10 Capres Elektabilitas Tertinggi, Wow Anies Baswedan Melesat. Tempat Ketiga Lebih Tidak Terduga
Lembaga PolMark Indonesia merilis hasilsurvei mengenai tokoh yang dipilih publik sebagai calon presiden pada saat ini.
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Lembaga PolMark Indonesia merilis hasilsurvei mengenai tokoh yang dipilih publik sebagai calon presiden pada saat ini.
1. Joko Widodo
Hasilnya, Joko Widodo tetap memeroleh elektabilitas tertinggi dibanding tokoh lainnya.
"Jika pilpres digelar hari ini, sebanyak 41,2 persen memilih Jokowi," ujar Direktur PolMark Indonesia Eep Saefullah dalam pemaparan survei itu di SCBD Jakarta, Minggu (22/10/2017).
2. Prabowo Subianto
Posisi kedua ditempati Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dengan pilihan sebanyak 21,0 persen responden.
3. Agus Harimurti Yudhoyono

Pada posisi ketiga ditempati Agus Harimurti Yudhoyono. Putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu dipilih sebanyak 2,9 persen responden.
Kemudian, Anies Baswedan menempati urutan keempat dengan pilihan 2,2 persen responden.
5. Hary Tanoesoedibjo
Di bawah Anies ditempati Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo, dengan pilihan 2,0 persen responden.
6. Gatot Nurmantyo
Posisi keenam ditempati oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Gatot dipilih oleh 2,0 persen responden, atau setara dengan Hary Tanoesoedibjo.
7. Jusuf Kalla
Di peringkat ketujuh ada Jusuf Kalla. Kalla yang kini menjabat Wakil Presiden itu dipilih oleh 1,9 persen responden untuk menjadi presiden.
8. Megawati Soekarnoputri
Selanjutnya, sebanyak 1,1 persen responden memilih Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sebagai presiden.
9. Rhoma Irama
Posisi kesembilan ditempati Ketua Umum Partai Idaman Rhoma Irama. Penyanyi yang dijuluki raja dangdut itu dipilih oleh 1,0 persen responden.
10. Mahfud MD
Terakhir, sebanyak 0,6 persen responden memilih mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, M Mahfud MD untuk menjadi presiden.
Wawancara untuk survei itu dilakukan pada 9 - 20 September 2017. Mereka yang disurvei adalah warga negara Indonesia yang berdomisili di seluruh Indonesia, dan telah mempunyai hak pilih yakni berusia 17 tahun ke atas atau yang sudah menikah ketika dilakukan survei.
Sampel berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional berdasarkan besaran jumlah pemilih.
Jumlah responden 2.250 orang dengan proporsi imbang (50:50) laki-laki dan perempuan. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error lebih kurang 2,1 persen. Selain itu, tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Responden Ingin Jokowi Jabat Dua Periode
Hasil survei yang dilakukan lembaga PolMark Indonesia menunjukkan bahwa sebanyak 44,3 responden menginginkan Joko Widodo terpilih kembali menjadi presiden pada pilpres 2019.

Berdasarkan data survei, ada sebanyak 32,4 yang menjawab tidak ingin Jokowi kembali memimpin.
Kemudian, sebanyak 23,2 persen menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.
Direktur PolMark Indonesia Eep Saefullah mengatakan, pilihan responden tersebut berhubungan dengan tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi.
"Berdasarkan survei, 57,6 persen menyatakan puas terhadap kinerja Jokowi," kata Eep dalam pemaparan survei di SCBD Jakarta, Minggu (22/10/2017).
Menurut Eep, hanya 25,4 persen yang menyatakan tidak puas. Kemudian, 5,3 persen menyatakan tidak tahu dan tidak jawab.
Selanjutnya, para responden ditanya seputar alasan mengapa menginginkan Jokowi kembali menjabat.
Hasilnya, sebanyak 31,1 persen menyatakan karena melihat kinerja Jokowi terbukti.
Kemudian, 23,8 persen menilai Jokowi pemimpin yang merakyat. Selain itu, 10,1 persen menilai Jokowi jujur dan bertanggung jawab.
Wawancara survei dilakukan pada 9 - 20 September 2017. Populasi survei ini adalah WNI yang berdomisili di seluruh Indonesia, dan telah mempunyai hak pilih, yakni berusia 17 tahun ke atas atau yang sudah menikah ketika dilakukan survei ini.
Sampel berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional berdasarkan besaran jumlah pemilih.
Jumlah responden 2.250 orang dengan proporsi imbang (50:50) laki-laki dan perempuan. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error lebih kurang 2,1 persen. Selain itu, tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
[Kompas.com/ABBA GABRILLIN]