Jatah Bertambah, tapi Elpiji Bersubsidi Sering Langka, Ini Celah Permainannya Versi Agen Resmi
Sejauh ini, pihaknya memang sudah menemukan beberapa hal yang diduga menjadi penyebab kelangkaan.
Penulis: Doan E Pardede |
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Belakangan ini, kelangkaan gas elpiji bersubsidi kemasan 3 kilogram atau biasa disebut elpiji melon, kerap terjadi di Ibu Kota Provinsi Kaltara, Tanjung Selor.
Kalaupun bisa didapat, harga gas melon ini bisa cukup tinggi yakni mencapai lebih dari Rp 40 ribu per tabungnya.
Harga ini jelas jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan yakni Rp 23 ribu per tabungnya.
Baca juga:
VIDEO - Inilah Momen Ketika Para Pemain Kompak Protes terhadap Wasit dengan Cara Unik
Transfer Harry Kane ke Real Madrid Bakal Digagalkan Gelontoran Dana Jumbo?
Dukung Buffon, Totti Berharap Posisi Kiper Tak Lagi Dipandang Sebelah Mata
Rencana Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2034 Terancam Gagal Gara-gara Negara Ini
Tampil Impresif, Indonesia Langkahi Malaysia di Peringkat FIFA
Pemain Semen Padang Ini Ungkapkan Gejala Alam Tak Biasa Saat Choirul Huda Dibawa ke Rumah Sakit
Choirul Huda Meninggal - Persela Lamongan Tak Akan Gunakan Nomor Punggung 1
Berdasarkan data yang dihimpun Tribunkaltim.co, stok elpiji 3 Kg Kabupaten Bulungan tahun 2017, berdasarkan keterangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Bulungan baru-baru ini, di atas kertas sebenarnya sudah aman.
Di tahun 2017 ini, jatah Kabupaten Bulungan bertambah sebanyak lebih dari 100 ribu tabung. J
ika tahun 2016 lalu Kabupaten Bulungan hanya mendapat jatah sebanyak 800.440 tabung dengan volume 2.401 MT atau Metrik Ton (1 MT = 1.000 Kilogram), maka tahun 2017 ini bertambah menjadi 940.711 tabung dengan volume 2.822 MT.
Untuk penyebab pasti terjadinya kelangkaan, kata Kepala Operasional PT Mitra Brilian Mandiri (MBM), satu dari 4 agen resmi elpiji bersubsidi di Kabupaten Bulungan kepada Tribunkaltim.co, Selasa (17/10/2017), masih terus dicari.
Baca juga:
Eksperimen YouTuber Indonesia Gunakan Gojek dan Taksi Konvensional di Balikpapan, Ini yang Terjadi!
Jatah Bertambah, tapi Elpiji Bersubsidi Sering Langka, Ini Celah Permainannya Versi Agen Resmi
Wow, Usai Berenang Memanggul Senjata, Anggota Brimob Berlari 10 Km, Diakhiri Adu Bidik
Ketua DPRD Kaltim Minta Gubernur Segera Siapkan Pengganti Sekprov
Gedung Parkir Klandasan Mau Diubah jadi Pasar UMKM, Begini Tanggapan Pemkot
Polemik Transportasi Online Kian Riuh, Rizal Effendi Mohon Warga Kota Baca Ini Baik-baik
Susun APBD P 2017, Syukri Soroti 5 Point Penting
Perlu diketahui, jelasnya, elpiji bersubsidi di Kabupaten Bulungan ini tak pernah benar-benar langka.
Di saat-saat langka, elpiji ini masih bisa didapat, hanya saja harganya sudah jauh melebih HET.
Sejauh ini, pihaknya memang sudah menemukan beberapa hal yang diduga menjadi penyebab kelangkaan.
Pertama, jumlah pengecer sudah terlalu banyak. Dugaan sementara, pengecer-pengecer yang ada ini dengan sengaja memborong elpiji di pangkalan resmi, namun tidak langsung mendistribusikan ke masyarakat sebagaimana biasanya.
"Ya aneh, di pangkalan kosong tapi di pengecer masih ada, harganya tinggi. Ini patut dicurigai," ujarnya.
Dan harus diakui, kata Muhdi, pangkalan resmi sekali pun memang tidak bisa membatasi penjualan elpiji. Siapa pun yang datang membeli elpiji, tetap harus dilayani.
"Yang kami dapat itu, ada warga yang datang ke pangkalan A dapat dua (tabung), datang lagi ke pangkalan B dapat dua tabung, begitu seterusnya," ujarnya.
Untuk solusi, dia sendiri mengaku masih bingung. Pasalnya, pihaknya bukan satu-satunya agen resmi yang di Kabupaten Bulungan.
PT MBM sendiri hanya membawahi sebanyak lebih dari 50 pangkalan resmi, dari ratusan pangkalan yang tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Bulungan.
Agar pengawasan lebih ketat, agen-agen serta pangkalan resmi ini memang perlu duduk bersama.
Dan tentunya, pemerintah juga harus ikut nimbrung di dalamnya.
Baca juga:
Pesawat Jet Tempurnya Diserang, Israel Hancurkan Peluncur Misil Suriah
Vladimir Putin Terbahak Mendengar Rencana Mentan-nya Mau Ekspor Daging Babi ke Indonesia
Jurnalis Bloger dan Pengkritik PM Malta, Tewas Akibat Bom Mobilnya Diledakkan
Aksi Protes Diperlakukan Berat Sebelah, 7 Pengacara Mantan Presiden Korsel Mundur Serentak
Tragis, Dua Ekor Gajah Sumatera Mati Kesetrum Kawat Listrik, Kondisinya Memprihatinkan
2 Insiden Ini Warnai Pelantikan Anies-Sandi Sebagai Pemimpin Baru Jakarta
Dan menurutnya lagi, kelangkaan elpiji bersubsidi ini juga disebabkan pengunaannya memang tidak tepat sasaran.
Faktanya saat ini, kata dia, elpiji bersubdisi ini masih digunakan usaha-usaha besar. Hal ini tentunya akan mengakibatkan jatah elpiji bersubsidi yang harusnya bisa dinikmati masyarakat menjadi berkurang.
"Harusnya, restoran yang pendapatannya sudah lebih Rp 1,5 juta per hari nggak boleh pakai elpiji bersubsidi. Wajib pakai yang 5 Kg, atau yang 12 Kg," katanya. (*)