Biawak tanpa Telinga Penghuni Kalimantan, Tubuh Bergerigi Bisa Terobos Bebatuan

Satu lagi binatang reptil yang mendiami bumi Kalimantan. Selain buaya, ternyata ada juga reptil khas Kalimantan bernama biawak

Penulis: Budi Susilo | Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTIM.CO/NIKO RURU
Kepala seekor biawak, Kamis (3/9/2015) menyembul dari selokan yang meluap di RT 2 dan RT 11, Kelurahan Nunukan Timur. 

TRIBUNKALTIM.CO - Satu lagi binatang reptil yang mendiami bumi Kalimantan. Selain buaya badas hitam, ternyata ada juga reptil khas Kalimantan bernama Lanthanotus borneensis atau dalam bahasa lokalnya sering disebut biawak tak bertelinga yang menempati kawasan daratan dan pinggiran sungai.

Hery Saputro, pegiat Borneo Wildlife Education and Conservation Kalimantan Timur menuturkan, Biawak Borneo ini sangat berbeda dengan biawak pada umumnya seperti biawak Varanus salvator yang suka mendiami di kawasan mangrove.

"Saya sering temukan biawak Varanus salvator di mangrove Somber Balikpapan tapi biawak yang Lanthanotus borneensis belum pernah. Tempatnya berbeda," ujarnya.

Baca: VIDEO TEASER Atlet Prestasi Siap Tinggalkan Kaltim

Semua biawak sama, hidup di dua alam, darat dan air, namun satu sama lain memiliki tempat- tempat yang spesial. Sementara, biawak Lanthanotus borneensis menempati daratan dan pinggiran hulu sungai.

"Memilih tempat sungai-sungai yang masih bersih. Kalau ditempat-tempat sungai yang sudah tercemar, sungai yang kotor terkena sampah, sudah tidak suka," ungkap Hery, yang juga bergelut di Koalisi Penyelamat Satwa.

Berdasarkan penemuan ilmiah, biawak tanpa telinga ini mudah ditemui di daerah hutan-hutan tropis berada dekat sungai yang ada di hulu. Kadang bisa hidup di darat maupun di air dalam mencari makanan ikan-ikan kecil atau serangga.

Baca: Remaja 17 Tahun Bercucuran Darah, Kepala dan Punggung Dibacok 15 Pemuda, Ini Penyebabnya

"Bisa kita temukan di Kalimantan dan Serawak," kata pria yang aktif di Forum Peduli Teluk Balikpapan ini.

Untuk bisa mengenali biawak tanpa telinga ini bisa dilihat dari cirinya. Tubuhnya memancarkan warna coklat tua dan ekornya panjang, seperti biawak pada umumnya. Bentuk kulit tubuhnya bergerigi secara rapi dimulai dari bagian kepala hingga ke ekor. Sekilas seperti landak, tapi tajam-tajamnya tidak memanjang.

Menurut Hery, tubuhnya yang bergerigi dimanfaatkan untuk petualangan hidupnya di tempat- tempat semak belukar. Adanya gerigi pada tubuhnya membuat Lanthanotus borneensis mampu bergerak bebas saat masuk ke alam semak belukar.

"Hutan alamnya masih lebat. Kondisinya masih belukar. Kalau tubuhnya bergerigi bisa menembus belukar," ujarnya.

Baca: Sabu 3 Kg Gagal Masuk ke Balikpapan, Terbongkar di Bandara Adisutjipto

Selain itu, kata dia, tubuhnya yang bergerigi akan memberinya ruang gerak baik ketika sedang berada di air sungai yang arusnya lumayan deras. Saat berenang, melintasi air sungai, maka Lanthanotus borneensis bisa bergerak asyik.

"Gerigi bisa memecah arus air sungai, bisa terobos bebatuan kerikil yang ada di air," tuturnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved