Ada 1.000 PKL di Kota Tua, Semrawut. . . Akankah Anies-Sandi Menatanya seperti di Tanah Abang?
Trotoar dan jalan diokupasi pedagang kaki lima (PKL) sudah bukan perkara mengangkut satu-dua gerobak lagi.
Tak hanya pejalan kaki dan pengendara yang terdampak kesemrawutan PKL itu.
Sesama pedagang pun kesal dengan kegiatan liar tersebut.
Waryani, pedagang nasi goreng di Lokbin Kota Intan misalnya.
Sejak 2001, Waryani berjualan nasi goreng di depan Museum Wayang dan sekitar Kota Tua secara liar.
Namun akhirnya ia ditempatkan di Lokbin Kota Intan di Jalan Cengkeh.
Sayangnya, Lokbin Kota Intan sepi pengunjung. Waryani menuding hal itu disebabkan akses yang buruk serta masih adanya PKL liar.
"Itu harus ditertibkan, supaya penglaris ke sini. Kalau yang di luar masih jualan ya pengunjung pasti lebih pilih yang sana," ujar Waryani.
Ketika Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengunjungi Lokbin Kota Intan pada Minggu (31/12/2017), ia mendengar langsung keluhan dan permintaan itu.
Namun Sandiaga mengatakan, pendekatan yang ia dan Anies terapkan terhadap PKL adalah penataan, bukan penertiban.
Ia meminta waktu untuk memikirkan konsep penataannya.
Baca: Tak Disiplin, Tunjangan ASN Dipotong Rp 100 Ribu per Hari!
Baca: Man United dan Liverpool Tampil di Awal Tahun, Inilah Hasil Lengkap Liga Inggris 1 Januari 2018!
Baca: Doyan Makan Jeruk? Habis Itu Jangan Buang Kulitnya Ya, Ini Manfaatnya!

Pedagang kaki lima (PKL) memenuhi trotoar di depan Museum Bank Mandiri di Jalan Pintu Besar Utara, Senin (1/1/2018).
"Kami mohon tentunya teman-teman para pedagang kecil untuk beri waktu kami. Karena di luar sana kami tata lebih dari 1.000. Di sini hanya 456, jadi gimana coba nanti kami ciptakan solusi," ujar Sandiaga saat itu.
Baca: 3 Kali Cuma Dapat Hasil Imbang, Akhirnya Manchester United Kembali ke Jalur Kemenangan