Kilas Balik 29 November, Lahirnya Penyerang Haus Gol Berlengan Satu Peraih Juara Piala Dunia

Pada usia 13 tahun ia tertimpa kecelakaan dan lengan bawah kanannya terpotong saat sedang menggunakan gergaji listrik.

Editor: Syaiful Syafar
WIKIPEDIA
Striker timnas Uruguay, Hector Castro (bawah, ketiga dari kiri), menjadi pemain paling spesial karena hanya memiliki satu tangan. 

Insting menyerangnya sebagai striker sempurna kecuali kekurangan fisik yang dimiliki.

Sama halnya dengan mantan pemain Real Zaragoza Alex Sanchez pada era modern, kekurangan fisik pada diri Castro adalah ia hanya memiliki satu lengan.

Hector Castro (kanan) saat membela timnas Uruguay pada 1928.
Hector Castro (kanan) saat membela timnas Uruguay pada 1928. (GOTTFRIEDFUCHS)

Pada usia 13 tahun ia tertimpa kecelakaan dan lengan bawah kanannya terpotong saat sedang menggunakan gergaji listrik.

Apakah Castro mendapat simpati karena kekurangan fisiknya? Jawabannya tidak.

Baca: Ternyata Ini Penyebab Bondan Winarno Maknyus Meninggal Dunia

Menurut jurnalis Uruguay sekaligus pemerhati sejarah olahraga Franklin Morales yang juga dilansir BolaSport.com dari arsip BBC, Castro tidak pernah meminta simpati.

Segala simpati yang ditujukan padanya sirna berkat fisiknya yang kuat dan semangat daya juangnya saat beraksi di lapangan.

Meski hanya memiliki satu tangan Castro mempunyai tekad bermain yang kuat, hal itulah yang membuatnya spesial di mata orang lain sehingga julukan El Divino Manco yang berarti Tuhan Bertangan Satu mendarat padanya.

Kiprah Castro di timnas Uruguay terjadi di usianya masih belia, yakni 18 tahun.

Empat hari sebelum memasuki usia 19 tahun Castro mencetak gol pertamanya bagi Uruguay di laga eksibisi melawan Cile. Saat itu Uruguay menang 2-1.

Tetap konsisten membuat Castro jadi langganan timnas.

Gelar Copa America pada tahun 1926 berhasil ia raih dimana dalam ajang itu ia mencetak enam gol.

Baca: Dari Kutu Buku, Klaim Bujuk Rayu hingga Drama Orangtua, Ini 7 Fakta Video Mesum Samarinda

Dua tahun berselang dalam ajang Olimpiade di Amsterdam, Belanda, Uruguay juga dibawanya meraih emas.

Gelaran Piala Dunia pertama pada 1930 yang berlangsung di negerinya sendiri menjadi puncak karier Castro.

Sumber: BolaSport.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved