Galau saat Lihat Hidup Orang Lain Lebih Baik di Facebook? Ternyata Ini Fakta Sesungguhnya
Pernahkan Anda merasa galau saat menengok beranda Facebook, Instagram, atau media sosial lainnya?
Selama bertahun-tahun, berbagai penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan media dapat mengurangi tatap muka, mengurangi partisipasi dalam aktivitas yang bermakna, membuat orang lebih malas beraktivitas, dan umumnya mengurangi harga diri seseorang.
Dilansir dari Harvard Business Review, membandingkan diri dengan orang lain bisa memberi pengaruh kuat pada perilaku manusia karena orang cenderung rendah diri ketika melihat kehidupan orang lain lebih baik di media sosial.
Baca: Driver Online dan Sopir Angkot di Balikpapan Nyaris Bentrok
Dan karena yang dilihat hanyalah sisi-sisi baik dan indah dari orang lain, maka seseorang akan mengira kehidupan mereka tidak sebaik kehidupan orang lain.

Ilustrasi galau karena media sosial
Dalam studi, para peneliti merekrut 5.208 orang dewasa yang mewakili populasi Amerika Serikat dan memantau interaksi mereka dengan Facebook selama dua tahun.
Baca: Asli Takjub! 10 Peristiwa Langka Ini Berhasil Diabadikan Kamera, Ini Nyata Loh
Penelitian ini mengukur jumlah tautan yang diklik orang, status yang diperbarui, postingan yang disukai, dan juga melacak hal-hal seperti kepuasan hidup, juga laporan kesehatan mental dan fisik serta indeks massa tubuh.
Secara keseluruhan, hasil menunjukan bahwa interaksi dalam dunia nyata terkait dengan meningkatnya kesejahteraan hidup.
Baca: 13 Fakta Menarik Seputar Bikini, Nomor Terakhir Coba Ada Ya di Indonesia?
Sebaliknya, interaksi dunia maya seperti penggunaan Facebook berpengaruh negatif, teriutama dalam hal kesehatan mental.
Riset tersebut juga menemukan secara konsisten bahwa menyukai konten orang lain dan mengklik link secara terus-menerus akan mengakibatkan penurunan kesehatan fisik, kesehatan mental dan kepuasan hidup.
Baca: Blak-blakan, Sahrul Gunawan Ngaku Pernah ke Alexis! Eh Ngapain Ya?
Hubungan interaksi dunia maya kini telah menjadi hal umum.
Banyak orang berhubungan dengan keluarga, teman bahkan pasangan lebih sering lewat dunia maya dibandingkan dunia nyata.
Padahal, para periset memperingatkan bahwa hubungan dalam dunia maya tidak akan bisa menggantikan interaksi manusia yang sebenarnya. (Kompas.com/Ariska Puspita Anggraini)