Heboh, Ini Kisah Atlet Transgender Thailand yang Tampil dengan Lipstik dan Bra saat Berlaga di Ring
Kini Rose yang selalu memakai lisptik dan bra di atas ring tengah berlatih keras bersama saudara kembarnya sebagai persiapan untuk tampil di Perancis.
TRIBUNKALTIM.CO, CHACHOENGSAO - Kehadiran Nong Rose di atas ring Thai Boxing telah meresahkan banyak atlet olahraga tersebut.
Kini Rose yang selalu memakai lisptik dan bra di atas ring tengah berlatih keras bersama saudara kembarnya di provinsi Chachoengsao sebagai persiapan untuk tampil di Perancis.
Berlatih keras bersama saudara kembarnya, Somrak Polchareon, Rose (21) mengulang semua teknik yang telah mereka pelajari sejak berusia delapan tahun.
Baca: Bikin Ngakak Ulah Beberapa Penelpon Call Center Polisi. Ada yang Laporkan TV Rusak, dan Minta Ini
Baca: Bukan Ramalan, 7 Peristiwa Direncanakan Terjadi Tahun 2018, yang Terakhir di Kaltim Juga Lho
Baca: Gegara Tampar Tentara Israel, Remaja Wanita Palestina Ini Dikenai 12 Dakwaan
"Sejak masih kecil, kami telah berkelahi. Namun dia selalu lebih kuat daripada saya," kata Somrak kepada AFP. Sebegai pria, Rose memiliki nama asli Somros Polchareon.
Sejak kecil, Somros merasa dirinya sebagai seorang wanita yang terperangkap pada tubuh seorang pria. Sejak usia 14, ia memutuskan untuk berlaku dan berpenampilan sebagai seorang wanita.
Namun di atas ring, tidak banyak pihak yang mau menerima statusnya sebagai seorang wanita.
Baca: Terlewat Supermoon Dinihari Tadi? Tenang, Anda Masih Bisa Menikmatinya di Akhir Bulan Ini
Baca: Ketua PKB Kaltim Tunggu Hasil Pemeriksaan Jaang di Mabes Polri
Baca: Speedboat Anugerah Express Terbalik, Jumlah Penumpang masih Simpang Siur
"Saat saya mulai bertarung sebagai wanita, saya khawatir tidak diterima masyarakat, terutama penggemar Thai Boxing" katanya.
Banyak atlet pria Thai Boxing yang menganggapnya sebagai lawan yang harus dikalahkan karena status kelaminnya.
"Di desa, semua orang mengenal saya, jadi semuanya lebih mudah," kata Rose.

"Namun di kota, beberapa petinju memandang saya secara salah dan beranggapan, seorang transgender tidak boleh menang."
Nong Rose yang memutuskan terjun secara profesional setelah lulus SMA dua tahun lalu, mematahkan anggapan buruk tersebut dengan prestasi.
Ia memenangi separuh lebih dari 300 pertarungannya.
Baca: Regulasi Liga 1 2018 hanya Berubah 20 Persen. Apa saja?
Baca: Asyik, GM AP I Bandara SAMS Sepinggan Beri Souvenir Penumpang Pertama
Baca: Mitra Kukar akan Tantang Juara Liga Super Malaysia
Saat ini ia mendapat julukan sebagai petarung dengan lutut baja.
"Saat bertarung, dia selalu mengejar dan menghantam tubuh kita dengan lututnya," kata Chalongchai Meemindee yang pernah menghadapi Rose, November lalu.
"Kehadiran Rose di atas ring dapat memberi warna kepada olahraga ini dan menarik minat pengunjung, terutama orang asing," tambah Chalongchai.(*)