pertamina menata kawasannya," ujarnya menegaskan.
Proyek perluasan kilang tidak akan membongkar gedung sekolah SMA Patra Dharma di Parikesit, Masjid Istiqlal, dan Gereja Maranatha di Jalan Yos Sudarso (Jalan Minyak).
Akses jalan masyarakat menuju tiga kawasan umum tersebut tidak akan terganggu. "Begitu juga aktivitas di ketiga tempat umum itu tak akan terganggu karena di sekitar mereka hanyalah areal pergudangan," ujarnya.
Hardi pun menjelaskan areal yang direlokasi selain kompleks perumahan Panorama dan Parikesit adalah stadion sepakbola yang saat ini dimanfaatkan Persiba Balikpapan dalam gelaran Piala Gubernur Kaltim (PGK) 2016.
Baca: Selamatkan Cagar Budaya Balikpapan, LBH Sikap Kirim Somasi ke Pemkot, DPRD dan Pertamina
Selain itu juga terdapat cagar budaya yaitu rumah panggung yang berada di kompleks perumahan Pertamina di Jalan Dahor.
Jauh sebelumnya, pihak Pertamina sudah melakukan pertemuan dengan pemerintah setempat dan instansi terkait guna kelancaran megaproyek di Kaltim ini. Mulai dari Walikota Balikpapan Rizal Effendi, Kapolda Kaltim Irjen Pol Safaruddin, dan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak yang baru ditemui Pertamina kemarin.
"Jauh-jauh hari sudah kami lakukan. Bahkan kami sudah bertemu Sultan Kutai hari ini," kata Wianda Pusponegoro, Vice President Corporate Communication Pertamina, menambahkan penjelasan Hardi.
Diantaranya dalam pertemuan itu membahas bagaimana teknis perluasan kilang tersebut dilakukan. Termasuk langkah-langkah antisipasi seperti rencana pembuatan jalan baru, relokasi cagar budaya, sampai penundaan penghancuran stadion sepakbola yang saat ini menjadi markas Persiba Balikpapan.
Saat bertemu Awang, pihaknya menjelaskan bahwa tidak ada rumah warga yang tergusur. Hardi juga mengatakan Pertamina tidak akan menggusur stadion sepakbola miliknya sampai akhir tahun 2016.
"Jadi saya sampaikan ke Pak Awang pertandingan Piala Gubernur Kaltim tidak akan terganggu. Stadion kita bongkar pada 1 Januari 2017," ujarnya.
Baca: Sebentar Lagi Digusur, Stadion Pertamina jadi Kenangan Terakhir Balistik Nonton Persiba
Perluas Kilang
Menurut Hardi program Refining Development Master Plan (RDMP) mendesak dan harus cepat dikerjakan.
Itulah sebabnya Presiden Joko Widodo pun menerbitkan peraturan presiden yang menyatakan RDMP harus segera dilaksanakan, tentu berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengatasi segala kendala.
Menurutnya, ada sedikit anomali yang dihadapi Pertamina. Saat ini, ketika harga minyak dunia anjlok mencapai 30 dolar AS per barel, dari posisi tinggi mencapai 148 dolar per barel tahun 2008, banyak perusahaan migas, termasuk milik asing, mengalami kesulitan. Sedangkan Pertamnia justru melakukan perluasan kapasitas produksi.
Jalan ini ditempuh untuk mempersiapkan memenuhi kecukupan pasokan dan distribusi minyak dalam negeri. Kondisi saat ini, kapasitas minyak dalam negeri 850 ribu barel per hari. Sedangkan konsumsi jauh lebih besar, mencapai 1,6 juta barel per hari. Akibatnya, Pertamina mengandalkan minyak impor, sekitar 40 - 50 persen untuk memenuhi permintaan konsumen.
Bahkan beberapa tahun ke depan, konsumsi akan terus meningkat. Mulai tahun 2019, jumlah konsumsi akan terus naik. Dan pada tahun 2024, konsumsi diperkirakan mencapai 2,3 juta barel per hari.
Menghindari terjadinya defisit pasokan minyak, sekitar 1,2 juta barel per hari pada atahun 2024, sejak sekarang Pertamina menambah produksi di beberapa kilang seperti di Cilacap dan Balikpapan.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) menargetkan dapat memperoleh kesepakatan dengan calon mitra untuk mengembangkan Kilang Balikpapan dan Cilacap pada akhir tahun ini.
PT Pertamina (Persero) mengembangkan beberapa kilang itu tahun 2016 adalah Kilang Balikpapan dan Cilacap (Jawa Tengah). Kemudian, Kilang Balongan (Jawa Timur) dan Dumai (Riau) akan mulai dinegosiasikan tahun 2017.
Pertamina telah menandatangani empat nota kesepahaman dengan tiga perusahaan minyak dan gas bumi skala global untuk meningkatkan kapasitas dan pengembangan lima kilang di dalam negeri melalui konsep refining development master plan (RDMP).
Nota kesepahaman tersebut ditandatangani Direktur Pengolahan Pertamina Rahmad Hardadi, President Aramco Asia Ibrahim Al Buainain, Executive Vice President JX Nippon Oil & Energy Corporation Michio Ikeda, dan General Manager of Sinopec Pte. Ltd Liao Xudong.
Ekspansi dan pengembangan kilang tersebut diperkirakan memerlukan investasi hingga 25 miliar dolar AS selama 10 tahun ke depan.
Untuk pengembangan Kilang Dumai, Cilacap, dan Balongan, perusahaan akan bekerja sama dengan Saudi Aramco, China Petroleum & Chemical Corporation untuk Kilang Plaju, dan JX Nippon Oil & Energy Corporation untuk Kilang Balikpapan. (*)