Piala Gubernur Kaltim
Borneo FC Tak Pernah Tuai Hasil Bagus di Stadion Palaran, Begini Pengakuan Srdan Lopicic
Di balik hasil negatif itu, rupanya Borneo FC menyimpan kisah tersendiri di Stadion Utama Palaran Samarinda, Kalimantan Timur.
Penulis: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto |
Di PGK Jilid II tahun 2018, mitos tentang Stadion Palaran berlanjut lagi untuk Borneo FC.
Di laga pembuka, Borneo FC tampak kesulitan melawan Mitra Kukar. Skor imbang kacamata mewarnai laga di waktu normal. Borneo FC baru bisa menentukan kemenangan di babak adu penalti.
Berlanjut ke semifinal melawan Sriwijaya FC, Borneo FC juga gagal menuai hasil positif.
Baca juga:
Persiba Menang, Rahmad Masud Ingin Tahun Depan Adakan Lagi Trofeo
Pemerintah Kembali Buka Pendaftaran CPNS Tahun 2018, Inilah Sektor yang Diprioritaskan
Terkesan Antusiasme Masyarakat Indonesia, Ini Dia Empat Pemain Asing yang Berharap Dinaturalisasi
Sempat unggul dua kali dari Sriwijaya, Borneo FC justru ditahan imbang di penghujung laga dengan skor 3-3. Sriwijaya FC akhirnya berhak melangkah ke final usai memenangkan duel penalti.
Peruntungan Borneo FC tak jua berusaha di laga perebutan tempat ketiga melawan Persebaya. Pesut Etam takluk di waktu normal dengan skor tipis 1-0.
Laga ini sekaligus menutup rangkaian minor Borneo FC di Stadion utama Palaran.
Gelandang Borneo FC, Srdan Lopicic, mengakui timnya memang kesulitan ketika berlaga di Stadion Palaran.
Ia merasakan ada sesuatu yang hilang saat timnya bermain di stadion Palaran.
Menurutnya pemain Borneo FC lebih merasakan atmosfer pertandingan yang nyaman saat timnya bermain di stadion Segiri, Samarinda.
Stadion Segiri yang dijuluki "Kandang Neraka" ini memang membuat Pesut Etam seperti di rumah sendiri.
"Ini (stadion Palaran) bukan 'neraka' kami. Neraka kami ada di stadion Segiri. Sangat sulit menjelaskan ini, tapi kami merasa sangat nyaman dan seperti rumah sendiri di stadion Segiri," ujar Lopicic kepada Tribunkaltim.co, Senin (5/3/2018).