Mengenal Sejarah Kopi Mandailing yang Telah Mendunia, Juga Disajikan di Resepsi Kahiyang-Bobby
Resepsi pernikahan Kahiyang Ayu-Bobby Nasution di Medan, Sumatera Utara akan diselenggarakan Minggu (26/11/2017).
Sementara itu, konsultan kopi dengan lisensi coffee tester berkelas dunia, Adi Taroepratjeka, menggambarkan cita rasa kopi mandailing dengan rasa spicy, agak earthy, dan body-nya cenderung tebal.
Kopi Mandailing Sudah Mendunia
Dalam buku berjudul Dunia Maritim Pantai Barat Sumatera yang ditulis Asnan, menyebutkan dalam catatan sejarah nama kopi mandailing muncul pada akhir abad ke-19.
Satu di antaranya dalam sebuah laporan orang Jerman, nama kopi Mandailing disebut pada salah satu laporan sekitar tahun 1880.
”Awalnya di Minangkabau dikenal kopi arabika. Orang Minangkabau akhirnya menanam kopi robusta meski sempat menolak."
"Nah, kopi ini ternyata tidak terlalu disukai oleh konsumen di banyak negara."
"Kopi yang disukai adalah kopi arabika yang banyak diproduksi di daerah Mandailing."
"Kopi inilah yang kemudian terkenal di dunia,” katanya.
Kopi mandailing masih terus terkenal, bahkan hingga diperdagangkan di luar negeri saat pusat perdagangan berada di Medan tepatnya di pantai timur Sumatera.
Dari pedalaman di Sumatera, kopi itu dikirim lewat sungai hingga melalui pelabuhan di pantai timur Sumatera.
Kopi mandailing kini masih dikenal oleh peminum-peminum kopi di berbagai belahan dunia.
Menurut Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumatera Utara (Sumut) Suyanto Husein, kopi arabika asal Sumut, punya merek dagang Kopi Mandailing di pasar internasional.
Kopi mandailing nampaknya sudah diminati gerai kopi internasional seperti halnya di Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.
Berita ini sudah dimuat di Kompas.com dengan judul Mengenal Kopi Mandailing, Sajian Minuman pada Resepsi Kahiyang-Bobby