Sedih. . . Menteri Susi Sebut Pulau Maratua Surga bagi Pengebom Ikan

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, melalui akun twitternya menyoroti Kabupatan Berau dan juga wilayah Kaltim lainnya.

TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN
Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti menggelar konferensi pers di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jl. Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Kamis (8/12/2016). Dalam acara tersebut Menteri Susi mengaku sebagian dinas pemerintah selewengkan bantuan. 

Laporan wartawan Tribun Kaltim, Geafry Necolsen

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, melalui akun twitternya menyoroti Kabupatan Berau dan juga wilayah Kaltim lainnya, sebagai surga bagi para pelaku pengeboman ikan.

Cuitan Menteri Susi ini merujuk pada link berita salah satu media daring, yang memberitakan penggagalan penyelundupan pupuk asal Tiongkok, yang diyakini digunakan sebagai bahan baku pembuat bom ikan.

“Maratua dan wilayah Kaltim lainnya memang surganya pengebom ikan/destructive fishing. Pengelolaan konservasi di Berau tidak jalan. Cenderung hanya eksploitasi saja. 5 tahun ke depan keindahan karang di Maratua akan habis. Penyu hijau turun lebih dr 50% sudah terjadi,” tulis Menteri susi diakhiri dengan sederet emoji sedih.

Baca: Terungkap Ini Penyebab Stefanus Marah dan Habisi Nyawa Calon Istrinya

Cuitan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti melalui akun Twitternya mendapat berbagai tanggapan dari para warganet, termasuk masyarakat Berau sendiri.
Cuitan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti melalui akun Twitternya mendapat berbagai tanggapan dari para warganet, termasuk masyarakat Berau sendiri. (Twitter)

Cuitan menteri nyentrik ini tentu saja menjadi viral dan mendapat banyak tanggapan dari warganet.

Bahkan, warganet asal Kabupaten Berau sendiri mengakui, di wilayahnya masih kerap terjadi aksi pengeboman ikan.

Baca: BREAKING NEWS - Kebakaran Besar Landa Permukiman Temindung Permai saat Warga Tidur Pulas

“Saya pernah ada proyek penelitian di Maratua tahun 2016 bu Susi. Sebagian masyarakat memang tidak memahami dampak buruk pengeboman ikan. Wacana sustainability sangat susah pendekatannya. Dan padahal kalau dipikir-pikir Maratua itu potensial sekali,” jawab pemilik akun twitter @finaduha.

Cuitan ini juga menjadi bahan bahasan sejumlah komunitas, seperti komunitas Berau Journalist Divers dan Berau Freedivers.

“Ga usah jauh-jauh (ke laut), sisik penyu aja dijual di acara MTQ,” tulis Muhammad Tanto, anggota Komunitas Berau Freedivers, Senin (7/5/2018).

Baca: Debat Publik Pilgub Kaltim Kedua di I News TV, Tiap Paslon Siapkan Isu Kesejahteraan

“Mention (sebut) ke (akun twitter) bu Susi soal itu, kalau dibalas, bu Susi langsung kontak bupati,” tulis akun Ervin Trisna Amijaya.

Sebelumnya, dalam sebuah rapat di Sekretariat Kabupaten Berau, Wakil Bupati, Agus Tantomo menyebutkan, ada sebuah pulau, di mana 80 persen nelayannya memang tidak memiliki keterampilan sebagai nelayan, kecuali dengan cara mengebom ikan.

“Saya lakukan survei, dan saya tidak mengada-ada, ada pak camat yang mendegarkan langsung saat acara Musrembang di Kecamatan Batu Putih. 80 persen nelayan di Balikukup hanya bisa mengebom, tidak bisa melakukan penangkapan ikan seperti nelayan lainnya,” ungkap Agus.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved