Gerhana Matahari Total
Masyarakat Bisa Enjoy Saksikan Gerhana Pagi Ini? Ini Prediksi BMKG
Di Pantai Kilang Mandiri panitia menyiapkan 20 teropong untuk umum. Ada pula satu teropong khusus yang disiapkan untuk live streaming.
Penulis: tribunkaltim |
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN ‑ Masyarakat yang ingin melihat fenomena Gerhana Matahari Total (GMT) was was.
Mereka khawatir tidak bisa menyaksikan langsung proses terjadinya gerhana karena terganggung cuaca di langit Balikpapan yang diprediksi berawan.
Namun, kekhawatiran itu sedikit terobati. Pasalnya, menurut perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisikan (BMKG), cuaca di wilayah Kota Balikpapan, Rabu (9/3/2016) pagi hanya 22 persen berawan.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Balikpapan Abdul Haris menjelaskan kondisi tersebut sangat kompleks lantaran penyebarannya tidak merata.
Dikemukakan, langit di atas lintasan Gerhana Matahari Total (GMT) diprediksi cerah, sehingga tidak mengganggu euforia masyarakat Kota Beriman yang ingin melihat gerhana Matahari.
"Kondisi cuaca memang cukup kompleks, mendung, panas, dan berawan. Diperkirakan besok pagi (hari ini) cuaca 22 persen berawan, tapi tidak di atas lintasan gerhana. Jadi dari Kilang Mandiri sampai Pantai Manggar cuaca cerah. Balikpapan yang bertempat di daerah tropis itu sangat tidak bisa diduga cuacanya, bahkan dalam 2‑5 menit bisa berubah cuaca," jelasnya.
Walikota Balikpapan Rizal Effendi terlihat memantau persiapan lokasi nonton bareng GMT di Pantai Kilang Mandiri. Kepada Tribun, Rizal mengatakan persiapan di lapangan berjalan maksimal, baik fasilitas maupun teknis. Ia hanya berharap masyarakat Balikpapan berdoa supaya saat gerhana Matahari cuaca cerah.
(Baca juga: BMKG Pusat Kerahkan 3 Peneliti Amati GMT)
"Kita berdoa saja agar besok (hari ini) saat gerhana langit cerah, tidak hujan ataupun mendung. Ini fenomena yang harus disaksikan masyarakat Balikpapan, kebetulan melintasi kota kita ini. Tahun-tahun depan kita tidak mungkin lagi bisa melihat gerhana Matahari. Semoga hujannya turun siang hari setelah gerhana selesai, soalnya kita juga berharap hujan," ungkap Rizal.
Menjelang fenomena GMT, BMKG telah menyiapkan penelitian khusus. Abdul Haris mengatakan ada tiga peneliti expert dari BMKG pusat yang bertugas meneliti fenomena GMT di Balikpapan. Mereka nantinya dibantu dua orang dari BMKG Balikpapan. Penelitian tersebut dipusatkan di helipad Pertamina Pantai Kilang dan Pantai Manggar.
Tujuan penelitian itu, lanjut Haris, untuk mengukur variasi magnet bumi dan pengaruh GMT terhadap gravitasi.
Penelitian dilakukan semingu sebelum gerhana, saat gerhana, dan setelah gerhana. Pihaknya akan membedakan variasi magnet bumi serta gravitasinya.
"Datanya dikumpulkan, seandainya variasi itu ada, seberapa signifikan variasi itu mempengaruhi kehidupan, terhadap cuaca, atau apalah kita belum tahu. Yang jelas kita masih mengumpulkan datanya. Setelah kita dapatkan semua data itu, kalau variasinya sedikit misalnya, dan tidak ada perbedaan signifikan sebelum dan saat gerhana, maka butuh pengkajian lagi, apa sih pengaruhnya," ungkapnya kepada Tribun, Selasa (8/3/2016).
Pemilihan Balikpapan sebagai lokasi penelitian, menurut Haris berdasarkan pertimbangan para peneliti sendiri. Berdasarkan data BMKG justru daerah Palu yang dilintasi secara tepat GMT, bukan Balikpapan.
"Kalau memilih tempat Balikpapan sebenarnya pilihan ada pada peneliti BMKG pusat sendiri. Sebenarnya daerah yang paling terdampak Palu, tapi mungkin akses ke Balikpapan lebih mudah. Mereka memilih ke sini. Kita hanya mendukung saja, ini salah satu keberhasilan Pemkot Balikpapan mempromosikan momen GMT," kata Haris.
Teropong Khusus