Alumni SMPN 1 Nostalgia Naik Angkot Keliling Kota dan Bahas Uang Saku
Wisata memori, jadi kita jalan-jalan ke tempat yang collectible memori, bahwa memori kita bersama, ada di tempat itu.
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Alumni SMPN 1 Balikpapan Angkatan 1988 menggelar reuni dengan tema "Tiga Puluh Tahun Kemudian", Sabtu (14/4), di berbagai tempat di Balikpapan.
Sesuai dengan temanya, reuni ini adalah reuni siswa-siswi SMPN I Balikpapan Angkatan 88 yang sudah lama tidak bersua selama 30 tahun.
Nino, ketua panitia reuni SMPN I Balikpapan Angkatan 1988 menuturkan, reuni ini sebagai sarana silaturahmi dengan rekan-rekan zaman SMP dengan konsep kembali ke masa lalu.
"Nomor satu, tentu silaturahmi, yang kedua kita reuni dengan konsep flashback ke masa lalu, dengan suasana yang kekinian. Seperti tema kita 30 tahun yang lalu suasananya begitu, sekarang 30 tahun kemudian suasananya begini. Tujuannya kalo bahasa kerennya brotherhood, untuk persaudaraan," ujar Nino.
Dimulai dengan senam pagi sekolah, kemudian berfoto dengan teman-teman sekelasnya dahulu kala, dilanjutkan dengan wisata memori ke tempat tempat bersejarah di masa lalu dan kekinian di masa sekarang.
Menggunakan angkutan kota, para alumni Spansa '88 ini konvoi ke tempat-tempat tujuan wisata memori untuk menghidupkan kembali kenangan masa lalu dengan rute melewati jalan Prapatan, menuju mercusuar Tukong Hills, kemudian turun ke Melawai, lalu ke Pantai Batu-Batu Banua Patra, berakhir istirahat di Dahor Heritage Museum dan berfoto di titik-titik tersebut, dan diakhiri dengan membuat formasi di Helipad.
"Wisata memori, jadi kita jalan-jalan ke tempat yang collectible memori, bahwa memori kita bersama, ada di tempat itu. Terutama sambil memperkenalkan tempat tempat bagus yang istilahnya instagramable, jadi lokasi-lokasi bagus untuk berfoto. Sebenarnya tempat-tempat itu juga tujuan wisata di Balikpapan terutama wisata memori. Artinya kami 30 tahun yg lalu sekolah, punya memori bagus di Balikpapan," pungkasnya.
Terdengar dari angkutan kota, salah satu alumni spansa '88 bertanya kepada supir angkot tentang tarif di masa sekarang.
"Kalau saya ingat dulu itu bayar angkot 150 rupiah. Soalnya dua kali naik angkot, diberi (uang saku) mama 300 rupiah," ucapnya disambut gelak tawa teman-teman SMP nya.
Untuk mengumpulkan para alumni, panitia berhasil mengumpulkan 220 database online dari 250 nama yang diingat. Kemudian dari 180 peserta yang menghadiri reuni, 80 orangnya berasal dari luar kota Balikpapan. Untuk itu, mereka membuat grup jejaring sosial, Whatsapps untuk saling berkoordinasi demi meramaikan reuni ini.
"Mereka semua punya memori yang baik tentang Balikpapan. Paling jauh ada dari Medan sampai Manado, domisili. Melihat sejarahnya Balikpapan itu melting pot, tempat berkumpulnya orang-orang dari seluruh Indonesia. Dan datang semua dari mana mana. Kita jadi punya grup whatsapp, kita bagi beberapa chapter. Ada chapter Jakarta, meliputi Sumatra sampai Jabar; chapter Jogja, meliputi Jateng sampai Bali; chapter Balikpapan dan chapter Samarinda, Kalimantan dan Sulawesi. Sama ada chapter Luar Negeri untuk koordinasi dengan orang orang (alumni) yang di luar negeri," jelasnya.
Salah satu alumni Spansa '88 yang berdomisili di Samarinda mengaku terkesima dengan jumlah peserta reuni yang hadir.
"Ini reuni merekatkan silaturahmi. Ternyata, luar biasa yang datang. Diluar dugaan, banyak sekali," ujar Sarwono, yang sekarang menjadi anggota DPRD kota Samarinda.
"Luar biasa, 30 tahun dengan berbagai memori. Tapi sekali lagi mengingatkan memori ini kita dulu pernah punya harapan, ada yang obsesinya menjadi kenyataan, ada yang punya cita-cita sederhana tapi melampaui dari cita-citanya. Tapi yang menarik, apapun sekarang yang menjadi aktivitas pekerjaan teman-teman, begitu ketemu, sama, kita saudara. Tidak memandang jabatan, tidak memandang posisi. Semuanya sama, kita keluarga besar alumni SMP N 1 Balikpapan," pungkasnya.
Rangkaian reuni hari ini memaskui hari ke 2. Sebelumnya, hari Jumat (13/4), para alumni Spansa '88 ini bertakziah ke makam guru-guu yang telah berjasa mendidik mereka. Beberapa guru juga turut diundang untuk hadir bersama-sama menjalin silaturahmi.
"Hari pertama kita takziah. Kemudian yang kedua kita undang guru-guru untuk turut hadir. Ada yang sudah pensiun, di Sulawesi, kita undang dan mereka hadir. Mulai tadi malam dan tadi pagi kita berkumpul. Jadi bukan hanya reuni kepada siswa SMP 1 '88, tapi kita juga menghadirkan guru-guru kelas kita, untuk menghidupkan suasana, mengingat memori 30 tahun lalu, berperan serta memberikan pengayaan memori," ujarnya.
Nino mengungkapkan, bahwa reuni SMPN 1 Balikpapan angkatan 88 ini bisa menjadi sarana untuk bisa tetap menjalin persahabatan dan persaudaraan.
"Jadi ini tentang persahabatan selama 30 tahun, yang setelah ini berubah menjadi persaudaraan," ujarnya. (*)