Setiap Lebaran Sampah Menumpuk Tak Terangkut, Begini Solusi LSM Stabil Balikpapan

"Masyarakat selama ini tidak teredukasi mengenai bagaimana cara mengolah sampah rumah tangga," katanya.

Penulis: Budi Susilo |
Tribunkaltim.co/Budi Susilo
Mulyani berbaju kaos putih, melintasi depan bak sampah umum di Jl Sumber Rejo Satu, depan Gang Pendowo RT 37, Kecamatan Balikpapan Tengah, Provinsi Kalimantan Timur pada Sabtu (16/6/2018) pagi. Kondisi sampah menumpuk, berserakan keluar dari bak sampah. 

Laporan Wartawan Tribunkaltim Budi Susilo

TRIBUNKALTIM.CO BALIKPAPAN - Penumpukan sampah yang terjadi saat momen Idul Fitri di beberapa bak sampah umum wilayah Kota Balikpapan bukan alasan karena kurangnya armada angkutan sampah.

Hal ini ditegaskan Koordinator Sentra Program Pemberdayaan dan Kemitraan Lingkungan (Stabil) Balikpapan, Hery Sunaryo, kepada Tribunkaltim melalui sambungan telepon selulernya pada Rabu (20/6/2018) siang.

Dirinya ungkapkan, armada angkutan sampah yang ada di Kota Balikpapan sudah bisa dikatakan cukup ideal.

Ketika di luar hari raya Idul Fitri selalu bisa ditangani secara baik, tidak sampai sampah menumpuk hingga menggunung.

"Hari biasanya bisa berjalan normal. Tidak ada kendala," katanya.

Karena itu, alasan penumpukan sampah saat Idul Fitri karena kurangnya armada angkutan sampah itu bukan sebuah pola pikir yang logis.

Menurutnya, persoalan mendasar saat terjadi tumpukan sampah di hari raya Idul Fitri karena beberapa pegawai atau petugas kebersihan yang biasa melakukan angkut sampah ternyata banyak yang ikut merayakan Idul Fitri.

"Yang biasa menjadi petugas kebersihan merasakan hari raya Idul Fitri, ditambah ada pasokan sampah lebih besar jelas sampah menumpuk," kata Hery. 

Kedepan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Balikpapan perlu melakukan terobosan, satu diantaranya harus berani memberikan insentif bayaran yang lebih besar bagi para petugas kebersihan yang bekerja saat momen Idul Fitri.

"Memberikan insentif kepada petugas kebersihan akan memberikan semangat dan menunjukkan tanggung jawabnya untuk membersihkan bak-bak sampah," imbuhnya.

Baca juga:
 
 

Mengenai imbauan DLH Balikpapan kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah sehari sebelum hari raya Idul Fitri dan saat momen Idul Fitri bisa dikatakan bukan langkah yang tepat.

Mengingat masyarakat Balikpapan saat momen Idul Fitri banyak mengkonsumsi yang akibatnya banyak menimbulkan sampah rumah tangga.

"Masyarakat selama ini tidak teredukasi mengenai bagaimana cara mengolah sampah rumah tangga," katanya.

Mengacu dalam Undang-undang Pengelolaan Sampah memang dianjurkan penanganan sampah bisa dimulai dari lingkungan rumah tangga.

Persoalannya, kata Hery, DLH Balikpapan sampai sejauh ini tidak memberikan edukasi kepada setiap rumah tangga dalam mengelola sampah.

"Tidak tahu mana sampah organik yang bisa dikelola dan yang non organik. Belum berjalan edukasinya, bagaimana cara mengolah sampah tidak dilakukan," ujarnya.

Padahal, tambah Hery, sampah organik bisa dikelola oleh warga menjadi kompos tidak perlu buang sampah sampai menumpuk ke penampungan bak-bak sampah umum.

Lihat yang terjadi, setiap tahunnya, penumpukan sampah di bak sampah umum selalu terjadi terutama ketika hari raya Idul Fitri, banyak ditemukan sampah berserakan menumpuk di lokasi bak sampah umum.

Dia sangat menyayangkan, fenomena ini bagian peristiwa yang selalu berulang tiap tahunnya.

Seharusnya, imbuh Hery, pemerintah kota dalam hal ini DLH Kota Balikpapan semestinya perlu mengevaluasi.

"Setiap tahun selalu terjadi. Tidak ada perbaikan, selalu terulang, artinya pihak DLH tidak melakukan evaluasi secara baik," kata Hery. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved