Selain Pelajar di Samarinda, 4 Video Amoral Ini juga Pernah Hebohkan Indonesia
Video yang mempertunjukan adegan layaknya pasangan suami istri itu diduga direkam dengan menggunakan kamera smartphone
Baca: Sang Pria Lakukan Hal Manis untuk Wanita yang Tak Dikenalnya di Bus, Lalu Minta Balasan Tak Terduga
Pihak sekolah pun mengaku tidak tahu-menahu mengenai video tersebut, dan menyangkal wanita di video itu merupakan siswa sekolah tersebut.
Di sisi lain, sebuah akun memposting video tentang wanita tersebut di youtube. Video itu berisi capture video dan chat whatsapp dengan caption Heboh, Inilah Video Anak SMAN 1 Samarinda. Dalam video tertulis "Ayo Tobat"
Video tersebut langsung dikomentari sejumlah netizen. Salah satunya dari akun Miranda Aurora.
"Tolong dihapus ya, karna ini membawa nama instansi, mohon jangan diumbar aib orang.," tulisnya.
Baca: Dapat komentar Kasar, Cita Citata Meradang, Langsung Beri Ancaman Menakutkan
Video Panas Diduga Siswi SMAN 1 Berdurasi 5 Menit Jadi Viral, Kepsek Meradang dan Lakukan Ini
Video di Samarinda diduga dilakukan oleh pelajar SMA Negeri 1 Samarinda. Kabar ini mendapat tanggapan Kepala SMAN 1 Samarinda (Smansa), Budiono, Selasa (25/10/2017).
"Itu dijamin, 100 persen, bahkan 1.000 persen bukan anak sekolah kami. Bisa dicek, bisa datang ke sekolah, apakah anak itu terdaftar atau tidak di kelas 1,2,3. Semuanya tak ada," ujarnya kepada Tribun, Selasa (24/10/2017).
Informasi yang menyebut bahwa dugaan pelaku perempuan dalam video tersebut merupakan alumni SMAN 1 Samarinda juga dijawab Budiono.
"Tak tahu jika alumni. Jika sudah alumni, kan bukan urusan sekolah lagi. Kami sudah cek dan tak menemukan di daftar siswa aktif sekolah. Saya jamin 1.000 persen. Pihak sekolah mulai tahu sejak sore tadi (kemarin). Ini harus diluruskan. Kalau sudah menyangkut nama sekolah, nanti sekolah yang jadi buruk namanya. Padahal, ini bukan siswa kami. Pengecekan data alumni, kami tak tahu. Untuk data (Alumni), masih belum dicek," ucapnya.
Budiono pun mengajak ada perbedaan yang harus diambil masyarakat, dalam menyikapi tersebarnya video tak senonoh tersebut.
"Jadi, ini masalah pribadi seseorang. Kalau kejadian di luar sekolah, ya kami mana mampu deteksi 1.000 anak, Kejadiannya dimana dan bagaimana. Ketika pribadi sudah lepas dari sekolah (alumni), ya lepas pula tanggung jawab.

Sedangkan tak lepas saja, kalau kejadiannya tak di dalam sekolah, ya mana mampu sekolah bertanggung jawab. Jadi tak perlu dihubung‑hubungkan lagi. Jumlah siswa kami ada 1.039 siswa. Apa mungkin, guru yang hanya 50 orang bisa mendeteksi seluruh kegiatan di luar sekolah. Ini tanggung jawab ortu masing‑masing dan juga masyarakat," katanya.
Ia pun menyebut, adanya desas‑desus penyebaran video di medsos, yang menyebut nama Smansa sudah merugikan sekolah.