Gerhana Matahari Total

Bak Pemburu Matahari, Turis Asal Chili Ini Sudah Saksikan 13 Fenomena GMT di Penjuru Dunia

Ia mulai rutin melihat gerhana matahari awalnya terjadi pada tahun 1994, di Chili negaranya sendiri.

TRIBUN KALTIM/AYUK FITRI
Alejandro Arroyo seorang turis berkebangsaan Chili, Amerika Selatan yang datang ke Balikpapan untuk menyaksikan peristiwa Gerhana Matahari Total (GMT), Rabu (9/3/2016). 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Alejandro Arroyo seorang turis berkebangsaan Chili, Amerika Selatan.

Ia mengaku mengalami penerbangan yang sangat lama yaitu sekitar 16 jam terbang dari Chili menuju Indonesia. Ini pengalaman pertamanya mengunjungi Kota Balikpapan, sebelumnya ia pernah mengunjungi Kota Bali.

Pria ini memilih Kota Balikpapan sebagai kota tujuan untuk melihat gerhana matahari total karena langit cerah berwarna biru akan menghiasi suasana selama GMT berlangsung.

"Palu dan Belitung kemungkinan besar akan berawan, sedangkan di Balikpapan Gerhana Matahari Total (GMT) akan terlihat dengan kondisi cuaca yang cerah seperti saat ini," ungkap Alejandro.

Ternyata prediksi pria yang berprofesi sebagai dosen History of Art di University of Chile ini benar, selama gerhana berlangsung, Kota Balikpapan memang menyugguhkan penampilan GMT yang sangat sempurna.

Walaupun awalnya sedikit diselimuti awan namun selama proses gerhana berlangsung langit cerah menghiasi Kota Balikpapan.

Baca: Turis dari Norwegia Pilih Kota Balikpapan karena Tidak Mendung

Alejandro berkunjung ke Kota Balikpapan berdua dengan teman perempuannya. Dia akan tinggal di Balikpapan selama tiga hari, sebelum kembali terbang ke Jakarta esok hari (10/3/16).

Pria ini juga sempat menunjukkan pakaian yang sedang ia kenakan, dan menjelaskan bahwa Indonesia, khususnya kota Balikpapan merupakan negara urutan ke-13 yang dikunjunginya untuk menyaksikan GMT.

Bak pemburu matahari, Alejandro telah melihat langsung berbagai gerhana matahari yang pernah terjadi di 13 negara termasuk Indonesia.


TRIBUN KALTIM/AYUK FITRI -- Alejandro Arroyo seorang turis berkebangsaan Chili, Amerika Selatan bak pemburu matahari. Ia menyaksikan peristiwa gerhana matahari sejak 1984. Hingga kini, ia telah menyaksikan 13 kali fenomena alam itu di penjuru dunia.

Ia mulai rutin melihat gerhana matahari awalnya terjadi pada tahun 1994, di Chili negaranya sendiri.

Selanjutnya ia menyaksikan gerhana matahari seperti di Venezuela pada tahun 1998, Hungaria (1999), Zimbabwe (2001), Australia (2002), China (2006) dan, Indonesia Kota Balikpapan (9/3/16). (*)

Netizen yang baik hati, kunjungi juga twitter kami @tribunkaltim serta Tonton Video YoutubeTribunKaltim

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved