Gagal Bersinar di SEA Games, Atlet Blak-blakan soal Pelitnya Pemerintah, Uang Saku Tak Cair
Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Imam Nahrawi, pun meminta maaf atas pencairan anggaran yang selalu molor.
Baca juga:
Ternyata Ini Alasan PSSI Hapuskan Regulasi soal Pemain U-23 di Liga 1
Pesona Lionel Messi Berhasil Bujuk Angel di Maria ke Barcelona, namun Jalan Masih Berliku . . .
Dilirik Klub Malaysia, Jawaban Satria Tama Mengejutkan
Tersingkir dari Juventus, Begini Nasib Kiper Keturunan Indonesia ini Sekarang
Pemain Borneo FC Ini Tak Sabar Adu Cepat dengan Winger Semen Padang
Bertolak ke Padang, Sejumlah Pilar Pesut Etam Terpaksa Absen
Setelah Manchester United, Giliran Klub Ini Dukung LGBT
Merujuk pengalamannya itu, Eko menilai manajemen pembiayaan atlet pada SEA Games 2017 ini merupakan yang terburuk.
"Tahun ini akomodasi tersendat terus. Lima atau beberapa bulan belum turun. Manajer mencari dana dari luar untuk talangan," tuturnya.
Di tempat terpisah, pejabat pembuat komitmen Satlak Prima, Chandra Bhakti, berjanji melunasi seluruh uang akomodasi dan honor atlet SEA Games, paling lama 5 September mendatang.

Tak gunakan APBN
Imam kini berwacana menggunakan anggaran non-APBN dari lembaga pendanaan khusus olahraga (LPUDK) untuk membiayai pengeluaran atlet yang masuk daftar Satlak Prima.
"Sehingga katakanlah ada pergeseran atlet, ada akomodasi yang harus dibayar per hari ini juga. Sementara kalau lewat APBN harus ada proses dan administrasi," kata Imam.
LPUDK, kata Imam, akan menampung dana dari badan usaha milik negara, donasi publik dan sumbangan pihak swasta. Imam akan melibatkan penegak hukum untuk mencegah persoalan di kemudian hari.