Perayaan Imlek

Imlek Ayam Api, Pengusaha Tionghoa Ini Tekankan Jaga Emosi

"Persatuan Indonesia tetap kuat. Tidak boleh pecah-belah. Sama-sama hidup dalam damai," tegasnya.

Penulis: Budi Susilo |
TRIBUN KALTIM/BUDI SUSILO
Sudjarto alias Kho limlim, pengusaha mebel Pandansari usai tunaikan ibadah Imlek di Klenteng Guang De Miao, Klandasan Ilir, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur pada Sabtu (28/1/2017) pagi. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Seorang pengusaha Kota Balikpapan keturunan keluarga Tionghoa berharap pada tahun Ayam Api, orang-orang untuk bisa menjaga emosi.

Hal ini disampaikan Kho Limlim (56), pengusaha mebel di Pasar Pandansari Balikpapan saat bersua dengan Tribun Kaltim di Klenteng Guang De Miao usai tunaikan ibadah pada Sabtu (28/1/2017) pagi.

Ia menjelaskan, tahun ayam api itu identik dengan api yang sifatnya panas. Api sebagai simbol yang cepat membuat panas atau emosi.

Karena itu, dia berharap perayaan Imlek tahun ini semua orang tetap menjaga amarah, jangan cepat emosi.

"Persatuan Indonesia tetap kuat. Tidak boleh pecah-belah. Sama-sama hidup dalam damai," tegasnya.

Baca: Tengah Malam Dandim Sambangi Klenteng Tanpa Diminta

Baca: Rayakan Imlek, Ribuan Botol Minyak Goreng Diborong Jemaat

Menurutnya, emosi yang terjaga akan menciptakan kedamaian. Tentu saja nilai kedamaian ini modal utama untuk mencapai kemapanan ekonomi.

"Emosi amarah dibesar-besarkan akan ganggu ekonomi keluarga. Kalau ekonomi rapuh akan tambah lagi banyak pengangguran," ujar pria yang bernama Indonesia, Sudjarto ini.

Lebaran Imlek pertama ini, Kho Limlim akan lakukan kumpyl bersama keluarga dengan makan bersama demi memupuk persatuan dan keakraban.

"Makan hidangan kue keranjang sama buah-buahan. Kami ingin sekeluarga hidup maju tahun ini," harapnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved