Istri ke 3 Arifin Ilham Menangis Setelah Dinikahi
Walau tak menyebut nama istrinya itu, Arifin memanggil wanita berdarah sunda itu dengan sebutan Neng.
TRIBUNKALTIM.CO - Dai kondang ustadz Muhammad Arifin Ilham menceritakan soal istri ketiganya dalam sebuah pengajian yang digelar Rabu (4/10/2017).
Tauziah ini disiarkan live akun resmi Facebook-nya berdurasi lebih 50 menit.
Dalam pengajian itu, Arifin bercerita tentang istri ketiganya yang menangis.
Baca: Heboh di Medsos, Sosok Dianggap Bukan Manusia Ikut Kerja di Proyek, Pas di Zoom Mukanya Ah Sudahlah
Walau tak menyebut nama istrinya itu, Arifin memanggil wanita berdarah sunda itu dengan sebutan Neng.
Sementara sang istri memanggilnya dengan Aa’.
Suatu saat usai resmi menikah, Arifin mendapati istri ketiganya itu menangis.
Arifin lalu menghampirinya.
“Kenapa, Neng? Ada apa, Neng?. Sudah Dhuha belum?” tanya Arifin.
Baca: Enggan Perbaharui Kontrak, Alexis Sanchez Siap-siap Tinggalkan Arsenal dengan Gratis
“Sudah A’,” jawab si istri.
“Kenapa nangis? Orang beriman tak boleh nangis, nangisnya hanya karena Allah,” hibur Arifin.
“Justru Neng nangis karena Allah. Neng bahagia. Makasih ya A’, (telah) bahagiakan Neng,” jawab si istri.
“Insya Allah kita bahagia akhirat,” ujar Arifin meyakinkan.
Surat Terbuka
Seorang netizen berakunMohammad Monib menunjukkan keprihatinannya dengan sikap Arifin ilham memamerkian praktik poligaminya.
Monib kemudian menulis surat terbuka kepada dai kondang itu.
Baca: Sssttt, Biar si Dia Ketagihan, Ini Nih 3 Bahan Alami yang Dapat Mencerahkan Warna Kulit Bagian Intim
Berikut isinya:
Ustadz Arifin yang baik, pliiis gak usah terlalu sampeyan pamerkan keranjingan kawinmu. Tak perlu sampeyan pertontonkan over nafsumu pada perempuan. Lebih2 bila sampeyan sebut2 atas nama sunnah Rasul. Tak usah sampeyan hadirkan Islam dari urusan kawin mawin. Sampeyan bonsai sunnah Nabiku yang mulia hanya urusan seks. Memalukan tadz!
Ustadz Arifin yang baik, saya lebih bangga bila sampeyan beritakan prestasi2 pesantren al-Dzikra. Prestasi karena-misalnya-gratis bagi santri-santri fakir muskin. Sampeyan layani & bela nasib pendidikan mereka. Sampeyan kabarkan capaian prestasi mereka diajang-ajang nasional & internasional. Sampeyan beritakan proses pendidikan mental di sana. Hafalan al-Qur'an & Hadis mereka. Peningkatan bahasa asing mereka. Reading habits yang bisa dilakukan. Leadership yang bisa dilaksanakan. Extra kurikuler2 sains di sana. Jurnalistik & seni yang diminati para santri.
Ustadz Arifin yang baik, ayolah bicara sunnah Rasul kita dari sisi yang lebih prioritas, esensial & bermakna bagi nasib umat. Tadz, umat Islam ini sudah tertinggal 1000 langkah. Ekonomi, sains, budaya & peradaban. Kok, ustadz sibuk pamer urusan kawin & kawin sich?! Tadz, mbok berpikir & gerakkan umat untuk hal yang lebih bermakna & membanggakan. Ya, tak taulah bila urusan libido membanggakan bagi sampeyan.
Ustadz Arifin yang baik, sajikan Rasul dari sisi yang bangsa & dunia butuhkan. Misalnya, sisi lembut Rasul kepada sesama, malu bermaksiat, amanah, tidak korup, tidak rasis, tidak diskriminatif dan cinta pada tanah airnya. Ayolah tadz paham mana yang kudu dikunyah publik secara prioritas.
Duh, tadz, stop memamerkan urusan katarsis syahwat ini. Pliiiiis stop. Sila nambah tapi tak usah show of keperkasaan hal selangkangan ini.