Viral di Medsos
Heboh Siswi SMP Drop Usai Disuntik Imunisasi MR, Netizen Ungkap Sesuatu yang Pahit dan Bikin Syok!
Ia menyatakan memang ada kejadian sampingan pasca imunisasi MR, mulai dari badan panas hingga kulit memerah.
Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Syaiful Syafar
TRIBUNKALTIM.CO - Kejadian mengerikan dialami seorang siswi SMP di Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Siswi bernama Niken Angelia langsung drop dan dilarikan ke rumah sakit usai diberi suntikan imunisasi Measles Rubela (MR) yang merupakan program pemerintah.
Niken diberikan suntikan bersama ratusan siswa-siswi SMPN 4 oleh tim dari Dinas Kesehatan Demak.
"Sebelum diimunisasi pas berangkat sekolah hari itu sehat, namun setelah imunisasi katanya ia pusing dan lemas sehingga harus dirawat di UKS," ujar ibu kandung Niken, Yuli Suryaningsih, Jumat (11/8/2017), dikutip dari Tribun Jateng.

Baca: 7 Fakta Dua Lipa yang Belum Banyak Diketahui, Ternyata Pernah Bernasib Buruk
Dikatakan Yuli, seusai pulang dari sekolah putrinya justru kesulitan tidur karena sakit di bagian pinggang hingga kaki.
Bahkan sempat terjatuh karena kakinya tak mampu berdiri.
Kondisi tersebut terus memburuk hingga akhirnya Niken harus menjalani rawat inap di RS NU Demak.
Ketua Pokja Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Kabupaten Demak, dr Rini SpA tidak membantah adanya siswi yang dirawat di RS setelah imunisasi.
Meski demikian ia menyangkal bahwa kejadian itu adalah efek pemberian vaksin.
"Perlu diluruskan, sakitnya Niken bukan karena imunisasi, kami sudah melakukan pemeriksaan dan hasilnya sakitnya karena faktor lain yang kebetulan muncul setelah imunisasi," terang Rini.
Meski demikian, dokter yang juga menangani Niken tersebut enggan menjelaskan penyakit apa yang diderita siswi asal Desa Bango, Kecamatan Demak tersebut.
"Kalau diagnosa pasien saya rasa tidak etis jika disampaikan di media, namun saya pastikan dirawatnya anak tersebut bukan karena imunisasi," tandasnya.
Ia menyatakan memang ada kejadian sampingan pasca imunisasi MR, mulai dari badan panas hingga kulit memerah.
Baca: 6 Destinasi Kaltim Ini Masih Bertahan di Voting API 2017, Hasil Nomor 5 di Luar Dugaan!
Kisah yang dialami Niken rupanya viral di media sosial.
Akun Lusyyana Sahid membagikan postingan Eky C. Pusparini terkait pemberitaan Niken di media massa.
Pengguna facebook merasa khawatir atas kejadian yang menimpa Niken.
Erick Abdullah: "jujur sy jg ragu mau vaksin anak sy disekolah,Krn rezim skrg serba bohong.sy tkt dibohongin"
Lyani Cut: "Aq selalu menolak kalo ada suntik campak ato suntik lainnya disekolah anak ku.takut terjadi apa2."
Lia Allia Agustin: "Siapa yang hrs bertanggung jawab ini?kesehatan generasi ms dpn bs terancam!! Kecerobohan luar biasaahhh... Ini menyangkut hidup mati seseorang...."
Publik pun semakin bertanya-tanya tentang imunisasi MR.
Akun Facebook Hanz Setiawan membagikan kisah serupa.

"Saudara sepupu ipar pingsan di sekolah, dan skrg 4hr koma, sempat di nyatakan meninggal, tp alhamdulillah tuhan masih sayang, setelah dilakukan CT scan, dan check lab, dokter tidak menemukan penyakit, dan kerusakan organ dalam dan tidak pernah punya riwayat penyakit berat, sebelum kejadian, sekolah memvaksin rubella, apakah itu penyebabnya ?
Ada yg bisa kasih penjelasan,.?
Ya allah berikan kesembuhan pada sodaraku ini
Nama : Krisna
Kelas : 8 ,SMP 2 lumajang," tulis Hanz.
Baca: Sadis, Anak SD Jadi Korban Bully Teman Sebayanya Hingga Tewas, Telinga Korban Disumbat Pakai Ini
Tak berhenti di situ.
Polemik soal kehalalan vaksin yang dipakai imunisasi MR pun mengemuka.
Aisha Maharani lewat akun facebooknya menyatakan bahwa vaksin yang diproduksi oleh Biofarma itu belum mengantongi sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Lewat postingannya Aisha sekaligus menjawab info dari salah seorang netizen yang menyebut vaksin buatan Biofarma sudah melayani 141 negara dan mendapat sertifikat halal MUI.
Info tersebut diklaim diperoleh dari pihak sekolah.



"Kebenaran Harus Disampaikan Meski Pahit
Jujur itu barang langka, dan hanya manusia bermartabat, beriman dan pilihan yang bisa melakukannya.
1. Vaksin MR belum berSH MUI, menurut informasi dari salah satu awak Biofarma masih proses penyusunan dokumen (lihat gambar 1)
2. Sertifikat Halal vaksin MR belum ada, yang beredar adalah fatwa MUI tentang Imunisasi, dan Wajib vaksin yang Halal (lihat gambar 2)
3. Kenapa harus ada kebohongan? (lihat gambar 3)
Silakan kampanye vaksin asal JUJUR
Taklid membawa kebodohan, ilmu membawa pada kehati-hatian
Educate before vaccinate!," tulis Aisha Maharani pada 10 Agustus 2017.
Apa Itu Imunisasi MR?
Kampanye imunisasi MR (Measles Rubella) digalakkan oleh Kementerian Kesehatan RI.
Sasarannya adalah anak-anak usia 9 bulan hingga kurang dari 15 tahun.
Pemerintah membagi dua tahap kampanye imunisasi MR.
Untuk wilayah Pulau Jawa digelar sepanjang bulan Agustus-September 2017, sedangkan luar Pulau Jawa Agustus-September 2018.
Kegiatan ini menjadi langkah pemerintah untuk memutus transmisi penularan virus campak dan rubella secara cepat.
Pada Agustus 2017, imunisasi MR akan diberikan untuk anak usia sekolah (SD/MI/Sederajat, SMP/MTS/sederajat).
Sedangkan pada September 2017, imunisasi ini akan diberikan serentak di Puskesmas, Posyandu, dan fasilitas kesehatan lainnya untuk bayi dan anak yang belum bersekolah dan anak usia sekolah yang tidak bersekolah.
Berikut ini 10 hal yang orangtua perlu ketahui tentang vaksin MR, seperti dilansir dari Femina:
1. Vaksin MR adalah vaksin yang diberikan untuk mencegah dua penyakit sekaligus, yaitu campak dan rubella. Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini, tapi keduanya bisa dicegah dengan imunisasi. Campak dan rubella adalah penyakit infeksi menular melalui saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus.
2. Campak dapat menyebabkan komplikasi serius seperti diare, radang paru (pneumonia), radang otak (ensefalitis), kebutaan dan kematian.
3. Rubella biasanya berupa penyakit ringan pada anak. Tetapi bila menulari ibu hamil pada trimester pertama atau awal kehamilan, dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan bayi saat dilahirkan atau disebut dengan Sindroma Rubella Kongenital seperti kelainan pada jantung dan mata, tuli dan keterlambatan perkembangan.
4. Imunisasi MR diberikan kepada anak usia 9 bulan hingga kurang dari 15 tahun.
5. Reaksi normal umum terjadi setelah suntikan imunisasi seperti demam ringan, ruam merah, bengkak ringan dan nyeri di tempat suntikan. Reaksi ini akan menghilang dalam 2-3 hari.
6. Tahun ini, pemerintah memberikan Imunisasi MR secara gratis. Kemenkes telah menyediakan vaksin MR sebanyak 4.777.150 vial beserta alat suntik dan logistik pendukungnya.
7. Penyelenggaraan vaksin MR massal akan dilakukan di 6 provinsi, 119 kabupaten/kota dan 3.579 Puskesmas, dengan jumlah anak mencapai 34.964.384 anak.
8. Vaksin yang digunakan pemerintah untuk vaksin MR massal ini telah mendapat rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan izin edar dari BPOM. Vaksin MR ini dipercaya 95% efektif untuk mencegah penyakit campak dan rubella dan telah digunakan di 141 negara di dunia.
9. Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No. 4 tahun 2016 menjelaskan bahwa imunisasi pada dasarnya dibolehkan sebagai bentuk ikhtiar untuk mewujudkan kekebalan tubuh dan mencegah terjadinya penyakit.
10. Setelah masa kampanye, imunisasi MR akan masuk dalam jadwal imunisasi rutin untuk anak usia 9 bulan, 18 bulan, dan kelas 1 SD/sederajat. (*)