Dikenal Bau dan Kumuh, Ternyata Ada Spot yang Indah Loh di Hulu Sungai Karang Mumus

Ternyata, bicara soal Sungai Karang Mumus (SKM) tidak melulu identik dengan kotor, kumuh dan bau.

Penulis: Doan E Pardede |
TRIBUN KALTIM/DOAN PARDEDE
Salah seorang pecinta lingkungan mengamati Kanopi SKM sepanjang 50 meter yang ada di hulu Sungai Karang Mumus, Sabtu (9/12/2017). 

Spot kecil sepanjang sekitar 50 meter ini adalah wajah asli SKM yang masih tertinggal. 

Di sungai sepanjang sekitar 50 meter tersebut, dahan hingga tajuk masing-masing pohon yang tumbuh saling bersentuhan di atas, dan membentuk sebuah terowongan kecil.

Pertemuan tajuk-tajuk ini seakan menjadi atap penutup air yang ada di bawahnya.

Dari Sekolah Sungai yang ada di Jalan Muang Ilir, Gang Tani RT 27 Lempake, lokasi ini bisa ditempuh dengan menggunakan perahu ketinting selama sekitar 20 menit perjalanan. 

Di sepanjang jalan menyusuri aliran sungai, juga bisa ditemui beberapa pohon-pohon asli SKM diantaranya pohon bungur, bamban, dan kariwaya.

Pohon Bungur ini sendiri memiliki bunga yang dijuluki "Bunga Sakuranya" Kota Samarinda.

Bahkan jika beruntung, beberapa hewan liar seperti bekantan, masih bisa terlihat.

Orangtua dan anak-anak terlihat santai bercengkerama di depan rumah, kendati sampah menumpuk di sekitar pemukiman warga Jl Kesehatan dalam, Kelurahan Temindung Permai Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (4/6/2016)
Orangtua dan anak-anak terlihat santai bercengkerama di depan rumah, kendati sampah menumpuk di sekitar pemukiman warga Jl Kesehatan dalam, Kelurahan Temindung Permai Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (4/6/2016) (tribunkaltim.co/cornel dimas satrio kusbinanto)

Beberapa ujung pohon yang sedikit gundul karena habis dimakan Bekantan juga bisa terlihat.

Di sepanjang aliran sungai, juga belum banyak berdiri bangunan.

Hanya terlihat ada sekitar dua buah rumah penduduk dan pabrik tahu. 

Informasi yang dihimpun Tribunkaltim.co ketika menyambangi lokasi, Sabtu (9/12/2017) spot yang oleh pecinta lingkungan disebut 'surga tersembunyi' ini baru empat bulan belakangan bisa dijangkau.

Dulunya, permukaan air ditutupi eceng gondok, rumput liar, dan tak ketinggalan sampah.

Hari demi hari, para relawan yang tergabung dalam Gerakan Memungut Sehelai Sampah SKM (GMSS SKM) melakukan pembersihan.

Rumput dan eceng gondok serta sampah yang menutupi permukaan air sedikit demi sedikit dibersihkan, hingga akhir bisa dilalui.

Naniek Harjanie (Jilbab abu-abu) dan penggagas Gerakan Memungut Sehelai Sampah (GMSS), Misman (tengah) kerja bakti memungut sampah yang menumpuk di bawah jembatan kayu Sungai Karang Mumus Kelurahan Temindung Raya, Sabtu (4/6/2016).
Naniek Harjanie (Jilbab abu-abu) dan penggagas Gerakan Memungut Sehelai Sampah (GMSS), Misman (tengah) kerja bakti memungut sampah yang menumpuk di bawah jembatan kayu Sungai Karang Mumus Kelurahan Temindung Raya, Sabtu (4/6/2016). (tribunkaltim.co/cornel dimas satrio kusbinanto)

"Bagus kan!. Nggak nyangka kan kalau ada yang begitu di Kota Samarinda," ujar Kris, dari GMSS SKM.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved