Galau saat Lihat Hidup Orang Lain Lebih Baik di Facebook? Ternyata Ini Fakta Sesungguhnya
Pernahkan Anda merasa galau saat menengok beranda Facebook, Instagram, atau media sosial lainnya?
TRIBUNKALTIM.CO -- Pernahkan Anda merasa galau saat menengok beranda Facebook, Instagram, atau media sosial lainnya?
Mungkin Anda kewalahan dengan berita atau notifikasi di dalamnya.
Atau mungkin tertekan karena melewatkan suatu hal.
Bahkan, bisa jadi Anda cemas dengan fakta bahwa kehidupan orang lain nampak lebih baik daripada kehidupan Anda sendiri.
Sebuah studi dari Amerika Serikat menemukan bahwa semakin lama seseorang menghabiskan waktu di media sosial, semakin buruk perasaan yang didapatnya.
Mungkin fakta ini telah anda ketahui.
Baca: Di Sinilah Tempat-tempat Indah dan Romantis yang Bikin Song-Song Couple Jatuh Cinta
Facebook, Instagram dan media sosial lain memang membuat kita 'terhubung dan bisa saling berbagi dengan orang-orang dalam kehidupan kita.
Hampir dua miliar orang menggunakan platform ini.
Namun, peneltian Holly Shakya dari Universitas California dan Nicholas Christakis dari Universitas Yale, mengatakan bahwa berinteraksi lewat media sosial dapat mengurangi tingkat kesejahteraan seseorang hingga delapan persen.


Ilustrasi galau karena media sosial
Dalam penelitan pertama yang mengukur dampak Facebook dalam kehidupan sehari-hari, diketahui, orang rata-rata menghabiskan satu jam di Facebook setiap harinya.
Baca: Begini Cara Hapus Pesan Salah Kamar di WhatsApp
Penelitian dari Deloitte, Amerika Serikat, juga menemukan fakta bahwa banyak orang yang memilih membuka Facebook segera setelah mereka bangun di pagi hari.
Ini menunjukan bahwa manusia lebih memilih memulai harinya dengan gadget daripada berinteraksi dengan manusia, seperti mengucapkan selamat pagi pada pasangan, ibu, atau orang yang membuatkan kopi.
Baca: Sebentar Lagi Facebook Sajikan Konten Berita, Pengguna Harus Bayar?
Selama bertahun-tahun, berbagai penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan media dapat mengurangi tatap muka, mengurangi partisipasi dalam aktivitas yang bermakna, membuat orang lebih malas beraktivitas, dan umumnya mengurangi harga diri seseorang.
Dilansir dari Harvard Business Review, membandingkan diri dengan orang lain bisa memberi pengaruh kuat pada perilaku manusia karena orang cenderung rendah diri ketika melihat kehidupan orang lain lebih baik di media sosial.
Baca: Driver Online dan Sopir Angkot di Balikpapan Nyaris Bentrok
Dan karena yang dilihat hanyalah sisi-sisi baik dan indah dari orang lain, maka seseorang akan mengira kehidupan mereka tidak sebaik kehidupan orang lain.

Ilustrasi galau karena media sosial
Dalam studi, para peneliti merekrut 5.208 orang dewasa yang mewakili populasi Amerika Serikat dan memantau interaksi mereka dengan Facebook selama dua tahun.
Baca: Asli Takjub! 10 Peristiwa Langka Ini Berhasil Diabadikan Kamera, Ini Nyata Loh
Penelitian ini mengukur jumlah tautan yang diklik orang, status yang diperbarui, postingan yang disukai, dan juga melacak hal-hal seperti kepuasan hidup, juga laporan kesehatan mental dan fisik serta indeks massa tubuh.
Secara keseluruhan, hasil menunjukan bahwa interaksi dalam dunia nyata terkait dengan meningkatnya kesejahteraan hidup.
Baca: 13 Fakta Menarik Seputar Bikini, Nomor Terakhir Coba Ada Ya di Indonesia?
Sebaliknya, interaksi dunia maya seperti penggunaan Facebook berpengaruh negatif, teriutama dalam hal kesehatan mental.
Riset tersebut juga menemukan secara konsisten bahwa menyukai konten orang lain dan mengklik link secara terus-menerus akan mengakibatkan penurunan kesehatan fisik, kesehatan mental dan kepuasan hidup.
Baca: Blak-blakan, Sahrul Gunawan Ngaku Pernah ke Alexis! Eh Ngapain Ya?
Hubungan interaksi dunia maya kini telah menjadi hal umum.
Banyak orang berhubungan dengan keluarga, teman bahkan pasangan lebih sering lewat dunia maya dibandingkan dunia nyata.
Padahal, para periset memperingatkan bahwa hubungan dalam dunia maya tidak akan bisa menggantikan interaksi manusia yang sebenarnya. (Kompas.com/Ariska Puspita Anggraini)