Edisi Cetak Tribun Kaltim
Penuh Drama dan Kejutan, Akhirnya 4 Paslon Berebut KT 1
Pilgub Kaltim 2018 nanti akan bertarung sengit. Pasalnya masing-masing paslon memiliki basis massa dan parpol pendukung yang hampir sama
Penulis: tribunkaltim | Editor: Januar Alamijaya
Informasi yang dihimpun Tribun, DPP PDI-P memilih figur Rusmadi Wongso dan Safaruddin, karena memiliki visi untuk membangun kepentingan Kaltim dengan bersinergi program pemerintah pusat.
Selama melakukan sosialisasi atau pengenalan diri sebagai figur yang tampil maju di Pilgub Kaltim, keduanya memiliki popularitas yang terus meningkat. Keduanya dikenal dari latar belakang birokrat. Rusmadi tercatat sebagai Sekda Provinsi Kaltim sosok santun dan ramah. Sementara, Safaruddin yang pernah menjabat Kapolda Kaltim, dikenal tegas dalam bersikap.
Baca: Sakit Gigi, Kemudian Minum Obat, Wajah Wanita Ini Malah Jadi Hancur tak Berbentuk
Sekretaris DPD PDI-P Kaltim Ananda Emira Moeis saat dikonfirmasi mengatakan, politik itu dinamis. DPP PDI-P menugaskan Safaruddin dan Rusmadi Wongso.
"Kita sedang konsolidasi dengan partai koalisi (DPP Partai Hanura). Besok kami sudah ada di Kaltim sambil mempersiapkan beberapa dokumen dari DPP," kata Nanda -- sapaan akrab putri politisi senior Emir Moeis, kepada Tribun, Senin (8/1) sore.
Setelah menetapkan pasangan Rusmadi Wongso-Safaruddin segera mendaftarkan ke KPU Kaltim. "Rencanan jam 1 siang tanggal 10 Januari kita daftar ke KPU," ujarnya.
Ketua DPD Partai Hanura Kaltim Herwan Susanto juga membenarkan, partainya memilih bergabung PDI-P mengusung Rusmadi Wongso dan Safaruddin. Menurut dia, keputusan penetapan paslon kewenangan DPP melalui Ketua Tim Pilkada Pusat. "Keputusan sudah ada. Kita siap melaksanakan dan menjalankan perintah DPP untuk memenangkan pasangan yang kita usung," tegasnya.
Baca: VIDEO - Batal Maju di Pilgub Kaltim 2018, Rizal Effendi: di Politik Segalanya Bisa Terjadi
Terkait batalnya Awang Ferdian Hidayat diusung PDI-P, dan memilih menerima pingangan dari Partai Demokrat berpasangan dengan Syaharie Jaang, Sekretaris DPD Partai Demokrat Kaltim Edy Russani mengatakan, perubahan politik jelang penetapan paslon sangat dinamis.
"Itulah politik. Pak Jaang dan Pak Ferdi daftar tanggal 10 jam 10 pagi," kata Edy kepada Tribun.
Begitu juga dengan Partai Golkar. Partai berlambang pohon beringin dikenal sudah cukup mapan. Namun konstelasi di internal membuat DPP Partai Golkar mengambil langkah keputusan yang tidak sejalan dengan pengurus partai tingkat kabupaten/kota.
Pasca Bupati Kukar (non aktif) ditahan KPK, pengurus DPD II Kabupaten/Kota menyatakan, mendukung Sofyan Hasdam berpasangan Makmur HAPK. Belakangan muncul nama figur lain, yakni Rusmadi Wongso dan Hetifah. Dua nama tersebut, sempat menjadi pembahasan bongkar pasangan seperti Sofyan Hasdam-Rusmadi dan Makmur HAPK-Hetifah.
Namun, lagi-lagi DPP Golkar memiliki kewenangan penuh. Alhasil, di luar dugaan, DPP memutuskan pasangan cagub dan cawagub Kaltim, Andi Sofyan Hasdam berpasangan dengan Nusyirwan Ismail. Nusyirwan merupakan Wakil Walikota Samarinda yang tercatat sebagai kader Partai Nasdem.
Baca: Ilmuwan Ungkap Anjuran Minum 8 Gelas Tiap Hari Ternyata Menyesatkan, Begini Seharusnya
Penetapan pasangan Sofyan Hasdam-Nusyirwan Ismail, berdasarkan SK DPP Nomor : R-680/GOLKAR/I/2018 tentang persetujuan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kaltim. Surat dikeluarkan 8 Januari 2018 ditandatangani Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Sekretaris Idrus Marham.
Sekretaris DPD I Partai Golkar Kaltim Abdul Kadir dikonfirmasi membenarkan, Partai Golkar dan Nasdem sepakat mengusung Sofyan Hasdam dan Nusyirwan Ismail maju di Pilgub 2018.
"Insya Allah sudah fixed. Rencananya kita daftar Rabu besok. Sekarang, kita sedang menyusun dan menyiapkan dokumen kepartaian. Misalnya pendaftaran pasangan calon dan pendaftaran calon di KPU Kaltim," tutur Kadir, kepada Tribun, Senin (8/1/2018) sore yang sedang berada di Balikpapan.