Begini Klarifikasi Sandi soal Pejalan Kaki Tanah Abang yang Sebabkan Kemacetan

Salah satu data yang dikumpulkan adalah penyebab kemacetan dan kesemrawutan di sana.

Kompas.com/Sherly Puspita
Pedagang kaki lima (PKL) mengokupasi jalur pedestrian di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (30/10/2017). 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus mengumpulkan data yang akan menjadi basis penataan kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Salah satu data yang dikumpulkan adalah penyebab kemacetan dan kesemrawutan di sana.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, ada beberapa hal yang menyebabkan Tanah Abang macet.

Pembangunan memuncaki urutan faktor penyebab kesemrawutan di sana.

Di posisi kedua Sandi menyebut penyebab kemacetan adalah pejalan kaki.

Hal itu diketahui berdasarkan gambaran kondisi kawasan Tanah Abang yang diambil dengan kamera drone yang terintegrasi aplikasi Qlue dan Waze.

"Temuannya ternyata, ya, (penyebab) kesemrawutan (Tanah Abang) itu adalah satu pembangunan jalan, nomor dua tumpahnya pejalan kaki yang keluar dari Stasiun Tanah Abang, dan ketiga banyak angkot yang parkir liar atau ngetem," ujar Sandi di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (6/11/2017).

Baca: Tanah Abang Macet, Sandiaga Uno Sebut Penyebabnya karena Pejalan Kaki

Baca: Tanah Abang Semrawut Lagi, Lulung Minta Warga yang Enggak Ngerti Jangan Protes!

Sandi mengatakan, PKL memang memiliki dampak pada kesemrawutan kawasan Tanah Abang.

Namun, dampaknya tidak signifikan karena jumlahnya sedikit.

Sandi menyebut keberadaan PKL bukan penyebab utama kemacetan dan kesemrawutan di Tanah Abang.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menuturkan, pernyataan Sandi soal pejalan kaki menjadi salah satu penyebab kemacetan Tanah Abang adalah hasil riset.

"Anda baca yang lengkap, dong. Itu, kan, hasil riset saja," kata Anies, Selasa.

Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus, di area car free day, Minggu (24/9/2017).
Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus, di area car free day, Minggu (24/9/2017).(KOMPAS.com/NURSITA SARI)

Dikritik

Koalisi Pejalan Kaki mengkritik pernyataan Sandi soal penyebab kemacetan di Tanah Abang.

Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus sepakat dengan pernyataan Sandi.

Namun, ia mempertanyakan fungsi trotoar di Tanah Abang seharusnya untuk apa dan siapa.

"Kalau disebutkan seperti itu (pejalan kaki bikin macet), anak TK sekalipun kalau diajak datang dan ditanya yang bikin macet siapa sudah bisa menilai karena pejalan kaki. Namun, masalah mengapa pejalan kaki sampai turun ke jalan, kan, mereka tidak tahu karena trotoar dipakai dagang," ucap Alfred, Selasa.

Baca: Tanah Abang Semrawut Lulung Anggap Hoax, Begini Pembuktiannya Lewat Twitter, Ternyata. . .

Alfred mengatakan, tidak perlu bantuan drone untuk melihat kemacetan di Tanah Abang.

Seseorang dapat datang langsung ke Tanah Abang untuk melihat kemacetan di sana.

Alfred meminta Anies-Sandi tidak menyimpulkan sesuatu hanya dari laporan foto.

Penjelasan Sandi

Kemarin, Sandi kembali menjelaskan maksud pernyataannya soal pejalan kaki menjadi salah satu biang kemacetan di Tanah Abang.

Ia mengatakan, penyebab utama kemacetan di Tanah Abang adalah pembangunan.

"Kedua adalah angkot ngetem. Ketiga adalah penataan 300.000 pejalan kaki yang tumpah dari Stasiun Tanah Abang," kata Sandi.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (6/11/2017).
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (6/11/2017).(KOMPAS.com/NURSITA SARI)

Sandi mengaku tidak menuding pejalan kaki sebagai penyebab kemacetan.

Pejalan kaki justru harus dimuliakan dengan memberi mereka ruang khusus.

Baca: Beginilah Kondisi Pasar Tanah Abang Sekarang. . .

Selama ini, trotoar yang seharusnya khusus pejalan kaki diokupasi PKL.

Akibatnya, pejalan kaki berjalan di badan jalan.

"Begitu keluar (stasiun), kalau mereka enggak disiapkan trotoar yang benar, mereka akan turun ke jalan. Sebab, trotoar diokupasi PKL, ada tukang ojek pangkalan," ucap Sandi.

PKL dan ojek pangkalan yang mengokupasi trotoar hingga badan jalan, kata Sandi, harus ditertibkan sehingga trotoar berfungsi seperti seharusnya.

Pejalan kaki jadi prioritas utama

Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko mengatakan, Sandi tidak bermaksud menyalahkan pejalan kaki sebagai biang kemacetan di Tanah Abang

Menurut Sigit, Sandi hanya ingin memaparkan data yang ada dalam riset.

"Kalau kami hitung perbandingan PKL, pejalan kaki, dan angkutan umum, memang yang paling besar itu pejalan kaki. Dia user terbesar," ujar Sigit.

Itu bukan berarti Pemprov DKI menyalahkan pejalan kaki.

Sigit mengatakan, pihaknya justru sedang mencari cara agar pejalan kaki bisa terfasilitasi dengan baik dan tidak tumpah ke jalan saat keluar dari stasiun.

Menurut dia, saat ini pejalan kaki menjadi prioritas utama dalam penataan Tanah Abang.

"Pejalan kaki adalah yang paling utama. Mereka adalah pelanggan pertama yang harus dilayani," ujar Sigit. (Kompas.com/Nursita Sari)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved