3 Korban Foya-foya Bos First Travel yang Bikin Kita Mengurut Dada, Terakhir Baru Saja Tutup Usia

Di antara 58 ribu yang belum diberangkatkan, ternyata ada tiga yang bernasib tragis karena harus meratapi kegagalannya ke Baitullah.

Editor: Syaiful Syafar
Kolase/TribunKaltim.co
Kasus First Travel 

TRIBUNKALTIM.CO - Bareskrim Polri melansir jumlah korban penipuan dan penggelapan dana oleh biro perjalanan haji dan umrah First Travel 58.682.

Seluruhnya telah membayar biaya pemberangkatan ke Tanah Suci, namun hingga kini belum diberangkatkan.

Awalnya, ada 72.682 yang mendaftarkan diri untuk umrah sejak Desember 2016 hingga Mei 2017 menggunakan program promo.

Namun, yang telah diberangkatkan baru 14.000.

Baca: Begini Pengakuan si Begal dalam Kondisi Muka Bonyok dan Kepala Bocor

Di antara 58 ribu yang belum diberangkatkan, ternyata ada tiga yang bernasib tragis karena harus meratapi kegagalannya ke Baitullah.

Siapa saja mereka?

1. Kunut Jatuh Sakit

Kunut (75), warga RT04 RW09 Kelurahan Jatimakmur, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi, Jawa Barat,  jatuh sakit. 

"Pikiran saya puyeng kalau ingat umrah. Badan saya sepertinya butuh dirawat karena kurang enak terus," kata Kunut.

Kunut mengaku mulai mengalami permasalahan kesehatan yang mengakibatkan penurunan stamina sejak heboh pemberitaan mengenai First Travel.

Kunut menyetorkan dana total Rp 32 juta untuk berangkat umrah bersama sang istri ke Tanah Suci.

"Uangnya juga dikumpulin dari arisan. Bulanannya sampai sekarang harus saya bayar," katanya.

Kunut bersama keluarganya hanya berharap uang setoran umrah yang diberikan kepada First Travel bisa dikembalikan secara utuh.

2. Maryanah Depresi

Warga Kota Bekasi, Jawa Barat, yang menjadi korban ada yang depresi dan jatuh sakit.

“Keluarga saya yang tertipu ada enam orang. Mereka sekarang stres karena uang yang sudah disetorkan tidak ada kejelasan," kata Maryanah (51).

Ia mengaku baru menyadari telah menjadi korban penipuan saat kabar tersebut ramai disampaikan media massa.

Anniesa Hasibuan beserta suami dan brosur iklan First Travel
Anniesa Hasibuan beserta suami dan brosur iklan First Travel (istimewa)

Ia kerap depresi bila mendengar ada pemberitaan terkait First Travel lewat siaran televisi yang belakangan ini rutin tersiar hampir setiap hari.

"Saya beruntung punya anak yang baik, setiap kali saya stres, ada putra saya yang selalu memberi nasihat untuk bersabar," katanya.

Putra Maryanah, Suhendi (33) mengatakan mayoritas keluarganya yang terkena tipu saat ini mulai menunjukkan gelagat yang kurang wajar.

"Ada keluarga saya bernama Bu Anah yang stres dan sempat guling-gulingan sambil menangis histeris di jalan saat tahu dirinya menjadi korban penipuan First Travel," katanya.

Namun sang ibu, kata dia, hanya menampakkan gejala depresi yang ditunjukkan dengan menurunnya nafsu makan serta melamun dalam kondisi tertentu.

"Mereka depresi karena uangnya boleh ngumpulin sedikit-sedikit. Rata-rata mereka warga berpenghasilan menengah ke bawah dan sekarang sudah menyetor ke First Travel rata-rata Rp 18 juta," katanya.

Baca: RIP English! Agar Terlihat Keren, Seorang Pemuda Ucapkan Kata-kata Ini

Dikatakan Suhendi, keenam anggota keluarganya telah melakukan ratiban sebagai acara syukuran atas rencana keberangkatan untuk umroh ke Tanah Suci sejak awal Januari 2017, namun sampai Agustus 2017 belum ada kejelasan pemberangkatan.

"Awalnya First Travel mengundur keberangkatan karena terjadi pengurangan kuota dari Saudi Arabia, kemudian keluarga saya yang ingin berangkat sesuai dengan jadwal dimintai uang lagi Rp 2 juta dengan alasan untuk sewa pesawat. Sampai waktu yang dijanjikan, belum ada jadwal pemberangkatan umroh yang jelas," katanya.

3. Rokayah Meninggal Dunia

Rokayah (67), warga Kampung Tegal Jambu Desa Pananjung Kecamatan Tarogong Kaler, Garut, Jawa Barat, Kamis (24/8/2017) menghembuskan nafas terakhit setelah dirawat selama kurang lebih 8 hari di RS Intan Husada Garut.

Dia adalah salah seorang korban biro perjalanan First Travel.

Menurut keluarganya, Rokayah sakit karena menanggung malu setelah First Travel batal memberangkatkan dirinya umrah.

Sementara berdasarkan diagnosa dokter, Rokayah sendiri menderita penyakit jantung.

"Ada rasa malu sama tetangga karena batal berangkat umrah, apalagi sudah sempat melaksanakan walimatus safar (syukuran) sebelum berangkat," ujar Rahmat Rosadi (44) anak keempat Rokayah saat ditemui di rumah duka, Sabtu (26/8/2017).

Rosadi yang tinggal di kawasan Pal Merah Jakarta Barat ini menyebutkan, sang ibu daftar umrah di First Travel melalui dirinya pada tahun 2015 lalu.

Saat itu, ibunya didaftarkan berangkat bersama dirinya.

Di keluarganya sendiri ada 8 orang yang batal berangkat umrah karena kasus First Travel ini.

"Dijanjikan berangkat sebelum puasa tahun ini, kemudian jadwalnya dimajukan dua hari, namun H-2 keberangkatan tiba-tiba ada pembatalan," katanya.

Baca: Minta Pembuktian Cinta, Siswi SMP jadi Korban Petani Rumput Laut

Menurut Rosadi, sebelum berangkat umrah, ibunya sempat melakukan selamatan di rumah dan langsung berangkat ke rumahnya di Jakarta menunggu pemberangkatan. Setelah di Jakarta dan gagal berangkat, ibunya sempat tidak mau pulang ke rumah karena malu.

"Lebaran juga di Jakarta, setelah ada pembatalan dibawa pindah-pindah saja ke rumah anak-anaknya ada yang di Banten dan di Jakarta," ucapnya.

Hingga akhirnya sebut dia, sang ibu mau pulang ke rumah di Garut.

Namun, tidak lama di kota ini, Rokayah sakit hingga harus dirawat di RSU dr Slamet Garut selama beberapa hari.

Setelah sempat sembuh beberapa lama di rumah ibunya kembali sakit dan dirawat di RS Intan Husada Garut hingga akhirnya meninggal dunia.

"Padahal, waktu akan berangkat sangat segar, semangat sekali, ini yang bikin saya sangat sakit hati," kata Rosadi.

Setelah ibunya batal umrah, semua keluarganya sepakat takkan membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan umrah, karena takut ibunya teringat kembali dan terus bersedih.

Namun, kondisi kesehatan ibunya terus menurun hingga akhirnya meninggal dunia.

Rosadi menuturkan, selama ini keluarganya selalu berusaha mengobati kekecewaan hati orangtuanya.

Bahwa meski batal berangkat, niatnya sudah diterima Allah SWT sebagai kebaikan. (*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved