7 Fakta Mengejutkan di Balik Peristiwa Sumpah Pemuda, Nomor 6 Ngga Nyangka Banget
Peristiwa ini menjadi satu tonggak penting dalam sejarah pergerakan nasional bangsa Indonesia.
1. Istilah 'Sumpah Pemuda' Baru Muncul Setelah Kongres

Sumpah Pemuda kini dikenal sebagai tonggak sejarah pergerakan kemerdekaan.
Namun pada saat kongres berlangsung, rumusan yang ditulis oleh Mohammad Yamin ternyata tidak menyebut sebagai 'Sumpah Pemuda'.
Meski telah dibacakan pada kongres, rumusan ikrar itu tidak memiliki judul khusus.
Istilah Sumpah Pemuda baru muncul setelah kongres berlangsung beberapa hari.
Akan tetapi, peringatan Sumpah Pemuda tetap didasarkan pada tanggal pembacaan ikrar, yakni 28 Oktober.
Baca: Sama-sama Gagal Nikah dengan Didi Mahardika, Ini Perbedaan Vanessa Angel dan Jane Shalimar
2. Bahasa Belanda Mendominasi Kongres
Pada saat kongres berlangsung, rupanya bukan bahasa Indonesia yang banyak digunakan pemuda.
Para pemuda yang hadir memilih menggunakan bahawa Belanda dan mendominasi komunikasi di forum.
Sebagian pembicara dalam Kongres Pemuda II menggunakan bahasa Belanda, misalnya Siti Soendari yang turut menyampaikan pidatonya dalam kongres itu.
Tak hanya pembicara, notulen rapat dalam kongres pun ditulis menggunakan bahasa Belanda.
Meski begitu ada juga yang mahir berbahasa Melayu yang kelak menjadi bahasa Indonesia, yakni Mohammad Yamin.
Ia bertugas sebagai Sekretaris Sidang dan menerjemahkan pidato serta kesepakatan sidang ke dalam bahasa Melayu.
Kendati demikian, keputusan akhir kongres akhirnya disepakati bahwa bahasa pemersatu adalah Bahasa Indonesia.