Anak Yatim Menghilang
Anak Yatim Menghilang - Ini Kata Lembaga Perlindungan Anak Respon Kasus Tersebut
Ketua Harian P2TP2A, Ardi Rahayu turut prihatin dengan kejadian hilangnya anak yatim bernama Icha (12) lebih dari sepekan.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani |
Laporan wartawan TribunKaltim.co, Muhammad Fachri Ramadhani
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Ketua Harian Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Balikpapan, Ardi Rahayu turut prihatin dengan kejadian hilangnya anak yatim bernama Icha (12) lebih dari sepekan.
"Buat kami yang biasa menangani masalah anak yang bermacam-macam ini. Di usia begitu, dia berangkat ke luar kota itu ndak wajar," katanya.
"Tapi bisa jadi wajar, apabila didikan dan kebiasaan yang dia dapat di lingkungan tempat tinggal misalnya keras," lanjutnya.
Untuk diketahui ABG berusia 12 tahun tersebut besar dan hidup di lingkungan Pasar Sepinggan Balikpapan Selatan.
Ia hidup bersama ibunya, Nuraida.
Bapaknya telah lama meninggal saat usianya 3 tahun.
"Tumbuh kembangnya, pola pikir anak itu tergantung lingkungannya. Kondisi rumah bagaimana. Kebiasaan. Orientasi hidup dibangun dari rumah. Hingga ia berani berkata yang tidak sebenarnya untuk tujuan yang diinginkan, berarti ada sesuatu," katanya.
Sehari-hari ia tumbuh menjadi gadis muda di tengah hiruk pikuk kehidupan pasar yang keras.
Kendati masih duduk dibangku kelas 5 SD, namun perawakan Icha layaknya anak SMA.
Memiliki badan bongsor, menjadikan ia banyak bergaul dengan rekan yang 3 sampai 5 tahun lebih tua daripada dirinya.
"Dia merasa lebih pede, karena merasa sudah besar," tuturnya.
Pihaknya mengaku telah diperintahkan Satgas P2TP2A provinsi untuk memantau perkembangan kasus ini.
Pihaknya juga belum bisa memastikan apakah hilangnya Icha masuk dalam kategori trafficking in person apa bukan.
"Belum bisa ke arah situ. Kami masih dalami. Diminta menggali keluarganya. Sambil menunggu arahan dari Provinsi," ungkapnya.
Alasan Icha Pergi
Nur Salam (42) Wakil Ketua Pedagang Pasar mengatakan dalam percakapan bersama Icha (12), salah satu alasan mengapa ia memutuskan untuk pergi meninggalkan ibunya tak lain karena acap kali dimarahi.
Selain itu, siswi kelas 5 SD 011 Sepinggan Balikpapan Selatan tersebut mengaku ingin mengubah hidupnya.
"Icha sempat ngomong, curhat. Katanya, di sana (Balikpapan) gak bisa ngapa-ngapain. Terus dia bilang sering dimarahin sama mamak. Kalau di luar bisa kerja, dan banyak uang," katanya memeragakan perkataan Icha.
Diakui Nur Salam, ibu kandung Icha--Nuraida memang acap kali terlihat menegur Icha saat anak tersebut berkeliaran di Pasar Sepinggan.
Namun tak pernah sampai memukul, hanya sebatas marah lisan.
"Masih batas wajarlah mamak marah, kalau anak gadisnya keliaran malam hari, gak ngerjakan PR sekolah. Bentuk khawatir kepada putrinya," katanya.
Pengakuan Icha yang mengatakan dirinya berada di Jakarta sontak membuat ibunya dan beberapa pedagang kaget.
Sempat dalam percakapan pada Selasa (22/8/2017) pukul 19.30 Wita, mereka membujuk Icha pulang.
Namun anak tersebut teguh tak mau kembali.
"Saya katakan bakal menjemput Icha di Jakarta bersama ibunya. Tapi dia gak mau kasih alamat. Dia bilang nanti ada waktunya dia akan kasih tahu," ungkapnya.
Untuk diketahui, percakapan Icha dengan Rita salah satu pedagang bawang Pasar Sepinggan didengarkan 4 pedagang, ibunya mengaku tak kuasa mendengar suara Icha sehingga memutuskan tak ikut dalam perbincangan.
"Dari suaranya, yakin itu saya Icha. Tapi gaya bicaranya beda dengan sehari-hari. Mungkin terpengaruh hasutan. Di situ kita speaker, pedagang di samping Rita dengar semua. Mereka yakin suaranya Icha. Ada 4 orang pedagang yang mendengar. Saya, Rita, pedagang racun tikus, dan Ibu Nur Alam," bebernya.
Senada Rita, orang yang menerima panggilan dari Icha juga mengatakan anak itu memang sering dimarahi ibunya.
Kendati demikian, marah ibunya memang dikarenakan ulah Icha yang rada sulit diatur.
"Dia kan lincah di pasar. Mucillah. Misal dapat nilai jelek di sekolah. Pulang sekolah gak pulang malah main ke tempat bude. Kalau sampai mukul gak pernah," bebernya.
Fakta menarik kembali diungkap salah satu pedagang di Pasar Sepinggan Balikpapan bernama Rita.
Penjual bawang yang biasa menjajakan jualannya di kios Sri alias Bude merasakan perubahan drastis dari perempuan yang diduga terlibat dalam hilangnya Icha (12), selama sebulan terakhir.
"Bude berubah sebelum pergi dari Balikpapan," katanya.
Perubahan itu dilatari perkenalannya dengan seorang laki-laki tanpa sengaja, yang belakangan diketahui bernama Erik.
Pria tersebut tinggal di Medan, Sumatera Utara.
"Dia (Bude) bilang, aku disuruh puasa mutih sama abang, makan nasi putih, minum air putih, campur garam," katanya.
"Katanya untuk mensucikan diri. Seminggu dia sempat puasa, terus ngeluh ndak kuat. Capek kan, pak. Belum lagi dia harus kerja," lanjutnya.
Keduanya terikat asmara, Long Distance Relationhip alias LDR alias hubungan jarak jauh.
"Dia itu awalnya kenal dari salah nomor. Terus berlanjut sampai ke Facebook. Hingga akhirnya pacaran," tuturnya.
Hampir setiap hari Bude selalu menerima telepon dari Erik, hingga dagangannya terbengkalai.
"Bude pernah cerita gini, kok aku berubah sekarang. Gak pernah ke kubur lagi (almarhum suaminya) semenjak kenal Erik," ungkapnya.
Semenjak berkenalan dengan lelaki Medan itu, Rita mengaku takut berkunjung ke rumah Bude.
"Dia pernah cerita roh-roh datang ke rumah Bude, dikirim kekasihnya itu untuk bantu jangan sedih. Saya merinding, gak berani ke rumah Bu Sri," ucapnya. (*)