Bandara APT Pranoto Beroperasi, Jumlah Pengunjung Kota Samarinda Diyakini Naik Dua Kali Lipat
Bahkan Faisal meyakini bahwa jumlah pengunjung ke Kota Samarinda bisa meningkat dua kali lipat dari yang ada saat ini.
Penulis: Doan E Pardede |
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Saat ini, sektor pariwisata di Kota Samarinda masih cukup menjanjikan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Samarinda, HM Faisal kepada Tribunkaltim.co, Sabtu (16/12/2017) mengatakan, kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Samarinda dari sektor pariwisata (perhotelan, kuliner dan hiburan) dari tahun 2012-2017 terus membaik.
Bahkan di tahun 2017 ini, kontribusi sektor pariwisata dalam PAD Kota Samarinda mencapai 25 persen.
"Kalau dinaikkan target tahun 2018, saya juga masih optimistis," ujar HM Faisal.
Dan dengan beroperasinya bandara APT Pranoto di Sungai Siring, Kecamatan Samarinda Utara, sektor pariwisata di Kota Samarinda diyakini akan semakin bergeliat.
Bahkan Faisal meyakini bahwa jumlah pengunjung ke Kota Samarinda bisa meningkat dua kali lipat dari yang ada saat ini.
"Sekecil apapun bandara itu, pasti punya dampak untuk Kota Samarinda. Saya optimistis bisa naik dua kali lipat, bahkan lebih," ujarnya.
Baca juga:
Promotor Terkenal Ini Serius Dukung Pertarungan Manny Pacquiao Vs Conor McGregor
Dituding Tidak Nasionalis oleh Ketum PSSI karena Bermain di Liga Malaysia, Begini Jawabn Evan Dimas
Ancelotti Bakal Gantikan Conte Tukangi Chelsea Sebelum Musim Depan Dimulai?
Usung Tema Kearifan Lokal di HUT Pertama, Receptionist Hingga GM Kompak Berbusana Khas Kalimantan
Bukan Air Mata, Ternyata Jam Tangan Istri Setya Novanto yang Jadi Sorotan, Harganya Bikin Melongo!
Inilah Keistimewaan Mohamed Salah yang Bikin Zidane Terkesima
Yang menjadi permasalahan, kata dia, jumlah pemain khususnya hotel juga terus bertambah.
Bahkan sejumlah kost juga sudah mulai melayani tak ubahnya hotel.
Dan bagi Pemkot Samarinda, bertambahnya jumlah hotel ini akan mendapatkan perhatian serius.
Pasalnya, sangat rawan terjadi persaingan tidak sehat, salah satunya terjadi perang tarif.
Dia berharap, agar perang tarif ini tak menjadi pilihan hotel untuk menggaet tamu.
Menurutnya, masih banyak cara yang bisa ditempuh. Khususnya dalam berinovasi dan berkreasi untuk meningkatkan kualitas layanan pada tamu.
"Jangan lagilah main turun-turunan harga. Sudahlah. Itu sudah zaman bahari itu dulu. Mari kita perang kreativitas," ujarnya. (*)