Hanif dan Sri Mulyani Kompak Dukung Pelatihan Vokasi sebagai Program Prioritas
Menaker menambahkan, tiap tahun pemerintah dihadapkan pada dua juta angkatan kerja baru.
Pemerintah juga melibatkan pelaku industri dalam menyusun konsep kurikulum dan instruktur.
Hal ini dilakukan agar apa yang diajarkan pada pelatihan vokasi nyambung dengan kebutuhan pasar kerja.
Baca juga:
Politisi PKS Tuntut Perhatian Dunia Internasional soal Tragedi Rohingya
Jelang Penutupan Gerai Matahari Pasaraya Blok M, Baju-baju Berserakan di Lantai
FPI Minta TNI dan Polri Serahkan Senjata jika tak Diizinkan Jokowi Berangkat ke Myanmar
Diringkus Warga, Begal Buang Air Besar di Celana
Tercyduk, Pelamar CPNS Cantik Sembunyikan Ponsel Dalam Bajunya
Ikut Orasi di Aksi Bela Rohingya, Begini Sebutan Amien Rais untuk Jokowi
Korea Utara Berambisi Imbangi Kekuatan Militer dan Membuat Takut AS Menggunakan Senjata
Prabawo Subianto Disambut Takbir saat Datang ke Aksi Bela Rohingya 169
Perbaikan fasilitas dan sarana serta prasarana pendukung pelatihan vokasi terus dilakukan.
Kemnaker juga berharap adanya dukungan anggaran yang cukup untuk pengembangan pelatihan vokasi menjadi lebih baik. Disinilah pentingnya peran dari Menteri Keuangan.
Selain melalui BLK, pemerintah juga mendorong optimalisasi pelatihan vokasi uga dilakukan di Lembaga Pelatihan Kerja Swasta, Training Center Industri, serta lembaga pelatihan yang ada di sejumlah Kementerian atau Lembaga.
Menaker menambahkan, tiap tahun pemerintah dihadapkan pada dua juta angkatan kerja baru.
Sayangnya, angkatan kerja baru ini tidak bisa langsung masuk pasar kerja, karena kompetensi mereka masih rendah.
Pelatihan vokasi diharapkan menjasi cara untuk meningkatkan kompetensi angkatan kerja. (Tribunnews.com)