Wisata Kaltim Ibarat Mawar Berduri, Semua Destinasi Ada tapi Biayanya Mahal
Pariwisata merupakan sektor potensi ekonomi yang harus digarap secara maksimal. Kaltim kaya akan potensi objek wisata, baik culture (budaya).
Penulis: tribunkaltim |
Begitu pula spot‑spot wisata lainnya, seperti goa purba di Kutai Timur, hingga wisata bahari yang terbentang mulai Kutai Timur, hingga Berau.
"Untuk destinasinya, sudah bisa dikatakan internasional. Tapi, untuk fasilitasnya, belum bisa," ucap Syafruddin.
Destinasi wisata yang paling siap secara infrastruktur di Kaltim, menurut Syafruddin, ada di Kepulauan Derawan, Berau. Pelancong dari dalam dan luar negeri bisa mendarat di Bandara Kalimarau, Berau atau, via Bandara Juwata, Tarakan.
Selanjutnya, turis bisa terbang langsung menuju Pulau Maratua.
"Memang saat ini baru penerbangan carter. Karena bandaranya belum resmi dioperasikan. Tapi, kalau Bandara Maratua sudah beroperasi, pasti luar biasa," katanya lagi.
Namun demikian, Syafruddin juga mengingatkan, salah kelola potensi pariwisata, katanya, Kaltim harus siap gigit jari.
"Pulau Derawan itu kalau dibiarkan, siap‑siap saja jadi masa lalu. Rumah‑rumah makin padat, dan menjorok ke laut. Sama halnya dengan Pesut. Dulu saya kecil selalu lihat Pesut di Pasar Pagi, depan Masjid Raya. Sekarang sudah tak ada. Karena, Sungai Mahakam tak lagi jadi rumah yang nyaman bagi Pesut," urainya.
Konektivitas antar objek wisata, diakui Syafruddin menjadi tantangan utama. Untuk mengatasi persoalan konektifitas tersebut, diperlukan kerjasama antar daerah di Kaltim.
"Jadi, bicara pariwisata itu bukan daerah. Tapi bicara objek. Contoh, orang ke Canopy Bridge di Samboja, Kukar. Kan bukan Kukar saja yang dapat untung, tapi Balikpapan juga dapat. Begitu juga mau lihat Pesut di Kota Bangun, kan harus dari Samarinda dulu," jelasnya.
Kehadiran bandar udara di beberapa destinasi wisata yang sulit dijangkau, juga sangat diperlukan. Pasalnya, kebanyakan wisatawan dipastikan hanya mengunjungi destinasi yang mudah dan murah dijangkau.
"Makanya perlu bandara. Di Maratua sudah ada. Menurut saya di Sangkulirang juga perlu. Karena banyak pantai bagus dan dekat dari goa‑goa bersejarah. Di Paser perlu juga dihidupkan lagi bandaranya, kemudian di Mahulu juga harus ada," kata Syafruddin.
Selain itu, Syafruddin juga mengajak pelaku wisata di Kaltim, jeli melihat objek wisata di sekitarnya.
"Kalau kita mau memasarkan wisata, kita harus berpikir sebagai orang luar Kaltim. Contoh, kapal wisata Sungai Mahakam, orang luar itu terkagum‑kagum lihat sungai sedemikian besar. Tapi, bagi orang Samarinda sendiri, ngapain naik kapal, kaya tidak ada kerjaan saja," tutur Syafruddin sambil tertawa.
Minim Kegiatan
Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kota Samarinda, H Rustam sempat mengemukakan pendapatnya kepada Tribun tentang kualitas pariwisata Kota Samarinda.