Duh! Virus Jahat Komputer Ini Sudah Menyebar ke Indonesia, Begini Tuntutan yang Diminta

Akhir pekan ini diwarnai serangan program jahat (virus komputer) jenis ransomware bernama Wanna Decryptor yang melanda hampir 100 negara di seluruh du

hand-out
Tampilan sistem antrean pasien sebuah rumah sakit di Jakarta yang terjangkit malware Ransomware, Sabtu (13/5/2017). 

Baca: Kini Giliran Situs Indosat yang Diretas, Begini Pesan Sang Hacker

Uang tebusan harus dikirim dalam bentuk Bitcoin ke dompet digital sang pembuat program jahat.

Bitcoin adalah mata uang digital alias cryptocurrency yang transaksinya tidak bisa dilacak sehingga populer digunakan oleh kalangan dunia hitam, termasuk pelaku serangan cyber dan pembuat ransomware.

Di Inggris, dokter-dokter di setidaknya 16 rumah sakit dibuat kerepotan lantaran dibuat tidak bisa mengakses rekam medis pasien karena ulah ransomware ini.

Senjata cyber NSA

Pihak ESET mengatakan Wanna Decryptor tergolong unik dibandingkan ransomware lain karena memanfaatkan kelemahan sistem operasi Windows.

Kelemahan ini berasal dari senjata cyber dinas intel Amerika Serikat, NSA, yang dicuri dan dibocorkan oleh kelompok hacker Shadow Broker pada April lalu.

“Exploit NSA punya kemampuan melakukan penetrasi ke dalam mesin yang menjalankan Windows XP dengan mengeksploitasi kerentanan pada server Windows SMB. Ini yang menjadi penyebab kenapa WannaCry bisa menyebar dalam waktu yang sangat cepat,” papar ESET.

Hingga Jumat siang waktu Pasifik, firma keamanan Avast mencatat telah terjadi 75.000 kasus infeksi ransomware Wanna Decryptor di 99 negara di seluruh dunia.

Ransomware ini menyerang perusahaan dari berbagai sektor, mulai dari bank, rumah sakit, hingga telekomunikasi dan kereta api. 

Baca: Wow! Netter Ingin Perlakukan Hacker Telkomsel Seperti Ahok, Bakal Kirim Ini Nih. . .

“Proses penyebaran masif disebabkan juga oleh agresifitas ransomware yang terus bekerja secara terstruktur. Misalnya, apabila satu komputer perusahaan sudah terinfeksi oleh WannaCry, worm pada ransomware akan mencari sendiri komputer yang rentan untuk diinfeksi,” imbuh Eset.

Untuk mencegah infeksi, Eset menyarankan pengguna untuk segera melakukan update untuk komputer berbasis Windows.

Khusus untuk Windows XP, disarankan untuk upgrade Windows ke versi yang lebih baru karena OS lawas ini sudah tidak mendapat patch sekuriti dari Microsoft. (Kompas.com/Oik Yusuf)

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved