Pilgub DKI Jakarta
Kian Santer, Agus Yudhoyono Dapat Pesan Mengejutkan dari Jupe dan Ridwan Kamil
Ani sampai-sampai menulis kalimat yang menyanggah bahwa dirinya tak memaksa Agus untuk pensiun dini.
TRIBUNKALTIM.CO - Majunya Agus Yudhoyono pada Pilkada Jakarta, memang belum usai dibicarakan.
Pro kontra berdatangan dari berbagai sisi.
Komentar yang mendukung dan menyayangkan membanjiri kolom komentar Instagram orang terdekat Agus.
Sebut saja sang ibunda, Ani Yudhoyono.
Ani sampai-sampai menulis kalimat yang menyanggah bahwa dirinya tak memaksa Agus untuk pensiun dini.
"Pertanyaan mengapa Agus berhenti/ pensiun dini dari dinas militer, hanya Agus yang paling tepat untuk menjawabnya. Tuduhan kalau dipaksa oleh orang tua, sangat menyakitkan. Saya kira, tak satupun orang tua yang ingin mengorbankan anaknya. Pak SBY dan saya tak pernah menekan Agus dan Ibas sejak dulu. Keputusan dan pilihan Agus sepenuhnya diambil oleh Agus dengan segala resiko dan konsekuensinya. Pak SBY dan saya selalu mendukung cita2, niat baik dan tulus anak2 yang kami tahu untuk kepentingan rakyat. Terima kasih atas pengertiannya. Cinta kami untuk rakyat Jakarta dan Indonesia," tulis Ani dalam kolom komentar Instagramnya.
Ternyata, kalangan seleb juga ikut melirik kabar Agus yang lagi santer dibicarakan.
Satu diantaranya adalah Julia Perez.
Jupe malah menginginkan Agus untuk menjadi jenderal terlebih dahulu, kemudian menjadi presiden.
"Cocok jadi PRESIDEN atau DKI 1 ? Kalo aku mau nya mas agus jadi jendral trus bagus di militer dan jadi PRESIDEN ... Kalo kalian?" tulis Jupe dalam unggahan Instagramnya.
Tak ketinggalan sosok Wali Kota Bandung yang banyak diidam-idamkan masyarakat, Ridwan Kamil ikut bersuara juga.
Pada (24/9/2016), Kang Emil sebutan akrabnya, mengunggah satu foto potret dirinya.
Caption yang dibubuhkan pada unggahan tersebut ternyata membahas Agus Yudhoyono.
Lebih tepatnya pesan untuk seorang sahabat.
Netizen yang melihat unggahan tersebut langsung membanjiri kolom komentar.
@elymuji, "Huwaaaa bapaaaaa, pengen nangis sebenernya tau mas Agus melepas TNInya, semoga pengorbanannya gak sia2 . mas Agusnya dibimbing ya paaa, beliau belum banyak pengalaman politiknya, semoga ayah dan poros yg mendukungnya membimbing dengan baik juga bantuan kang @ridwankamil."
@nophie22, "Satu2 nya tokoh masyarakat yg saya follow cuma bapak @ridwankamil ...pemimpin yg humble..walaupun saya bukan warga bapak tapi rasannya senang ada pemimpin seperti bapak..semoga tetap amanah ya pak,maju terus jadi presiden kalo perlu biar bisa ikut ngrasain di pimpin sama bapak @ridwankamil."
Sebagian netizen malah menjodohkan Kang Emil dan Agus untuk pemilihan presiden.
@hardiantipuspa, "Kang emil @ridwankamil jadi Capres mas Agus jadi Cawapres @agusyudhoyono (Aamiin YaAllah) duh betapa makmur & sejahtera nyaaa hidup Jomblo indonesia jika punya pemimpin Negri yg tampan rupawan
@ronikartiwa, Bismillah.. DKI1 @agusyudhoyono, next RI1 @agusyudhoyono RI2 @ridwankamil, Aamiin ya allah. Hatur nuhun
Beginilah caption yang ditulis Ridwan Kamil:
"Selamat pagi. Peran kita di dunia boleh silih berganti, yang terpenting adalah peran kita selalu membawa kebermanfaatan bagi kemanusiaan dengan semangat hidup terbaik" pesan ini utk sahabat saya mas @agusyudhoyono dan kita semua . foto by @christmessakh."
Tak Dipunyai Ahok, Sisi-sisi Ini yang Potensial Bikin Agus Yudhoyono Pamornya Melesat
Sosok Agus Harimurti Yudhoyono dan Slylviana Murni yang diusung Koalisi Cikeas dinilai mampu meraih elektabilitas tinggi dalam Pilkada DKI 2017.
Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, Agus-Sylviana mampu merebut banyak suara kelompok-kelompok masyarakat di Jakarta, terutama segmen pemilih pemula.
Menurut Pangi, pemilih pemula lebih menyenangi sosok baru dalam kontestasi Pilkada DKI.
Ini didasarkan preferensi mereka yang dipengaruhi oleh teman dan orangtua.
"Pemilih pemula bisa menjadi basis Agus-Sylviana. Ini tak bisa dianggap remeh sebab ada sekitar 30 persen pemilih pemula di wilayah DKI Jakarta," ujar Pangi ketika dihubungi di Jakarta, Sabtu (24/9/2016).
Pangi menuturkan, basis pemilih pemula yang bisa diraih pasangan Agus-Sylviana terdiri dari perempuan dan anak muda.
Sylviana, lanjut Pangi, dapat menjadi representasi kelompok perempuan. Pasalnya, dia merupakan satu-satunya perempuan yang ikut serta dalam kontestasi.
Sedangkan, Agus dinilai dapat meraih banyak suara karena tampilannya yang sesuai selera anak muda.
"Agus juga sosok yang disiplin, tegas, sangat intelektual. Pada saat yang sama, Sylviana adalah birokrat Betawi, mantan wali kota Jakarta Pusat," kata Pangi.
Pangi menambahkan, Agus juga lekat dengan figur Presiden keenam, Susilo Bambang Yudhoyono.
SBY yang masih dilirik masyarakat diprediksi dapat mendongkrak elektabilitas Agus.
"Coat-tail effect figur SBY yang masih disukai rakyat otomatis akan mendongkrak elektibilitas Agus," ucap Pangi.
Selain itu, Agus-Sylviana juga memungkinkan mendapat limpahan suara dari dua partai pengusungnya, yakni Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
"Kemungkinan Agus juga mendapat limpahan elektoral dari ormas terbesar di Indonesia seperti Muhammadiyah dan NU," ucapnya.
Pangi mengatakan, suku Agus yang berasal dari Jawa juga dinilai mampu meningkatkan suara mereka. Pasalnya banyak pemilih di Jakarta berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Ada kemungkinan banyak pemilih menjatuhkan pilihan karena faktor daerah hingga pada akhirnya memilih Agus," ujar Pangi.
Mereka yang Kandas Jadi Calon Gubernur Jakarta
Proses pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2017 telah resmi ditutup, Jumat (23/9/2016) malam. Ada tiga pasang calon yang mendaftar ke KPU DKI Jakarta.
Ketiga pasang calon itu adalah petahana Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang diusung PDI Perjuangan, Hanura, Golkar, dan Nasdem.
Yang kedua adalah Agus Harimurti Yudhoyono dan Deputi Gubernur DKI Bidang Pariwisata dan Kebudayaan Sylviana Murni yang diusung Partai Demokrat, PPP, PKB, dan PAN.
Adapun yang ketiga adalah mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, dan politisi Gerindra, Sandiaga Uno, yang diusung Partai Gerindra dan PKS.
Di balik majunya tiga pasang calon tersebut, ada sejumlah nama yang gagal mewujudkan keinginannya untuk maju menjadi calon gubernur atau calon wakil gubernur pada Pilkada DKI 2017.
Mereka yang gagal maju adalah para tokoh yang sebenarnya sudah giat menyosialisasikan dirinya sejak jauh-jauh hari. Nama pertama adalah Adhyaksa Dault, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga.
Rencana Adhyaksa untuk maju pada Pilkada DKI sudah muncul sejak September 2015, tepatnya dalam acara bertajuk "Sinergi Tokoh, Sinergi Umat Mendaulat Adhyaksa Dault sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta 2017-2022", di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Minggu (20/9/2015).
Saat itu, ia didaulat oleh sejumlah tokoh untuk bisa maju pada Pilkada DKI 2017.
Adhyaksa menyatakan siap untuk menjalankan amanat tersebut.
"Kalau saya diberi amanat, demi Allah tidak akan saya makan sepeser pun uang haram. Itu janji saya," kata Adhyaksa ketika itu.
Nama lain yang juga gagal maju pada Pilkada DKI 2017 adalah pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra.
Rencana Yusril untuk maju pada Pilkada DKI muncul sejak awal 2016, tepatnya seusai kakaknya, Yusril Ihza Mahendra, mampu mengalahkan Bupati Petahana Belitung Timur yang juga adik Ahok, Basuri Tjahaja Purnama, dalam Pilkada Belitung Timur 2015.
Usai kemenangan kakaknya di Belitung Timur, Yusril percaya diri bisa menjadi penantang Ahok.
Ia pun mulai melontarkan berbagai gagasannya, salah satunya adalah melikuidasi Jakarta sebagai provinsi.
"Ke depan, Jakarta dilikuidasi. Tidak ada lagi gubernur. Tidak ada lagi DPRD. Yang ada adalah menteri urusan Ibu Kota, kemudian komisi urusan Ibu Kota, serta wali kota-wali kota saja," kata Yusril yang berdialog selama hampir tiga jam bersama Tribun, Warta Kota, Kompas TV, dan Kompas.com, Jumat (11/3/2016) sore lalu. (Kompas.com: Dimas Jarot/Alsadad Rudi)