Berita Foto
Inilah Kawasan Terpadat dan Terkumuh di Muka Bumi
Di daerah kawasan kumuh Hong Kong yang penuh sesak ini menjadi rumah bagi sekitar 33.000 orang.
TRIBUNKALTIM.CO, HONG KONG - Kota Kowloon Walled di Hong Kong merupakan tempat terpadat yang pernah dihuni oleh penduduk di bumi.
Sebelum bangunan di kawasan ini dihancurkan 20 tahun yang lalu terdapat banyak gedung bangunan tingkat tinggi yang berantakan dan sangat kacau.
Di daerah kawasan kumuh Hong Kong yang penuh sesak ini menjadi rumah bagi sekitar 33.000 orang.
Baca juga: Tangani Perkampungan Kumuh, APBN Kucurkan Rp 7,1 Miliar
Banyak penduduk yang tinggal dalam kondisi kemiskinan, banyak kejahatan terorganisir termasuk peredaran narkoba, perjudian dan prostitusi terjadi di dalam kawasan ini.
Selain itu sanitasi bangunan yang buruk dan layanan sangat tidak memadai.
Berbagai kalangan mendiami kawasan ini yakni dihuni oleh para keluarga, pemilik bisnis, pecandu narkoba dan anggota geng kriminal.
Teritorial daerah ini dahulu merupakan permukiman yang tidak memiliki dasar hukum karena merupakan daerah sengketa antara Tiongkok dan Inggris Hong Kong.
Namun kedua belah pihak sepakat pada tahun 1980-an untuk menghancurkan kawasan ini dan menggantinya menjadi sebuah taman kota.
Tempat ini dijadikan permukiman penduduk oleh mantan militer Tiongkok setelah pasukan Jepang mundur dalam Perang Dunia II.
Selama beberapa dekade berikutnya kawasan ini jatuh di bawah cengkeraman Triad, yang akhirnya memaksa para penjahat untuk pergi dari Kota Kowloon pada tahun 1970-an.
Karena tempat ini terkenal menjadi pusat pelacuran, kasino dan opium (obat terlarang), meskipun tingkat kejahatan menurun di tahun berikutnya.
Sebelum kota Kowloon Walled dibongkar pada tahun 1994, seorang fotografer Greg Girard dan Ian Lambot telah menghabiskan waktu selama lima tahun untuk mengabadikan gambar-gambar kehidupan sehari-hari di kawasan kota kumuh.
Mulai dari anak-anak yang bermain di atas atap dengan kabel antena yang kusut hingga para pecandu heroin menusukkan jarum ke bagian tubuhnya semua berhasil diabadikan.
Dalam satu komplek kota yang terdiri dari lebih 300 bagunan apartemen memadati lokasi ini dan sekitar 33.000 orang tinggal di situs ini.
Bahkan sebuah tempat pengolahan makanan dengan bebas pindah ke kota ini untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak karena biaya sewa yang murah dan juga untuk menghindari inspektur kesehatan.
Terlihat lorong bangunan sempit di kota ini sangat kumuh, suram serta dipenuhi oleh sampah masyarakat. (*)
***
Perbarui informasi terkini, unik, dan menarik melalui medsos.
Join BBM Channel, invite PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co, follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim