Viral di Medsos

Pengibaran Bendera di Lapangan Becek Jadi Viral, di Sini Lokasi Tepatnya, Juga Sejarah Daerahnya

Tampak perjuangan mereka menaikkan bendera Merah Putih di tengah guyuran hujan dengan kondisi lapangan yang becek penuh lumpur.

Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Syaiful Syafar

TRIBUNKALTIM.CO - Upacara bendera memperingati HUT ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia telah berlalu.

Namun berbagai kisah menarik seputar perjuangan Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) masih menjadi buah bibir di jagad maya.

Salah satu yang menuai sorotan adalah sepak terjang Paskibra di Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.

Foto-foto dramatis Paskibra Kecamatan Sebulu menyebar di media sosial.

Perjuangan Paskibra di Sebulu, Kukar. (Twitter)

Baca: Foto Pakai Baju Palu Arit Viral, Ahmad Dhani Ngamuk di Twitter, lalu Netizen Tantang Balik Begini

Perjuangan Paskibra di Sebulu, Kukar.
Perjuangan Paskibra di Sebulu, Kukar. (Twitter)

Tampak perjuangan mereka menaikkan bendera Merah Putih di tengah guyuran hujan dan kondisi lapangan yang becek penuh lumpur. 

Saking tebalnya lumpur di lapangan tersebut, sepatu yang dikenakan anggota Paskibra terlepas, tertinggal di dalam kubangan.

Baca: Jokowi Bikin Pendukung Ahok Kesal, Dibilang Takut Elektabilitas Turun Gegara Ucapan Ini

Meski begitu, mereka seolah tak peduli dan tetap fokus menunaikan tugasnya hingga selesai.

Warganet dibuat merinding melihat perjuangan mereka.

Perjuangan Paskibra di Sebulu, Kukar.
Perjuangan Paskibra di Sebulu, Kukar. (Twitter)
Perjuangan Paskibra di Sebulu, Kukar.
Perjuangan Paskibra di Sebulu, Kukar. (Twitter)

Kemudian banyak yang mempertanyakan tentang lokasi lapangan tersebut.

Seketika, nama Sebulu menjadi tenar. 

Baca: Viral! Guru Cantik Pamer Uang Rp 150.000 lalu Sindir Full Day School, Ternyata Kisahnya Bikin Baper

Diketahui, Sebulu merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

Diperlukan waktu 2 jam perjalanan dari ibu kota Provinsi Kaltim, Samarinda untuk sampai ke Sebulu.

Celakanya, kisah miris para Paskibra ini malah menjadi boomerang bagi Pemkab Kukar.

snail3_
instagram.com/snail3_

Bukan tanpa alasan, mengingat Kecamatan Sebulu merupakan salah satu wilayah penghasil batu bara di Kukar.

Data Wikipedia menyebut luas wilayah Sebulu mencapai 859,5 km2 yang dibagi dalam 14 desa.

Sementara jumlah penduduk kecamatan ini mencapai 31.724 jiwa (tahun 2005).

Adapun Kabupaten Kukar merupakan daerah yang dikenal kaya akan sumber daya alam, terutama minyak bumi dan gas alam (migas) serta batu bara.

Tidak heran jika perekonomian Kukar masih didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian yang mencapai lebih dari 77 persen.

Baca: Bukannya Ditilang, Polisi Malah Ajak Pelanggar Lalu Lintas Lakukan Ini, Netter: Pak, Kalian Keren!

Fakta ini membuat netizen berkomentar pedas.

"Ini lapangan di daerah yg APBD nya 7,6T thn 2014," cuit pemilik akun @rio_ferdinanto, Kamis (17/8/2017) pukul 22.12 WIB.

"Miris mmg kabupaten terkaya , daerahnya masih bgini bnyak tambang batu bara padahal...," sahut akun @sonieJRS.

"paskibra sebulu jadi viral karena lapangannya yang menyedihkan," tulis @guswar_amandaa.

"Cocok dibuwat iklan rinso," komentar akun @ChunNaque.

"Ya Allah... demi merah putih. Paralel dgn founding fathers yg mengorbankan nyawa," komentar @evndari.

Baca: Derita Warga Pegat Batumbuk, Punya Hunian tanpa Kuburan hingga Melahirkan di Atas Speed Boat

APBD Kabupaten Kukar memang pernah disahkan di angka Rp 7 triliun lebih. 

Itu terjadi selama kurun dua tahun, 2013 dan 2014. 

Dengan dana sebesar itu, daerah ini bisa membangun enam stadion mewah bertaraf internasional seperti Stadion Balikpapan kini yang menelan anggaran Rp 1,3 triliun.

Namun untuk tahun 2017, APBD Kukar menyusut jauh. Disepakati hanya sebesar Rp 3,998 triliun.

Angka ini menurun hingga Rp 3 triliun dari tahun sebelumnya.

Anjloknya pendapatan Kukar dipicu menurunnya penerimaan dana bagi hasil (DBH) Migas.

Cerita tentang kekayaan Kukar memang sudah jadi rahasia umum. Pun begitu dengan fakta miris di lapangan.

Hingga kini masih ada kampung yang belum teraliri listrik, jalan-jalan rusak, hingga fasilitas pendidikan yang tidak memadai.

Tak Setuju ketika orang menilai Kukar terlalu kaya

Pada Agustus 2014 lalu, Bupati Kukar Rita Widyasari pernah bercerita soal predikat kaya yang disandang daerahnya.

Memang selama ini, kata Rita, Kukar merupakan daerah penghasil devisa terbesar bagi Indonesia.

Namun, banyak ketidakadilan yang diterima oleh pemerintah daerah penghasil migas dan batu bara terbesar ini dalam hal dana bagi hasil (DBH). 

"Luas Kutai Kartanegara itu berpuluh kali luas Kota Samarinda. Dari daerah kami, negara mendapatkan pemasukan hingga Rp 132 triliun. Namun, yang kembali untuk daerah hanya sekitar Rp 3,2 triliun. Padahal, di Indonesia, Kukar dikenal sebagai kabupaten terkaya, tetapi DBH yang diterima jauhlah dibanding Samarinda," ungkap Rita saat ditemui Kompas.com.

Bupati Kukar, Rita Widyasari.
Bupati Kukar, Rita Widyasari. (DOK. TRIBUN KALTIM)

Belum lagi, kata dia, di Kukar terdapat banyak kecamatan dan kelurahan desa tertinggal.

Seperti di Tabang, Rita mengatakan, tempat tersebut harus dicapai dengan menempuh perjalanan puluhan jam menggunakan kapal. Kondisinya sangat terisolasi.

Baca: Astaga! 2 Dedengkot First Travel Masih Sempat Selfie Meski Terliling Utang, Begini Balasan Netizen

Oleh karena itu, Rita mau tidak mau harus meneruskan pembangunan jembatan sepanjang 12 km agar masyarakat terbebas dari isolasi itu.

"Ya, DBH yang kami terima mungkin terlihat banyak, tetapi daerah kami selama ini tertinggal, dan butuh banyak anggaran untuk mengurangi ketertinggalan itu. Belum lagi, fasilitas publik minim, seperti jalan, jembatan, sekolah, bahkan rumah sakit. Inilah yang pelan-pelan coba dibangun Kutai Kartanegara dari APBD yang jumlahnya sedikit," ujarnya.

Baca: Merinding! Curhat Anak Amrozi, 10 Tahun tak Mau Hormat Bendera Merah Putih karena Alasan Ini

Anjungan Lepas Pantai Jempang Metulang (JM1) di Lapangan South Mahaham, di Blok Mahakam, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur mulai memproduksi gas dan kondensat sejak Jumat (10/7/2015). Tampak Rig Hakuryu 10, alat dioperasikan Total E&P Indonesie, sedang mengebor di Platform Jempang Metulang Blok Mahakam.
Anjungan Lepas Pantai Jempang Metulang (JM1) di Lapangan South Mahaham, di Blok Mahakam, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur mulai memproduksi gas dan kondensat sejak Jumat (10/7/2015). Tampak Rig Hakuryu 10, alat dioperasikan Total E&P Indonesie, sedang mengebor di Platform Jempang Metulang Blok Mahakam. (HO/Total E&P Indonesie)

Oleh karena itu, Rita agak kurang setuju ketika orang menilai Kukar terlalu kaya.

Menurut dia, banyak orang tak tahu bagaimana keuangan Kukar yang sebenarnya.

Daerah pesisir meronta ingin memisahkan diri juga menjadi persoalan bagi Rita.

"Kami selalu disebut kaya, tetapi yang harus dibangun di Kutai Kartanegara itu sangat banyak. Rumah sakit, saya bikin pelan-pelan. Jembatan runtuh, saya bangun lebih kokoh lagi. Belum lagi pembangunan rumah untuk warga di bantaran kumuh. Itu semua dari DBH Rp 3,2 triliun dan dibagi untuk Kukar yang luas ini," ujarnya.

Baca: Ibu Keluarga tak Mampu Alami Kulit Melepuh di Sekujur Tubuh hingga Wajah, Penyebabnya Bikin Syok!

Oleh karena itu, dalam pemerintahan Jokowi-JK, Rita berharap ada keadilan untuk Kukar.

Menurut dia, sudah selayaknya daerah penghasil disejahterakan dulu agar kesan kaya yang disandang Kukar memang benar adanya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved