Heboh Isu Mario Teguh
Pengalaman Promotor: Batal Hadirkan Mario Teguh karena Permintaannya Begini
Seingat Rina waktu itu manajemen meminta honor Rp 150 juta perjam. "Tak boleh lebih. Kalau lebih penyelenggara kena denda,"
TRIBUNKALTIM.CO - Sudah menjadi rahasia umum, Mario Teguh adalah salah satu motivator dengan bayaran termahal di Indonesia.
Hal itu diakui oleh sejumlah pihak yang pernah menghadirkannya atau sekadar berniat mengundangnya.
Salah satunya diakui oleh Rina, salah satu tim promosi perusahaan di Makassar.
Kepada Tribun Timur.com Rina mengungkapkan betapa ribetnya mendatangkan sang motivator.
Kejadiannya pada 2014 saat perusahaannya hendak mendatangkan sang motivator.
BACA JUGA: Jika Bersedia Debat, Hotman Paris Siap Bayar Honor Mario Teguh Selama Lima Tahun
Rina mengatakan mencoba berkomunikasi dengan manajemen Mario Teguh.
Dari manajemenlah Rina disodorkan beberapa syarat.
Seingat Rina waktu itu manajemen meminta honor Rp 150 juta perjam.
“Tak boleh lebih. Kalau lebih penyelenggara kena denda,” ujarnya.
BACA JUGA: Bangganya Mario Teguh Pasang Foto Ini, tapi Ternyata Aslinya Bikin Netizen Menangis
Rupanya tak hanya soal honor, manajemen Mario Teguh juga meminta sejumlah fasilitas mewah.
Di antaranya pesawat kelas bisnis dengan maskapai yang dipilih oleh Mario Teguh.
Mario Teguh juga harus diantar jemput dengan kendaraan mewah.
"Waktu itu kalau tidak salah dia minta Alphard dengan keluaran tahun berapa gitu. Jadi tak sembarang mobil,” ujarnya.
BACA JUGA: Kalimat Doanya Dikritik, Mario Teguh Naik Pitam Semprot Netizen Pakai Bahasa Jawa
Kamar hotel tempat nginap Mario dan istrinya juga harus yang kelas president suite.
Namun yang paling berat adalah permintaan fasilitas bagi istrinya, Linna Teguh.
“Kan dia selalu datang sama istrinya, jadi harus difasilitasi juga,” ujarnya.
BACA JUGA: Mario Teguh Sewa 18 Pengacara untuk Somasi Adik Sendiri
Fasilitas bagi Linna Teguh adalah keliling belanja di tempat dia inginkan.
Barangnya, dia (Linna) yang pilih dan jumlahnya tak dibatasi dan itu harus dibayar pihak yang mengundang.
“Jadi bayangkan saja, kalau belanjanya banyak lalu harganya wah, panitia bisa bangkrut,” kata Rina tersenyum.
Melihat hal itu perusahaan tersebut akhirnya batal mendatangkan sang motivator. (*)